Sebelas

162 10 0
                                    

Senja,

                                  ---
1 bulan kemudian.

///Kaylan PoV///

Aku berdiri menatap langit di balkon rumahku.

Kusaksikan awan yang berubah menjadi jingga. Aku memang pecandu senja. Tanya saja orang terdekatku. Bukan kaylan kalau bukan si pecandu senja.

Aku mencintai senja dari pada saat umurku 4 tahun.

"Ayah.. Mengapa langit itu berubah menjadi warna oranye?" Ucap ku pada ayah. Pada saat itu, aku sedang  berada di pangkuan ayah.

"Itu nama nya senja. Masa terbenamnya matahari. Indah kan? " Ucap ayah.

"Iya indah sekali ayah.. Kaylan suka. " Ucapku bahagia.

Aku sangat mengenang itu.

Pada saat itu,
Satu minggu setelah aku menyukai senja. Aku diajak Bunda ke rumah Kakek dan nenek yang notabene nya di tengah perkotaan.
Aku merengek nangis dan meminta pulang, karena senja tak kunjung datang.

"Bunda.. Mana senja? Tidak ada.. Hiks hiks.." Ucapku sambil menangis

"Disini memang susah untuk melihat senja. " Ucap Bunda.

"Kaylan ingin pulang! Ingin melihat senja! Hiks..hikss.. " Ucapku dengan tangis yang tinggi.

Aku menghirup udara dengan sedalam - dalamnya.
Lalu ku hembuskan dengan pelan - pelan.

Kubenamkan segelintir kata kata.

"Wahai engkau, Yang maha Melindungi, Maha pengasih, Maha Penyayang. Ya Allah.. Terimakasih. Atas diri mu lah, aku bisa menghirup udara, karena dirimu lah, aku bisa menyaksikan terbenam nya Matahari." Ucap ku sambil memandangi langit.

"Riza? Apakabar? Bagaimana kisah mu dengan kekasihmu? Pasti lebih indah dari kisah kita kan? Ahh iya. Aku lupa, bahwa kita kan hanyalah sebatas sahabat. Aku yang terlalu kelebihan akan semua hal ini. Semoga kamu bisa selalu bahagia dengan kekasihmu. Semoga kalian bisa berjodoh, agar rasa cinta ku padamu cepat sirna. Tapi mengapa?! Aku selalu merindukanmu?! Apakah ini takdir? Apakah takdirku mencintai kekasih orang? Tidak mungkin! "
Ucapku. Butiran air menetes dari mataku.

Serindu inikah diriku?

°°°

"Besok lusa, kita ke Istana merdeka. " Ucap ayah membuka pembicaraan, saat kami sedang makan malam bersama.

"Hah? Mau apa? " Ucapku sambil memakan apel.

"Kak Aretha, mau Praspa. " Ucap ayah.

Ohhiya aku lupa!

"Oke deh. " Ucapku.

"Kay, bantuin bunda bikin nastar yu." Ucap bunda.

Aku pun mengangguk.
Dan mengikuti bunda ke dapur.

°°°
Nastar pun selesai!
Aku mencuri satu toples nastar, tapi sudah izin ke bunda kok. untuk dibawa ke balkon sambil menyaksikan angin malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Need In MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang