"Perasaan hatiku saat ini sedang bersahabat, tetapi aku tak tahu sedetik kemdian akan seperti ini juga atau malah sebaliknya."
---
Setelah Auca berhasil menggapai ponsel Auva, ia mulai menunjukkan rasa keingin tahu-an nya akan kembaranya itu.
Tadinya ia hanya ingin mengecek, siapakah pengirim pesan barusan. Tetapi paksaan hati yang ia tanggapi untuk mengetahui lebih lanjut, sejauh mana hubungan Auva dan Arvan telah berlangsung.
Jari jempol Auca pun sudah siap untuk menekan ikon bunga yaitu, galeri.
Entah mengapa rasa ingin tahu Auca akan Auva dan Arvan semakin menggebu-gebu.
Tetapi sedetik kemudian terdengar suara nguapan seseorang, yang sontak membuat Auca kaget dan dengan sergap mengembalikan ponsel di genggaman nya kembali ke tempat semula.
"Huaaa," Nguap Auva dengan iringan tangan nya merentang ke atas.
Auca langsung berpindah posisi ke tempat ia semula tadi.
"Eh, lo udah bangun Va? Tadi kayaknya ada pesan masuk deh di ponsel lo," Ucap Auca terdengar jujur.
Setelah mendengar ucapan Auca, dengan segera ponselnya sudah ada di genggaman nya.
"Nggak ada Ca."
"A..ada, tadi gue denger nada dering pesan masuk dari ponsel lo,"
"Nggak ada Ca buktinya di--"
Ocehan nya terhenti. Ketika matanya melihat nama seseorang di kolom kotak masuk.
Bibirnya terlihat mengeja pesan yang tertulis di dalam ponsel nya. Hatinya sangat senang, dua sudut bibirnya pun tertarik ke atas membentuk senyuman yang lebar.
Auca yang melihat ekspresi Auva barusan, membuat hatinya tergores kecil, ia cemburu, mengapa bukan dia yang menerima pesan itu, mengapa harus Auva?
Auva POV
Setelah aku terbangun dari tidurku yang lelap, aku membuka mataku dan menangkap ada seorang perempuan di sudut ruangan yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.
Perempuan itu mengatakan bahwa ada pesan masuk di ponsel ku, tetapi saat aku cek tak ada notifikasi apapun yang ditunjukkan ponsel ku.
Aku pun mendesah kesal, mengapa aku sudah tertipu pagi-pagi seperti ini, dasar perempuan bodoh, batinku.
Tetapi karena ada perintah kecil dari hatiku yang seakan memerintah ku unuk mengecek ponsel ku lebih cermat. Setelah ku cek lebih lagi, ternyata memang benar aku mendapatkan pesan.
Tetapi aku berpikir, mengapa tak ada notifikasi di layar depan ponsel ku? Tapi aku tak memusingkan pemikiranku yang terpenting aku mendapatkan pesan manis di pagi hari.
***
Matahari telah jatuh kembali kedalam tempatnya di bawah sana, jarum jam sudah menunjuk pukul 21.00.
Sekarang Auva sudah berada di rumah nya beserta Auca dan ibunya. Ia merasakan sangat senang hari ini, pasalnya ibu nya sudah diperbolehkan pulang dan di cap telah pulih dari masa sakit nya.
Tetapi bukan hanya itu saja, ada satu hal lagi yang membuat suasana hatinya menjadi senang seperti ini.
Arvan.
Setelah mengirim pesan pertama di pagi hari, ia mengirimkan pesan untuk kedua kalinya yang tampak lebih manis daripada yang sebelumnya.
Besok tanggal 19 Desember aku akan mengajak mu ke tempat menyenangkan, pakailah barang yang ku beri padamu sore tadi, aku tak sabar melihat mu, see you!
Entah sudah ke berapa kali Auva membaca pesan tersebut, Auva tidak bosan membacanya walau beribu-ribu kali malah membuat dirinya semakin tak sabar akan datang nya hari esok.
Barang yang Arvan beri adalah pemberian pertama kalinya dari Arvan untuk dirinya, Auva akan terus menjaga barang tersebut, dan tak akan memberi satu noda pun pada barang itu.
***
19 Deseber 2013
17.00 WIBTerdapat sesosok lelaki yang duduk rapih didalam mobil sedan hitam yang terlihat begitu tampan dan dingin.
Lelaki tersebut seakan sedang menunggu seseorang yang dijemputnya. Lalu seorang gadis yang mengenakan dress selutut berwarna merah muda tanpa lengan keluar dari arah dalam rumah besar tepat di depan mobil sedan hitam tersebut.
Dengan berjalan kecil, gadis itu sudah berada di dalam mobil sedan merah tersebut. Dua sosok manusia didalamnya saling menatap penuh arti dan di akhiri dengan senyuman manis yang mereka pancarkan dari dalam mobil.
Auca yang melihat hal tersebut dari atas dalam kamarnya, mengomel tak suka dalam hatinya. Matanya terasa panas melihat kejadian tadi, ia tak sadar kini tangannya sudah mengeram keras seakan ia mau menonjok apapun yang ada di hadapannya.
Setelah memejamkan matanya, akhirnya ia berhasil mengalahkan emosinya dan menguasai dirinya agar lebih tenang.
Ia lalu berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang dan apa yang akan terjadi jika ia tidak menghancurkan kejadian antara dua manusia tadi.
Auva POV
Setelah 30 menit bersiap diri, aku telah selesai dan siap untuk langsung pergi kebawah dan pergi bersama orang yang kusayangi.
Tapi tunggu dulu, diriku masih belum terlalu PD jadi aku sempatkan untuk berkaca didepan cermin panjang yang ada di sudut kamar ku.
Tak lama, hanya sekitar 30 detik aku sudah berada di bawah. Dan aku bergegas keluar dan segera masuk ke dalam mobil sedan hitam yang telah terparkir rapih di depan rumah.
Seseorang yang ada didalam sedan hitam pun terlihat sangat setia menunggu kedatangan seseorang yang ia nantikan.
Aku pun sudah membuka pintu mobil dan segera duduk disamping lelaki yang sudah menunggu ku sejak lama.
Aku menoleh ke arahnya dan terbalas oleh tatapannya kepada ku yang membuatku meleleh seketika, tanpa kusadari bibirku sudah tersenyum lebar dan mataku tak mengedip sesaat.
Dan akhirnya moment tadi berakhir dengan injakan gas yang membuat mobil sedan ini melaju kedepan.
Aku merasakan sangat nyaman bila bersamanya.
Perasaan hatiku saat ini sedang bersahabat, tetapi aku tak tahu sedetik kemudian akan seperti ini juga atau malah sebaliknya.
***
Part 13 selesai, ngegantung banget ya? Hehehe sengaja😅 don't forget to voment and share dan pantengin terus ya, Thank You.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Or My Sister?
Teen Fiction"You must to choose one if you not do that and i always stay waiting." ****** Tuhan mengirimkan seseorang untuk mu karena sebuah alasan, alasan itu adalah kamu. Tetapi, bagaimana jika kita menolak takdir yang sudah...