CHAPTER 4

1.1K 124 7
                                    

“siapa kau hingga berani menantangku seperti itu? hanya karena kau bilang bahwa diriku brengsek tak cukup untuk menjadi alasan aku harus menghajarmu” ucap jungkook sambil menatap remeh namja yang telah menghinanya. “choi jin hwa? Kau kenal namja itu?” tanya namja yang telah menghina jungkook. Jungkook tampak berpikir, “ah, namja nerd yang kuhajar karena telah melupakan tugasnya? Emang kenapa?” tampak namja dengan nama tag ‘CHOI JANG WON’ menggeram kesal sambil mengepalkan tangannya. “yang kauhajar itu dongsaengku, keparat.” Ucap namja itu sambil menatap marah pada jungkook. “bukan hanya ceroboh, dia juga tukang ngadu, ya?”

“AWAS KAU JEON JUNGKOOK!!” namja bernama jang won itupun berlari menuju jungkook sambil mengangkat tangannya yang mengepal siap untuk memukul jungkook. Namun, jang won hanya memukul angin karena jungkook dengan sigap menghindar dari pukulannya dengan santai. Tiba-tiba, jungkook menendang perut jang won sampai namja itu terlentang hingga menabrak dinding. Ia terbatuk sambil memegang perutnya. Jang won sebenarnya tak datang sendirian, ia bersama ketiga temannya. Namun tampaknya teman-temannya tak ingin membantunya. “hei, para pengecut. Jika kalian masih ingin hidup, sebaiknya kalian bawa teman kalian pergi dari sini sebelum kuhajar kalian” ucap jungkook sambil manatap remeh teman-teman yang dibawa jang won.

Mereka langsung patuh dengan ucapan jungkook langsung memapah jang won yang sepertinya langsung pingsan. “well, masalah sudah selesai. Sebaiknya kita pergi” ucap jungkook kepada teman-temannya yaitu taehyung dan jimin. “yak, jungkook. Apa kau tak terlalu kasar pada hyungnya jin hwa? Ia tampak sekarat” ujar jimin sambil menatap punggung jungkook. “tenang, ia akan baik-baik saja. mungkin hanya salah satu tulang rusuknya patah” mereka berdua menatap jungkook ngeri. Sebenarnya mereka berdua itu tak sebrutal jungkook namun karena mereka berdua khawatir jungkook akan kenapa-napa makanya mereka terus mengikutinya. Mereka bertiga meninggalkan bangunan kosong itu menuju motor-motor mereka terparkir.

**

So hyun saat ini tengah berada di sebuah kafe. Apa menurut kalian ia disini untuk bersantai? Jawabannya tidak. Ia disini karena bekerja sebagai pelayan. Walaupun hanya bekerja paruh waktu, so hyun tetap bekerja keras. Saat So hyun sibuk mengelap salah satu meja dikafe itu, ia dipanggil oleh rekannya. “so hyun-ah, tolong antarkan minuman ini ke meja 9” so hyun yang mendengar ucapan rekannya itu segera melakukan tugasnya dan mengantarkan pesanan dimeja nomor 9.

Waktu sudah menunjukkan waktu 6.35. so hyun sedang berjalan menuju halte. Ia duduk di halte itu dengan wajah penuh kelelahan. Saat bisnya sudah datang, ia segera masuk dan duduk dipaling belakang. ia melihat keluar jendela, memandangi pemandangan indah kota seoul itu.

SKIP

So hyun sedang berjalan di sebuah gang kecil yang terpaksa ia lewati karena jalan yang biasa ia lewati sedang ditutup karena ada perbaikan jalan. Saat ia sedang asiknya berjalan, beberapa namja menghadangnya. “hei, tak baik lewat dijalan seperti ini sendirian. Mari oppa antarkan” ujar seorang namja dengan rambut berwarna coklat kemerahan sambil menggunakan kalung rantai dilehernya. “minggirlah, aku mau lewat” so hyun berusaha melangkah maju namun kembali dihadang para namja itu. “ayolah, oppa akan mengantarkanmu, bagaimana? Tak baik jika seorang yeoja cantik sepertimu sendirian” ujar namja itu lagi sambil menaik turunkan alisnya. Oh ayolah, ia saat ini sedang lelah malas untuk meladeni para preman ini.

“aku bilang minggir atau kalian ingin kuremukan tubuh kalian” ucap so hyun sambil menatap para preman itu tajam. tapi mereka tak takut karena mereka mengira so hyun Cuma gadis lemah. “oppa akan men—AHHH, APPO!” saat namja itu mencolek dagu so hyun sambil berucap, dengan kesal yeoja itu menangkap jari telunjuk namja itu dan membengkokkannya hingga namja itu mengerang kesakitan. Segera so hyun melepaskannya. “hei, apa-apaan kau melakukan hal itu pada ketua kami. Hyung-nim, anda baik-baik saja?” tanya seorang namja dengan percing ditelinga kanannya. “hei, nona cantik. jangan kasar seperti itu, atau kami-

“atau apa? kalian Cuma para preman busuk tak berguna” ujar so hyun dengan kesal sukses membuat para preman itu menatap tajam kearahnya. “wah, kau berani juga, yeoja gila” salah satu dari mereka maju menghadap so hyun. “kau ini mema-ARGH” belum sempat namja ber-percing itu selesai berucap, so hyun sudah memberikan namja itu pukulan dirahangnya. “apa-apaan kau ini? semuanya, hajar yeoja itu. jangan peduli bahwa dia hanya yeoja.” Perintah namja yang so hyun duga sebagai ketuanya langsung dituruti oleh mereka. Dengan hati-hati, mereka mendekati yeoja itu. salah satunya langsung berlari mendekati so hyun langsung dihadiahi tendangan oleh so hyun.

Sebenarnya, mereka berlima, 2 sudah tumbang. Satunya sedang menangis memegangi jari telunjuknya dan yang satunya sudah terkapar karena tendangan so hyun. “siapa lagi?” ujar so hyun sambil menatap tiga namja itu remeh. Dua orang langsung berlari mendekati so hyun. yeoja itu menyadarinya langsung  melompat dan menendang wajah kedua namja itu. “kau..majulah” namja dengan postur tubuh kurus itu tampak ketakutan. “EOMMAAA” namja itu langsung berlari ketakutan. So hyun segera mengambil tasnya yang tergeletak ditanah. Setelah itu ia berjalan dengan santai melangkahi namja-namja itu yang sedang terkapar semua kecuali satu orang yang sedang menatapnya kagum. “kenapa kau menatapku seperti itu? mau kucolok matamu?” ucap so hyun sambil sedikit memajukan tubuhnya. Namja itu langsung menunduk takut. Dan so hyun pun kembali berjalan melewati namja itu.

**

Jungkook saat ini sedang berada dikamarnya sambil memainkan ponselnya. Seseorang mengetuk pintunya. Ternyata salah satu pelayan dirumahnya. “wae?” tanya jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya. “makan malamnya sudah siap, tuan muda” ujar yeoja berpakaian maid itu. “arraseo. Keluarlah” ucap jungkook yang langsung dipatuhi maid itu. jungkook segera mematikan ponselnya dan meleparnya dikasur. Ia keluar menuju meja makan, dan pasti hasilnya selalu sama. Tak ada siapa-siapa disana, eommanya maupun appanya. Ia menghela napas, ‘apa yang kau harapkan, jeon? Kau memang selalu sendiri’ batin jungkook dengan perasaan sedih. Dengan malas, jungkook melangkahkan kakinya dan duduk dikursi. Ia lalu makan apa yang sudah tersaji disana.

Saat ia sudah menyelesaikan makan malamnya, ia langsung berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai 2. Saat sudah sampai, ia langsung menyambar ponselnya. Ternyata ada panggilan yang ia lewatkan, ternyata appanya. “tumben?” gumam jungkook. Lalu ia terpikir permintaannya saat di ruang kantor seo joon saem. Ia langsung menelepon balik tuan jeon. Ia mendekatkan benda persegi panjang itu ketelinganya.

yeoboseo

“yeoboseyo, ini jungkook, appa.”

“eoh, jungkook-ah. Wae?”

“bagaimana? Apa yeoja itu menerimanya?”

yang kudengar dari gurumu, dia menerimanya. Aku akan menemuinya besok”

“apa appa akan pulang?”

hanya untuk malam ini. tapi besok appa akan langsung berangkat ke paris setelah menemui mentormu itu”

“jam berapa appa akan datang?”

sebentar lagi appa akan sampai

“baiklah. Selamat malam”

eoh, selamat malam

Jungkook memutuskan sambungan teleponnya. Ia menghela napas dan melempar ponselnya kesamping. Padahal mereka adalah appa dan anak, tapi entah kenapa jungkook merasa pembicaraan diponsel bersama appanya itu terasa canggung sekali. Ingin sekali ia menyambut kedatangan appanya, namun disisi lain ia tak ingin melakukannya. Dan iapun memutuskan untuk langsung tidur.

**
TBC

annyeong!! Saat author membuat chap ini, author agak ragu untuk memakai kata-kata kasar seperti 'bajingan' atw 'brengsek'😅. Tapi karena sesuai dengn cerita, author memutuskan untk memakainya. Maaf kalau kata2 kasar itu mengganggu🙏.

Don't forget to vote + coment as a appreciate from you all!! 👍👍

See you in next chap!! 👋👋👉

(P.S: kemungkinan author mau hiatus dulu. Soalnya mau fokus ke sekolah dulu. Kalau nggk hiatus, kemungkinan jarang update. Maaf ya!! Author hatap kalian mau menunggu author yang notebanenya masih anak sekolahan ini😂😂😤)

The Hidden WoodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang