"Curhatan hati yang hanya dipendam dalam sepi hanya akan menyakitkan diri sendiri dan tak akan menerima jawaban yang pasti."
--MuiraInr---
Auva sedang bersiap. Ia mengenakan dress selutut dan sneakers hitam-putih.
Sebenarnya Auva sudah keluar dari Rumah Sakit dua hari yg lalu, tetapi ia harus rajin check up selama satu bulan kedepan.
Janji Arvan akan ditepati hari ini.
Mereka berdua akan pergi ke taman untuk mencari hiburan.Kenyataannya mereka pergi pada saat Auva sudah sembuh bukan saat Auva sudah menyelesaikan makanannya saat itu.
Tetapi Auva tetap senang karena setidaknya mereka tetap pergi.
*ttt...ttt* suara klakson motor milik Arvan.
"Va!!! Ayoo!!!" Teriak Arvan dari luar .
"Iya tunggu dulu!lagi pakai sepatu." bohong Auva padahal ia sedang touch up.
"Lama banget sih, udah siang nih." Ujar Arvan setibanya Auva di luar.
"Iyadeh maaf, yaudah yuk jalan!" Ucap Auva sambil menerima helm dari Arvan dan menepuk punggung Arvan.
"Siap nyonya besar!" Jawab Arvan yg langsung tancap gas dan membuat Auva memeluk tubuhnya.
Auva merasa canggung,ketika tangan Arvan memegang tangan Auva yg bertujuan untuk mendekap tanggannya agar tidak melepaskannya dari tubuhnya.
***
Tak lebih dari 20 menit mereka pun tiba di Taman, mereka langsung bergegas masuk dan menginjak jalan berbatu yg di samping kiri-kanan nya dihiasi rumput hijau dan berbagai tumbuhan lainnya.
"Van beliin gue es krim dong." Pinta Auva sambil menunjuk penjual es krim di ujung taman.
"Lo ngk boleh makan es krim dulu, lo belum sembuh total." Cegah Arvan.
"Van please... sekali ini aja, lagian gue juga udah sembuh kok, buktinya gue udah ada di taman sama lo dan gue udah bisa berdiri sendiri tanpa butuh topangan." Ucap Auva sambil melangkah pergi meninggalkan Arvan.
Tetapi 2 langkah kemudian ia tersandung batu dan tubuhnya itu nyaris terjatuh tetapi dengan segera tubuh Auva disambut oleh kedua tangan kokoh milik Arvan.
"Katanya lo udah sembuh total, terus bisa berdiri sendiri dan ngk butuh topangan, see?" Ucap Arvan yg terkesan meledek.
"Ih apaan sih lo, lagian ini juga cuman kebetulan aja gue kesandung." Celah Auva untuk memenangkan diri, ia terlihat seperti termakan oleh omongannya sendiri.
"Yaudah deh, gue beliin es krim. Tapi janji jangan berusaha untuk menjauh dari gue karena gue ngk bisa jauh-jauh dari lo begitu juga sebaliknya." -Arvan.
Auva hanya terdiam dengan kedua tangan ia lipat menopang satu sama lain, wajahnya pun tampak bosan.
"Udah ngomongnya? Kata lo kita kesini buat cari hiburan, tapi nyatanya lo cuman ngomong terus dari tadi yg ada malah bikin mood gue makin hancur, lagian juga siapa sih yg bakalan pergi? Toh gue ada di sini sama lo. Udah deh ngk usah lebay kayak gitu." Tukas Auva.
"Iya...iyaaa.. yaudah jadi ngk beli es krim nya?" Tanya Arvan.
"Jadilahhh!!!" Jawab Auva dengan semangat.
"Bayar sendiri ya?" Ketus Arvan .
"Rencananya sih tadinya gue mau traktir lo, eh lo ngomong kayak gitu barusan jadi gue ngurungin niat gue itu aja lah ya..." Jawab Auva dengan tak mau kalah.
"Kayak punya duit aja lo.."
"Hahahahhaha....." mereka berdua tertawa seakan kejadian saat itu adalah momen bahagia dalam hidup mereka.
***
"Es krim Coklat 1 dan Vanilla 1! Nih mba makasih." Ucap pedagang Es krim.
"Makasih mas." Jawab Auva ramah.
"Nih.." Ucap Auva sambil menyodorkan es krim vanilla di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menggenggam es krim coklat yg asik ia jilat.
"Makasih babe.." Ketus Arvan.
Baru saja Arvan ingin mengambil es krimnya, Tetapi sedetik kemudian Auva menarik kembali tangannya.
"Kok ditarik lagi sih Va, beluma aja diambil." Ujar Arvan.
"Tadi lo ngomong apa?babe?bap-bep-bap-bep mata lo sembep!" Ucap Auva dengan kesal.
"Emang kenapa sih, kalo gue manggilnya 'babe' emang ada yg salah ya? Kan emang lo pacar gue. Dan kita juga harusnya panggil satu sama lain pake 'aku-kamu' bukan 'gue-lo'." Ucap Arvan lebih geram.
"Eh... siapa juga yang pacaran sama lo? PD banget." Acuh Auva.
"Udahlah gue ngk mau ribut sama lo, pokoknya yang ngk panggil pake 'aku-kamu' dapat hukuman." Jelas Arvan.
"Hah?hukuman? Kayak anak kecil banget sih pake hukuman segala, lagian emang apa sih hukumannya? Kasitau cepetan nanti juga bakal gue lakuin." Tantang Auva.
"Hukumannya, lo harus selalu ada disamping gue, kemana gue pergi disitu juga lo ikut sama gue, jelas? Jadi bener mau jalanin hukumannya?" Tantang Arvan lebih geram.
"Hah? Maksud lo jadi babu lo? Ngk ah! Ngk mau, lagian gue juga punya kesibukan sendiri!" Tegas Auva.
"Ya itusih terserah lo kalo ngk mau ngelakuin apa yang udah disepakatin, kalau lo ingkar lo harus ngejalanin hukumannya." Ucap Arvan.
"Hhhh..." Auva hanya bisa pasrah.
'Ya Tuhan kenapa masalah selalu nimpa Uva? Kenapa ngk orang lain aja? Belum urusan Ayah yang tersangkut Korupsi, ditambah bocah satu ini yang tingkahnya bikin Uva naik darah, kenapaaaa????'
Curhatan hati Auva yg dibicarakan dalam hati yang hanya Tuhan dan dia saja yang mengetahuinya.
***
Yeayyy part 7 selesai!!! Dont dorget to vote,comment,and share biar tambah rame!!! Hope you like it guys!Thank you!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Or My Sister?
Teen Fiction"You must to choose one if you not do that and i always stay waiting." ****** Tuhan mengirimkan seseorang untuk mu karena sebuah alasan, alasan itu adalah kamu. Tetapi, bagaimana jika kita menolak takdir yang sudah...