Selamat datang untukmu, wahai pagi yang mengepung malam dalam persembunyiannya, melipat cahya bintang dalam ketakutannya, merontokkan awan-awan dari atas persinggahannya.
Selamat datang untukmu, wahai pagi yang mendistorsi keadaan dengan muara-muara kasih kurang kisah, membersamai perbedaan aktivitas dari para pengisah kasih dalam kesusahannya, meneladani rindu-rindu yang berpendar dalam keistimewaan rindu itu sendiri.
Selamat datang untukmu, wahai pagi yang memejamkan rembulan bulan separuh, menulikan hewan-hewan pegiat malam, menikam rasa yang telah lama mati dalam pelataran kopi, buku dan cinta.
Sekali lagi, selamat datang untukmu wahai pagi.
.
.
.
Paris, 1999
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintasan Waktu
PoetryBuku Lintasan Waktu ini, adalah kumpulan puisi-puisi yang saya tulis berdasarkan pengalaman selama saya bertualang mengarungi yang namanya kehidupan. Buku ini bercerita, tentang anak muda yang berusaha semaksimal mungkin untuk meredam kegalauannya...