CHAPTER 3

1.2K 127 8
                                    

Saat ini so hyun berada di atap sekolah bersama 3 yeoja yang selalu mengganggunya. “apa mau kalian?” tanya so hyun dengan wajah datar. Sebenarnya dia sudah tahu bahwa ketiga yeoja ini ingin melakukan sesuatu yang pastinya akan merugikan dirinya. “kudengar, kau kena hukum membersihkan kelas kosong bersama jungkook..hanya berdua, benarkan?” ucap soo bin sambil menatap tajam so hyun. “jungkook? Siapa dia? Ah, pasti bocah kurang ajar itu, ya? Emang kenapa kalau itu benar?” ucapan so hyun barusan membuat soo bin naik darah. “apa maksudmu dengan bocah kurang ajar? Emang kau siapa berani memanggilnya seperti itu. dia itu jauh lebih kaya darimu sehingga kau tak berhak menghinanya seperti itu.”

“hanya karena dia kaya bukan berarti dia seenaknya bertindak tak senonoh seperti itu” ujar so hyun sedikit penuh kekesalan. Ia jadi teringat kejadian dimana namja yang ia ketahui bernama jungkook itu tampak mencoba menciumnya. Ia lega bahwa park seongsaengnim datang diwaktu yang tepat. “tak senonoh? Apa maksudmu?” tanya soo bin bingung. “dia hampir saja menciumku” ucapan so hyun barusan membuat soo bin malah semakin kesal. Lalu soo bin melangkah mendekati so hyun dan langsung mencengkram kerah baju seragam so hyun. “kau kira jungkook serendah itu sampai ia berani melakukan hal-hal seperti itu? jangan asal bicara, yeoja gila.” Ucap soo bin sambil mendorong so hyun kesamping cukup kuat sehingga yeoja itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
So hyun memejamkan matanya menahan sakit di lututnya yang saat ini mengeluarkan cairan merah pekat. so hyun tak ingin melawan seperti apa yang ia lakukan terhadap jungkook tadi karena ia akan merasa bersalah, bagaimanapun juga soo bin itu yeoja. Lagipula, jika ia menyakiti soo bin maka sama saja ia akan menjerumuskan dirinya kedalam masalah. “chingudeul, hajar dia” ucap soo jin sambil menatap so hyun marah. Soo hyang dan bo ra yang sedari tadi diam langsung melangkahkan kaki-kaki kurus mereka dengan smirk jahat. saat sudah berada di depan so hyun yang masih tersungkur dilantai, mereka langsung mengangkat satu kaki mereka dan mendaratkannya di tubuh so hyun dengan kuat, Berkali-kali sampai so hyun saat ini dipenuhi lebam dan luka di wajah maupun tubuhnya.

“dengar baik-baik, jika kau coba-coba melaporkan kejadian ini pada seongsaengnim, maka kau akan mendapatkan masalah, mengerti?” ucap soo bin dengan senyuman liciknya. So hyun hanya diam, menatap kosong kedepan karena tak ingin menatap mereka bertiga. “ayo, kita tinggalkan saja dia” detik berikutnya setelah ucapan soo bin mereka bertiga berjalan meninggalkan so hyun yang masih terduduk lemas dengan tatapan kosongnya. Saat ketiga yeoja itu tak terlihat oleh mata so hyun, ia menangis tanpa suara. Hanya air matanya yang terus mengucur membasahi pipi so hyun..

**

“permisi, apa kalian melihat so hyun dari kelas 2-3?” tanya seo joon kepada 2 sisiwi yang barusan lewat. Kedua yeoja itu menggeleng, seo joon langsung mempersilahkan mereka pergi. Tanpa sengaja matanya melihat seorang yeoja yang sedari tadi ia cari sedang berjalan tertatih-tatih dengan wajah lebam dan terlihat ada luka disudut bibirnya. Baju seragamnya tampak kotor dan lutut kanannya ternodai oleh darah yang sudah mengering. Segera seo joon mendekati so hyun dengan perasaan khawatir. “so hyun-ah, gwencana? Apa yang terjadi?” tanya seo joon setelah ia sudah berada didepan muridnya tersebut. “ne, saem, Saya baik-baik saja. saya baru saja terjatuh dari tangga, tapi itu tak masalah” ucapan so hyun barusan tak bisa dipercaya seo joon. “mana ada orang terjatuh dari tangga, wajahnya jadi penuh luka” ujar seo joon. So hyun hanya diam sambil menunduk, seo joon yang melihat itu hanya menghela napas. Ia tahu bahwa muridnya yang satu ini sering menyendiri. “ya sudah, sini saem bantu ke UKS” seo joon pun langsung membantu so hyun berjalan dengan memapah yeoja itu.

