Jungkook mendesah malas mendengar celotehan so hyun yang tak kunjung berhenti. So hyun yang jengkel langsung memukul kepala jungkook dengan bukunya. “jangan malas jungkook, sebentar lagi ulangan akhir semester. Akan sayang kalau kau tinggal kelas” jungkook yang sedari tadi mengelus kepalanya mendecih membuat so hyun yang melihat itu mendengus. “mau aku tinggal kelas atau tidak itu bukan urusanmu.” So hyun memijit pelipisnya, sudah terhitung sebulan ia menjadi mentor seorang jeon jungkook dan so hyun merasa sekarang ia susah sekali mengontrol emosinya, ditamabah jam belajarnya tersita hanya untuk mengajari namja itu, padahal ulangan akhir semester akan segera dlakukan dalam 2 minggu. “hei, ada apa dengan lebam dipipi kananmu? Kau diganggu lagi?” so hyun tak menggubris pertanyaan jungkook membuat namja itu kesal. “terserah kau saja” dengan perasaan kesal, jungkook mengerjakan soal yang sempat diberikan so hyun.
SKIP
So hyun mengusap-usap kedua lengannya karena merasa kedinginan. Ia merasa bodoh memakai pakaian tipis saat malam yang dingin ini, jaketnya yang ia pakai tak cukup untuk menghangatkan tubuhnya. Sesampainya di halte bus, so hyun menyandarkan punggungnya dengan wajah lelah, entah berapa malam ia habiskan hanya untuk belajar. Ia merasa matanya mulai berat, ‘kurasa menutup mata sejenak tak masalah sampai bisnya datang’ dan beberapa menit kemudian so hyun terlelap. Sebuah motor menepi disebrang jalan dimana so hyun berada. Seorang namja menaikkan kaca helmnya saat melihat seluet yeoja yang tertidur di halte. ‘bukankah itu so hyun?’ namja itu melepas helmnya dan menampakkan wajah tampannya. Dengan sedikit berlari, ia menyebrang menuju yeoja itu berada. ‘rupanya ia tidur’ namja itu terkekeh.
So hyun merasa terganggu saat seseorang menepuk-nepuk bahunya. Saat ia membuka mata, so hyun cukup terkejut saat melihat wajah tampan taehyung yang sudah berjongkok didepannya. “su-sunbae? Sedang apa sunbae disini?” tanya so hyun yang masih terkejut. Taehyung berdiri dari posisinya yang tadi berjongkok, “aku tak sengaja melihatmu. Ngomong-ngomong, kenapa kau tidur disini? Sendirian lagi?” so hyun hanya menundukkan wajahnya. “ah, kau pasti habis dari rumah jungkook ya?” so hyun mengangguk.“hmm, sepertinya bisnya masih lama. Mau kuantar?” so hyun menatap ragu taehyung. “tidak usah sunbae, nanti bisa merepotkan” taehyung terkekeh pelan. “tidak apa kok, lagian aku juga lagi kabur dari rumah” so hyun tersentak saat mendengar tuturan taehyung barusan. ‘kabur katanya?’ pikir so hyun shok. taehyung yang peka dengan ekspresi wajah so hyun langsung tersenyum lebar. “aku bercanda kok, aku hanya disuruh membelikan sesuatu oleh eommaku. Sekalian saja aku mengantarmu, oke?” tanpa aba-aba, taehyung menarik lengan kiri so hyun untuk mengikutinya menyebrangi jalan luas itu. Untungnya jalanan sepi jadi mereka santai saja saat menyebrangi jalan.
**
“terima kasih sunbae, maaf jika merepotkanmu” ujar so hyun sambil sedikit membungkukkan badannya. “tidak apa kok, ya sudah aku pulang dulu. Masuklah, udaranya dingin” taehyung meninggalkan so hyun yang masih menatap kepergiannya. Saat motor itu sudah hilang dari pandangannya, so hyun segera masuk kedalam gedung apartemen tua itu. Sesampainya di apartement miliknya, so hyun langsung terduduk disofa. “andaikan semua orang sebaik taehyung sunbae” gumam so hyun.
Paginya di kediaman keluarga jeon, jungkook dengan gelisah mengobrak-abrik lemari dikamarnya. “dimana benda itu?” gumamnya masih dengan kegiatannya. “anda mencari apa tuan muda?” seorang maid yang tidak sengaja melihat jungkook tampak gelisah mendekati tuan mudanya tersebut. “apa kau melihat kalung dengan bandul anak panah kecil disini? Perasaan aku menaruhnya dilaci, tapi tidak ada.” Sang maid tampak berfikir. “saya yang tadi membersihkan kamar anda, tapi saya tidak menemukan kalung apapun, tuan muda” jungkook terduduk dikasurnya dengan wajah kusut. “baiklah, kalau begitu saya keluar dulu” dengan lesu, jungkook bersiap-siap untuk pergi sekolah. Saat ia hendak sarapan, matanya tak sengaja menangkap benda berkilau di tong sampah dekat meja bar didapur. Hatinya terasa sakit saat benda yang dicari-carinya tergeletak menyedihkan di tong sampah itu. Dengan segera jungkook mengambil kalung itu dan mencucinya dengan telaten.
