CHAPTER 5

871 111 7
                                    

Disinilah so hyun, terduduk didalam ruang kepala sekolah menunggu kedatangan tamu yang ingin bertemu dengannya. Ia cukup gugup karena belum pernah sekalipun ia masuk ke ruangan ini. Sambil menunggu, so hyun melihat ke sekeliling menatapi interior-interior yang sangat indah. ‘pasti mahal’ batin so hyun. Ia juga melihat sebuah guci besar diletakkan disetiap sudut ruangan ini. Tiba-tiba, pintu masuk ruangan ini yang tadinya tertutup terbuka, menampilkan seorang namja dengan pakaian jas biru tua. Sesaat namja itu melirik so hyun membuat yeoja itu gugup. Namja itu mendekati so hyun dan duduk tepat dikursi kepala sekolah. “annyeonghaseo, kim so hyun-ssi”

“annyeonghaseo” jawab so hyun agak sedikit membungkuk. “boleh saya bertanya, anda siapa?” namja yang ditanya sempat tertawa pelan mendengar pertanyaannya. “perkenalkan, saya jeon yunho, appanya jeon jungkook. Masih ingat tawaran yang kuberikan yang telah disampaikan gurumu?” so hyun tampak berpikir. “eoh, anda appanya jungkook, Ya?” namja itu tersenyum hangat dan mengangguk. “bagaimana? Apa kau menerimanya?” dengan cepat so hyun mengangguk. “bagus, aku harap kau mendidik anakku dengan baik.” Tiba-tiba, seseorang masuk dengan tidak sopannya. “ah, appa sudah disini.” Jungkook menatap malas namja yang notebene-nya adalah appanya. “kemarilah jungkook” jungkook berjalan mendekati appanya dan so hyun lalu duduk disebelah yeoja itu. “kau pasti sudah kenal kim so hyun kan?"

“hm” jungkook hanya bergumam. “so hyun-ssi, kapan kau bisa mulai bekerja?” so hyun tampak berpikir. “besok juga bisa, aku akan datang setelah pekerjaan ku selesai” Yunho meraba sakunya. “ini, Ini kartu namaku. Bila ada sesuatu kau bisa hubungi aku. Aku tak memiliki banyak waktu karena harus pergi ke paris dalam setengah jam lagi” jungkook yang mendengar penuturan ayahnya mendengus kesal.  ‘sehari dirumah saja belum’ batin jungkook. "kalau begitu saya permisi. Jungkook, sekolah lah yang baik” jungkook tak menghiraukan omongan ayahnya. ‘apa-apaan namja ini?’ batin so hyun saat melihat tingkah jungkook yang tak sopan pada appanya sendiri. Tuan jeon meninggalkan ruangan menyisakan jungkook dan so hyun. So hyun hendak keluar namun sebuah suara menghentikannya. “berikan ponselmu”

“mwo?”

“aku bilang berikan ponselmu” so hyun menatap aneh namja itu. Jungkook memutar bola matanya malas. “bagaimana bisa kau mengetahui alamat rumahku” so hyun hanya ber-oh ria dan langsung memberikan ponselnya. Tampak jungkook mengetik sesuatu. beberapa saat kemudian ia mengembalikan ponsel so hyun. “aku sudah menyimpan nomorku diponselmu. Hubungi aku jika ingin mengetahui alamatnya” jungkook berlalu lalang meninggalkan so hyun yang tengah terbengong. ‘mem-meberikan nomor?’ dengan cepat so hyun mengejar jungkook yang tak jauh dari jangkauannya. “oi, aku meminta alamat rumahmu, bukan nomormu” protes so hyun agak berteriak namun jungkook tak menanggapinya. Ia hanya mendengus kesal melihat sikap kekanakan namja itu. Ia menatap ponselnya yang berada digenggamannya. ‘dasar..’

**

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. So hyun berjalan santai menyusuri lorong sekolah. Ia tak terburu-buru seperti yang lain karena jam kerjanya setengah jam lagi sehingga ia santai-santai saja. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan adanya pesan masuk. ia segera membuka pesan tersebut,

From: shin ahjumma
so hyun-ah, bisakah kau datang ke kafe lebih cepat. Kami sedang kedatangan banyak pelanggan dari sebelumnya dan kami membutuhkan bantuanmu.

To: shin ahjumma
Baiklah, aku akans egera kesana.

So hyun langsung berlari setelah menerima pesan dari pemilik kafe tempat ia kerja. ‘kenapa mendadak sih?’ untungnya kafe itu tak jauh dari sekolahnya. Dan benar saja, banyak sekali pelanggan didalam. Ia segera masuk dan memakai celemek beserta topi khusus dari kafe itu.