Sesampainya di ruang UKS, seo joon mendudukkan so hyun di salah satu ranjang disana. “setelah selesai mengobati dirimu, langsung ke kantor. Ada yang mau saem bicarakan, oke?” so hyun mengangguk. Seo joonpun langsung meninggalkan ruang UKS itu. “eomma, maafkan so hyun karena tak bisa menjaga diri seperti yang aku janjikan” ucap so hyun kepada dirinya sendiri. Dengan sisa tenaganya, ia mencoba berjalan, mencari kotak P3K dan akhirnyapun ia menemukannya dilemari bercat putih disana. Setelah itupun ia kembali duduk diranjang dan segera mengobati luka-lukanya.

SKIP

“apa kau tak bisa pertimbangkan tawaran untuk menjadi mentor jungkook?” tanya seo joon kepada so hyun yang tadi datang 2 menit lalu. “saem, aku sudah bilang padamu aku tak ingin” jawab so hyun dengan nada kesal. “apa setelah mendengar ini, kau akan pertimbangkan?” so hyun terlihat bingung. “mendengar apa, saem?” seo joon mengambil sesuatu didalam lacinya dan terlihatlah speaker berbentuk karakter brown ditangan seo joon. Namja itu meletakkannya diatas meja dan menghidupkan benda itu.
annyeonghaseo, so hyun-ssi. Perkenalkan, aku jeon yunho pemilik sekolah yang saat ini kau tempati. Kudengar kau salah satu murid pintar dan selalu mendapatkan peringkat satu. Jadi aku memiliki permintaan, aku ingin kau mengajari jungkook anakku dan menjadi mentornya. Aku tahu kalian itu seumuran tapi dia perlu seseorang yang pintar sepertimu. Jika kau mau, maka aku akan memberikan beasiswa dan perbulannya aku akan membayarmu. Kalau kau setuju, seo joon akan menghubungiku dan aku akan menemuimu disekolah. Aku harap kau menerimanya. Terima kasih”
So hyun terdiam setelah mendengar ucapan seorang namja yang ia yakini appa dari anak menyebalkan itu –jungkook-. “bagaimana?” ucap seo joon yang berhasil membuyarkan lamunan so hyun. “a-aku..” so hyun gugup. Ini kesempatannya untuk membantu kedua orangtuanya. Hei, siapa yang ingin menolak tawaran seperti itu? mendapatkan beasiswa sekaligus bayaran perbulan. Maka itu akan sangat membantu so hyun. “baiklah, saya terima saem.” Ujar so hyun dengan perasaan senang. “baiklah, aku akan menghubungi jeon sajangnim dan kemungkinan besok ia akan menemuimu. Sekarang pergilah kekelas, sebentar lagi masuk” so hyun mengangguk dan melangkah keluar dari ruangan itu.

**

Sementara itu, jungkook saat ini tengah berada diatap sekolah. Padahal saat ini waktu menunjukkan semua siswa wajib masuk kekelas untuk mengikuti pelajaran. Namun semua hal itu tak berlaku untuk jungkook, ia hanya memperdulikan kesenangannya sendiri. Ia menatap langit biru dengan awan putih diatas, menghela napas sambil memejamkan matanya sejenak dan kembali membukanya. Ia mengambil ponsel miliknya dan membuka aplikasi game yang ia selalu mainkan jika sedang bosan. Saat sedang asiknya bermain game, tiba-tiba seseorang mengirim pesan padanya. Ternyata temannya yang sudah ia anggap hyungnya, taehyung. Ia segera keluar dari aplikasi game itu dan membuka pesan dari teahyung.

From: tae-hyung
Yak, dangshin eodiya? Aku bosan dan jimin saat ini
Bersamaku. Kami ingin bolos. Kau ikut atau tidak?

                                                                       To: tae-hyung
Arraseo. Sekarang kalian dimana?   
                                                                      
From: tae-hyung
Kami sedang diparkiran sekolah. Cepatlah kemari.
Aku baru mendapatkan pesan dari anak sungshim high
School. Dia menantang kau dan bilang bahwa kau itu brengsek dan penipu.
 
To: tae-hyung
Baiklah, setujui itu. aku akan segera kesana..

Jungkook segera menyimpan ponselnya disaku dan berjalan menuju parkiran sekolah. ‘ternyata ada yang ingin dihajar’ batin jungkook sambil mengeluarkan smirk miliknya.

**

TBC

annyeong, readers-nim!!! Author udh up nih. Ada yg nungguin nggk? Klw ada jangan lupa yang tekan Bintang dibawah👇 sebagai appreciate dari kalian semua 😊😊.

Don't forget vote + coment!!

See you in next chap!! 👋👋

The Hidden WoodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang