Saat ini hari sudah mulai gelap dan langit Menampakkan sinar bulan dan bintang
malah ini aureli dirumah sendirian karna papa dan mama nya pergi entah kemana, sedangkan kak bagas sekarang lagi dirumah mertua nya, yaitu orang tua nya kak ayu,
Ya ini sudah 5 bulan kak bagas menikah dengan kak ayu.
Saat aureli sedang menonton televisi dengan posisi yang sangat nyamannya tiba-tiba ada suara ketukan pintu yang mengharuskan aureli mematikan televisinya lalu beranjak dari sofa dan menuju pintu untuk membuka kan pintu tersebut
Setelah membuka pintu aureli menemukan seorang gadis yang sedang berdiri dihadapannya dan ia pun langsung menyapa nya "eh rein, ada apa?" sapa aureli kepada orang tersebut yang ternyata adalah reina
"rell, lo tu bego banget sih! Kenapa lo gamau nerima rendy?! Padahal lo tau sendiri rendy tu udah kaya, ganteng, idaman para cewek! Kurang apa cobak?! Gue yakin dia juga serius sama lo" tanpa basa-basi reina langsung meluapkan amarahnya yang menjadi alasan tujuannya ia kesini
"apaan sih lo rein? Gue tu gasuka sama dia" aureli yang masih menghaluskan nada bicaranya
"karna apa? Karna lo masih nungguin Fandi?. Buat apa lo nungguin orang yang udah jelas-jelas ninggalin elo!. Apa sih yang lo harepin dari si Fandi?!" reina yang masih dengan amarahnya
"elo tu gatau apa-apa rein!" aureli yang mulai meninggikan nada bicaranya
"hei sadar rell, dia tu udah gak pernah ngabarin elo, dan elo masih yakin dia bakal balik lagi kesini? Mungkin dia juga udah punya pacar disana!" reina yang seakan-akan ingin menyadarkan aureli
"eh rein, lo jangan ngomong yang enggak-enggak ya tentang Fandi!" aurel yang telinganya mulai panas karna tak suka mendengar ucapan reina
"dulu aja waktu dia ngejar-ngejar elo lo cuekin, sekarang dia pergi lo harepin" reina dengan senyuman miring nya mengingat masa dimana dulu aureli selalu menolak Fandi "apasih alesannya elo nunggu dia?" tambahnya yang menanyakan hal tersebut pada aureli
"karna gue udah jatuh cinta sama dia" pernyataan aureli mengatakan jatuh cinta yang hanya didengar sekali oleh reina dalam seumur hidupnya berteman dengan aureli
"cinta? Apa yang lo cinta dari dia?" reina yang semakin ngegas menyahutnya
"cinta gue ke Fandi tanpa alesan rein, kalo elo tanya apa alasannya, tanya nih hati gue" jawab aureli dengan menurunkan nadanya lelah karna berdebat dengan sahabatnya itu
"sumpah ya rel, apa susahnya sih lo pindahin rasa suka lo yang tadinya ke Fandi sekarang jadi ke rendy" sahut reina seakan-akan tidak tau apa artinya itu cinta
"cinta gak bisa di ubah-ubah rein, saat gue udah sayang sama seseorang, gue udah gak tertarik lagi sama siapa pun rein" jawab aureli masih kekeh dengan pendiriannya
"gue tu gak habis pikir tau gak sama lo..."
perkataan reina yang terhenti karna sahutan aureli "gue yang gak habis pikir sama lo" sahut aureli
"lo tu kenapa sih jadi posesif kek gini? Gara-gara rendy tu temennya Kevin jadi lo pengen gue bersanding sama rendy orang yang bahkan gak gue cinta sama sekali, Iya? Asal lo tau ya rein, cinta tu gak bisa dipaksain, cinta juga gak bisa di ukur dari segi materi maupun fisik!. Cinta tu tumbuh dari hati setiap masing-masing orang yang ngerasain nyaman satu sama lain" tambah aureli panjang lebar yang membuat reina mematung dan berdiam tanpa sedikitpun kata yang dikeluarkan dari mulutnya saat ini
"sorry rein, gue capek, gue ngantuk, gue mau tidur" sahut aureli bermaksud mengusir reina secara halus karna ia tak ingin berselisih paham terlalu banyak dengan sahabatnya itu
"oke gue pergi, thanks atas waktunya" jawab reina yang mulai mengalah dengan segala pernyataan aureli dan langsung membalikkan badan dan pergi meninggalkan rumah aureli
Aureli yang tak lagi melihat punggung reina langsung menutup pintu nya kembali dan kali ini ia tak pergi untuk menonton televisi kembali seperti tadi, melainkan masuk ke kamarnya"kalo gue pikir-pikir bener juga apa kata rein, ngapain juga gue nungguin Fandi? Andre, dia lumayan, asik, baik lagi.
Rendy, dia kaya, ganteng, idaman para cewek lagi. Tapi entah kenapa pikiran gue gak bisa lupain dia, dan hati gue gak bisa lepas untuk keluar dari dia. Gue terlalu sayang sama dia" resah aureli setelah membaringkan badannya ke kasur empuknyaDengan menarik nafas panjang dan mengeluarkan secara perlahan "ahhhh, gue kangen sama lo Fann. Kapan sih lo balik? Nunggu gue dilamar sama orang lain?" tanya aureli dan dijawab nya sendiri
"kenapa sih lo gak pulang-pulang? Apa lo lupa sama janji-janji lo? Dan kenapa lo gak pernah ngabarin gue Fan? Apa lo lupa sama gue? Gue kangen banget sama lo" gerutu aurel tanpa henti-hentinya
"udah ah, fokus aja sama kuliah dulu! Ngapain juga gue mikirin dia, toh belom tentu juga dia mikirin gue. Tidur aja ahh" putus aureli
*****
Bahkan gue nunggu kedatangan tak pasti yang lo janji'in ke gue Fan - aurelinisa azzahra
____________
Update nih, jangan lupa dibaca ya
Love yuuu para readers 💗nanaandiadp
KAMU SEDANG MEMBACA
About Waiting (TentangPenantian)
Ficção AdolescenteBerawal dari ketidaksengajaan yang mungkin itu sudah di atur oleh yang maha kuasa. Dan Penantian menjadi sebuah hal yang menjadikan ku seorang yang setia dan sabar menunggu ketidak pastian. Awalnya ragu menantinya, takut jika Penantian ini menjadi...