Setelah mencucinya, jungkook hendak memakai benda itu namun sebuah suara menghentikan pergerakannya. “kau masih saja menyimpan benda busuk itu?” jungkook menatap tajam kearah appanya yang terduduk sambil memakan sarapannya. “apakah appa yang membuangnya?”
“hm” tanpa menatap anaknya, namja itu menjawab dengan singkat lalu kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Jungkook mengepalkan tangannya, “kenapa appa melakukan itu? Appa tahukan benda ini sangat berarti bagiku” tuan jeon mengelap bibirnya menggunakan tisu lalu menatap datar anaknya. “dewasalah jungkook, eommamu sudah pergi” jungkook berusaha menahan airmatanya. “mau eomma sudah pergi atau tidak, tetapi ia pernah hadir dikehidupanku, dan kalung ini salah satu memori yang ia tinggalkan. Kenapa appa jahat sekali membuang kalung eomma yang ia berikan padaku?”
“dasar anak keras kepala” tanpa menjawab pertanyaan jungkook, tuan jeon pergi meninggalkan namja itu dan beberapa detik kemudian, jungkook tak bisa lagi menahan tangisannya lebih lama. Ia menangis layaknya anak berumur 5 tahun yang kehilangan mainannya, menggenggam erat kalung tersebut sambil menggumamkan kata ‘eomma’ berulang kali. Tanpa jungkook sadari, seorang yeoja paruh baya bersembunyi dibalik tembok, mengintip jungkook yang tengah menangis membuat yeoja itu juga menitikkan airmata dalam diam. ‘maafkan aku, jungkook. Aku tak bisa menepati janjiku pada eommamu untuk melindungimu’.
**
Sementara itu, so hyun yang baru datang ke sekolah sedang membuka loker miliknya, namun kemudian dirinya terkejut saat isi dari lokernya sudah tidak ada. “mencari buku-buku kusammu?” so hyun membalikan tubuhnya dan melihat 3 yeoja yang sangat tidak ingin ia lihat berdiri dengan wajah angkuh. “kalau tidak salah aku melihatnya di air mancur taman sekolah, iyakan teman-teman?” ujar so hyang dengan wajah dibuatnya sok polos. Dengan segera so hyun berjalan menuju taman sekolah dan melihat buku-buku catatannya hanyut di kolam air mancur. Karena tangannya tak sampai menjangkau buku-bukunya, dengan menahan rasa malunya, so hyun masuk kedalam kolam yang kotor dengan lumut itu dan mengambil buku-bukunya. Semua yang ada ditaman itu menatapnya jijik. Bahkan saat ia berjalan dikoridorpun murid-murid lainnya juga menatapnya seperti itu, bahkan sampai membicarakannya. Tentu saja so hyun mendengarnya, namun ia tak menghiraukannya dan segera menuju kamar kecil untuk membersihkan bagian tubuhnya yang kotor.
Di kantin, jimin taehyung sedari tadi mencoba menghubungi jungkook. “dimana sih anak itu? Tumben dia bolos tanpa kita” ujar jimin dengan nada khawatir. “ini pasti ada sangkut pautnya dengan jeon samchon” ujar taehyung tak kalah khawatir. “si tua bangka itu selalu saja menyakiti jungkook. Aku tak habis pikir, padahal jungkook itu anak satu-satunya” kesal jimin. Bel masuk berbunyi membuat taehyung dan jimin saling menatap. “ayo cari jungkook” ujar taehyung. Mereka pun berjalan menuju parkiran dan mengandarai motor mereka menuju tempat-tempat dimana mereka sering berkumpul. Namun nihil, jungkook tak ada dimanapun. Dan sekali lagi jimin mencoba menghubungi anak itu dan tak dijawab olehnya. “aku yakin, dia pasti disana” gumam taehyung.
TBC
Membuat chap ini penuh dengan niat. Don't forget to vote + comment! ☺
See you in next chap 😘.Love, Z ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Woods
FanfictionCast: - Kim so hyun - Jeon jungkook - Etc. -"It's mean, my hidden feelings"- Seorang berandalan, nakal, pemalas dan otak pas-pasan, sekiranya itulah kata-kata yang bisa menggambarkan sosok namja bernama jeon jungkook. Walaupun ciri-cirinya bad boy...