Sementara itu, jungkook sedang berada di arena balapan bersama kedua sahabatnya jimin dan taehyung. Jungkook berjalan mendekati seorang namja yang bertaruh balapan dengannya. “taruhannya kali ini apa?” tanya jungkook. “jika aku menang, kau harus menyerahkan motormu itu padaku. Bila aku kalah, maka-“

“biarkan aku yang menentukan hakku. Bila aku menang, serahkan pacarmu yang ada disana.” Ucap jungkook sambil menunjuk seorang yeoja yang tengah menunduk. Si penantang hanya menyeringai. “baiklah, tapi aku tidak yakin kau akan menang.” Jungkook menyeringai balik. “kita lihat saja nanti”mereka berdua saling menatap tajam. Jimin dan taehyung hanya bisa mendukung jungkook. Jungkok dan si penantang sudah bersiap di arena. “bersedia...siap..MULAI” keduanya langsung memacukan motor mereka sekencang mungkin. “jimin-ah, apa maksud jungkook menginginkan kekasih namja itu?”

“entahlah.” Sang penantang berada di baris depan. Namun tak lama kemudian jungkook sudah mendahului namja itu. dan balapan itupun dimenangkan oleh jungkook. “well, itu tadi menyenangkan” ucap jungkook setelah melepaskan helmnya. “jangan berpikir ini selesai. Lain kali aku akan mengalahkanmu” ujar namja itu sambil menatap tajam jungkook. “ambil yeoja itu, aku tak membutuhkannya. Ayo, pergi” keramaian tadi telah bubar meninggalkan jungkook, taehyung, jimin dan seorang yeoja yang sedari tadi hanya menunduk. Jungkook mendekati yeoja itu. “kau yoojung kan?”yeoja itu mengangguk pelan. “pulanglah, sembuhkan luka-lukamu” yeoja bernama yoojung itu mendongakkan kepalanya. "Eh?"

“aku tahu mereka sering memukulimu, Sekarang mereka tak akan mengganggumu lagi.” yoojung semakin bingung. Jungkook berbalik dan meninggalkan yoojung sendiri. “ayo, kita kembali” jimin dan taehyung saling menatap. “aku akan menjelaskannya nanti” mereka bertigapun mengendarai motor masing-masing. 

**

“jadi, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya jimin kepada jungkook. Saat ini mereka bertiga sedang dirumah kim taehyung. “tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin bersenang-senang” jimin mendengus kesal. “bukan itu maksudku. Taruhan tadi apa maksudnya? Dan yeoja itu?” jungkook meminum minumannya. “ah, tentang itu. aku hanya asal saja meminta taruhan. Lagipula aku tak membutuhkan yeoja itu” jimin dan taehyung melirik jungkook. “lalu bagaimana kau tahu yeoja itu dipukuli mereka?” jungkook tampak berpikir. “aku melihat mereka memukulinya saat kalian belum sampai.” mereka berdua hanya menganguk-angguk mengerti.

SO HYUN POV.

Aku menghabiskan tegukan terakhir minumanku. Lelahnya, setelah bekerja penuh malam ini, aku sedikit menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus. Aku berpikir untuk mengunjungi pantai setelah mandi. Kupercepat langkahku menuju apartementku. Namun saat ditengah perjalanan, aku melihat beberapa orang diujung jalan. Aku ingat mereka. Dengan malas aku melanjutkan langkahku mendekati mereka. Kulihat mereka ketakutan saat melirikku. “apa lihat-lihat?” tanyaku pada mereka. Mereka semakin menjauhiku. Cih, benar-benar pengecut.

SKIP

Aku memejamkan mataku menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahku. Saat ini aku sudah berada dipantai. Ketenangan, itu yang kurasakan. Sudah lama aku tak merasakan hal seperti ini, selama ini yang kurasakan hanya gangguan yang menyebalkan. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. segera kuambil ponselku disaku dan mencari nomor seseorang. Aku yakin, nama asing ini adalah nomornya. Aku segera menekan nama ‘JK’ dan meneleponnya.

ini siapa?”

“kim so hyun”

ah, kau. Ada apa?”

“cepat berikan alamatmu”

baiklah

TUT

Ia langsung menutup teleponnya. Untung saja anak itu tak disini. Jika dia disini sudah pasti ia pulang dengan keadaan babak belur. Sebuah pesan terkirim dan disana tertera sebuah alamat. Aku mematikan ponselku dan menyimpannya kembali kedalam saku jaketku. Aku membalikkan badanku dan melangkah kembali kerumah.

TBC

ANNYEONG, READERS-NIM!!!😍😍 SIAPA YANG UDH LAMA NUNGGUIN? maaf baru update skarang🙏. Author udh mengusahakan nyisakan waktu untuk update cuman kgk ada waktunya. Artinya author nyibukkan dirilah. Bentar lagi juga ingin masuk ke pendidikan yang lebih tinggi jadi nggk ada waktu untuk santai💦. Ya udh gitu aja ya?

See you in next chapter 😊👋.
(Don't forget vomment ya -_•)

The Hidden WoodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang