Enam

90 7 1
                                    

///Kaylan PoV///

"Kay diantar siapa? " Ucap ka Retha.

"Sama taruna. Kalo gasalah nama nya Fajar," Ucap ku.

Muka kak Retha langsung berubah menjadi serius.

"mukanya dingin. Kayak es. Terus dia nanya, kay ini siapa nya kak Retha. Terus kay jawab adiknya. Eh dia berubah jadi ga dingin. " Sambungku.

"Ohya? " Ucap kak Retha.

"kakak kenal?" Ucapku.

Aku yakin pasti kak Retha kenal.

"Iya kenal. Dek, kakak pengen curhat. Duduk yu tuh disana. " Ucapnya menghentikan perjalanan menuju lapangan.

Kami pun duduk di sebuah kursi yang menghadap ke sebuah lapangan yang sedang ramai.

"Tapi jangan bilang ke Ayah dan Bunda ya. " Ucap kak Retha. Wah, pasti ini serius!

"Hmm" Ucapku.

"Fajar itu, pernah menyatakan cinta ke kakak. Tapi sayangnya kakak tolak. Karena pada saat itu, kakak sedang mencintai seseorang, nama nya Afran. Pada saat itu, Afran adalah senior kakak. " Ucapnya.

"Sedangkan kakak, pada saat itu tingkat tiga. Setiap melihat muka Fajar, ntah mengapa bawaannya itu sangat muak! Ingin selalu menyingkir. Tetapi beda dengan Fajar. Dia selalu berusaha dan berjuang untuk menjadi yang terbaik. Dia selalu mencari tahu informasi dan juga latar belakang seorang Aretha Arina Satya. Sampai sampai dia mengetahui kalau Aretha Arina Satya adalah putri sulung dari Letnan Kolonel Aryanto Adipura Satya. " Ucap kak Retha.

Aku membulatkan mata.

"Hah?! " Ucapku. Karena tak menyangka bahwa taruna yang mengantarku tadi mencintai kak Retha.

"Dan lebih parahnya lagi, dia langsung to the point, bahwa dia adalah anak dari rekan karib ayah!" Jawab kak Retha ketus.

"Tapi kak, lumayan lho ganteng! " Ucapku. Kak Aretha langsung tersentak.

"Ah kamu ini! " Ucap kak Retha senyum mesem.

"Dia juga pernah menjabat sebagai Komandan Resimen Taruna. Dan yang tak kalah menarik, dia mempunyai IQ yang tinggi diantara semua taruna. " Ucap kak Retha.

"Wahh!! Hebat! Cocok sekali dengan kakak! Kakak juga pintar kan bukannya? Jadi cocok! Mungkin kalian pasangan yang serasi." Ucapku.

Kak Aretha memandangku dengan tatapan sinis.

"Dia saingan beratku! Aku tak mungkin tertarik dengan dia! Encam kan itu Kaylana Kartika Satya! " Ucap kak Retha berapi-api.

Ahhh kalau sudah begini, gawat!

"Iya deh kak maafin kay. Kita kesana aja yu, ketemu Ayah dan Bunda. "

Suasana bertambah ramai. Acara Malam akrab akan di mulai. Mataku masih tak henti menyisir satu persatu, mencari keberadaan Riza.

"Dek, nyari siapa? " Ucap ayah.

"Eeenggak yah." Ucapku berbohong.

"Ah bohong! Pasti lagi cari si Riza itu kan? Mau nagih janji deh yah kayaknya. Hahaha" Ucap kak Retha dengan tawa renyah.

"Adek, udah cinta cintaan ya.. " Ucap Bunda.

Mungkin pipi ku sekarang sudah seperti udang rebus. Malu dan kesal bercampur aduk!

"Enggak ih! " Ucapku kesal.

Terlihat ramai di lapangan. Mungkin aku bisa menemukan Riza.

"Kak kesana yuk. Kayaknya ada Band deh. " Ucapku menarik lengan kak Retha.

Need In MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang