LESEHAN RINDU

17 2 0
                                    

Lesehan Rindu

Jingga menguning di bawah cerahnya wajahmu
Semesta berorasi menuntut hati untuk menuntunmu
Cakrawala mengedipkan mata penuh tanya
Di atas Singgasana
Hatiku dan hatimu berdiskusi rasa

Kini senja menunjukkan perangah hebat di mata Cakrawala
Namun..
Aku memilih duduk di atas bukit
Dari sini, senja tak begitu krusial
Malam telah menghapus terpal peraduannya.

Tak ada lagi senja hari ini
Cerita itu telah usai bersama wangimu
Bintang pun demikian iri
Konspirasi lampu jalan dan lampu diskotik
Menjadi titik koordinat menghabiskan malam
Meski sesekali menyapa
Namun bintang di langitku tak lagi sama dengan bintang di langit Tanadoang

Malam menampakkan keseriusannya
Berbagi peraduan dengan hujan
Membuatnya semakin enggan tuk ditinggalkan
Serasa tak ingin menunggu pagi
Namun..
Tak ada lagi bintang malam ini
Tak ada lagi bulan di langit Makassar
Hujan telah menghapus peraduannya dengan sang malam

Bintang kejora pun mengintip malu di balik rintik hujan
Dan akhirnya lenyap...
Hanya Lampu jalan dan diskotik
Yang setia bersinar menunggu pagi
Kemeriahan malam hanya teresonansi ke ruang ruang eksklusif
Aku memilih duduk di bukit ini
Menumbuhkan keyakinanku bahwa malam tak selalu bersama bintang

Ada kalanya kita pergi, namun bukan tak ingin ditemukan
Ada kalanya kita berlari, namun bukan tak ingin dikejar
Ada kalanya kita hilang, namun bukan tak ingin di cari.

Tetaplah ayu di mataku..

Lintasan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang