SEPULUH

164 34 2
                                    

"Jangan terus menghilang dariku, walau sedetik pun aku merasa satu Abad."

------

RS Harapan Mulia
09.30

Waktu pagi telah datang, dan menyambut hari Auva dan Uca serta ibu nya.

Auva memasuki ruangan ibunya, ruang Mawar dan langkahnya diikuti Uca di belakang.

Auva berhasil meraih gagang pintu, dan langsung meletakkan kakinya di lantai keramik ruang ibu nya.

Ruangan terasa sunyi nan senyap, serasa tak ada kehidupan di dalamnya. Tetapi terdapat wanita paruh baya yang sedang terbaring lemah di tempat tidur.

Kini langkah kaki Auva dan Uca sedikit lagi telah sampai di tempat tidur wanita itu.

"Uca, ibu masih tidur. Sebaiknya kita tunggu sampai ibu bangun." Ujar Auva.

"Oke." Jawab Uca.

Dan mereka pun menunggu di sofa yang tersedia di ruangan tersebut. Mereka pun terlelap dalam tidur yang nyenyak, seakan me-mimpikan sesuatu yang indah.

***

Tangan-nya mulai membuat gerakan kecil, urat mata-nya pun berdenyut lumayan cepat, dan nafasnya terdengar riuh menggebu.

Ia menoleh ke kiri, terlihat sosok perempuan yang tak asing di matanya, ia sadar itu Auva, tetapi samping-nya? Siapa dia? Hati dan pikiran-nya terus berpikir untuk mengingat dan salah satu nama terlintas di pikiran-nya.

Auca Navis.

Ia mulai mengingat kembali memori lamanya yang masih tersimpan di sudut kecil otaknya, roda pikiran-nya terus berputar, sudah jelas.

Perempuan itu adalah putri kecilnya yang pergi selama empat tahun terpisah jauh dari sisinya.

History pov

Auca Navis. Ia adalah kembaran Auva Navis. Nama-nya saja sudah mirip, apalagi mimik wajahnya, bagaikan sedang berkaca. Bedanya hanya dua, jika Auva gemar membaca, sedangkan Auca gemar diving. Dan perbedaan-nya yang kedua ialah sifatnya, Auva yang memiliki sifat friendly, sedangkan Auca memiliki sifat sesikit egois dan tomboy, tetapi Auva bisa meredakan sifat egois kembaran-nya itu.

***

Auva POV

Aku merasa ada suara riungan kecil,  aku pun langsung membuka mataku yang tadinya ter lem begitu erat dengan kelopak mataku. Aku melihat ibu telah terbangun dari masa tidurnya selama kurang lebih lima jam.

Aku langsung membangunkan Uca yang masih terlelap dalam naungan mimpinya, sebenarnya aku tak tega membangunkan-nya, tetapi ada hal yang lebih penting daripada tidur.

Auca POV
Tubuh ku merasakan getaran yang begitu kencang, sehingga membuat diriku cepat untuk sadar. Ternyata Auva yang membuatnya, baru saja aku ingin marah tetapi aku langsung terpaku melihat sosok wanita paruh baya di tengah ruangan sedang terbaring dan menatap ku penuh arti.

***

"I..ibu.." Ucap Auca dengan gugup.

Ibunya hanya bisa bersuara kecil bagaikan suara orang ketakutan, matanya pun mengeluarkan setetes air yang langsung jatuh tak tahu kemana akibat posisi wajahnya yang miring.

Me Or My Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang