Bibir mungil itu sedari tadi hanya bungkam. Mata sipit itu menatap lurus ke depan, ke jalanan aspal yang dilalui oleh banyak kendaraan. Dan wajahnya, walaupun terkesan datar, namun masih tampak dengan jelas sebuah kesedihan di sana.Chanyeol POV
Sehun diam, aku pun juga demikian. Gadis itu sepertinya terlalu malas untuk sekadar mengobrol denganku. Apa aku kurang menarik di matanya, ya? Ah, bisa jadi jawabannya iya. Entah sudah berapa kali aku mengalihkan pandangan mataku dari jalanan di depan sana, hanya untuk melihat wajahnya yang dingin itu. Menurutku, Sehun memang tipe seorang gadis yang mematok harga pada ucapannya itu dengan harga yang mahal.
Aku, Park Chanyeol, bukanlah seorang pemuda yang nyaman dengan suasana seperti ini. Menurutku ini sangat aneh. Aku, berada di dalam mobil ini tidak sendiri. Namun, kenapa aku merasa sendiri?
Hh ... salahkah jika aku menganggap Sehun seperti manekin hidup sekarang?
“Sehun-ssi.” Akhirnya, aku memantapkan hati untuk memanggilnya. Sekalipun mungkin saja panggilan itu tidak dihiraukannya, aku siap. Karena kutahu, suasana hatinya sedang tidak baik.
“Ya?”
Dan aku pun tersenyum lebar saat dia menyahutnya. Jadi, dia tidak sepenuhnya diam. Telinganya masih termanfaatkan dengan baik. “Ng ... bagaimana kalau kita singgah ke ...,” aku mencoba mengingat-ingat tempat yang bagus untuk dikunjungi, “um ... taman misalnya?”
Dari sudut mataku, aku melihatnya menggeleng. Tanda bahwa ideku tersebut kurang menarik. “Aku ingin cepat-cepat sampai,” ucapnya dengan nada yang tanpa adanya semangat sama sekali. Seperti seseorang yang sedang mengalami 5L. Lemah, lesu, lelah, lunglai, dan lapar. Ia tadi memintaku untuk mengantarnya ke rumah Kai. Pemuda itu adalah teman dekatnya. Ia selalu berbagi kisah dengan Kai. Oh, Sehun-ssi ..., tak tahukah kau, kalau aku sedikit ... cemburu.
Ya, aku cemburu. Kenapa harus Kai, saat di sini ada aku? Aku bisa menjadi pendengar yang baik. Aku juga bisa menjadi penasehat yang bijak. Apa wajahku ini tidak memungkinkan untuk menjadi seperti itu semua? Oh, ayolah ... biarkan aku menjadi seperti Kai untuk sekali ini saja.
“Ah, baiklah.”
Akhirnya, aku pun hanya bisa mempercepat laju mobilku.
Author POV
Suara deru mobil yang semakin terdengar bising itu menandakan bahwa mobil tersebut sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Pemiliknya sudah memodifikasinya menjadi mobil yang awalnya bersuara tenang dan wajar, kini berubah menjadi mobil yang membuat orang lain yang tidak terbiasa mendengarnya menjadi ingin menyumpal telinga mereka dengan apa pun agar suara itu tidak terdengar.
Tapi, lain halnya dengan Sehun. Gadis itu sama sekali tidak mengeluh atau pun protes dengan suara mobil itu. Karena baginya, suara hatinya lebih ribut daripada suara mobil tersebut. Dia butuh seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesahnya saat ini. Dan Kai-lah yang paling tepat. Tidak mungkin jika ia bercerita pada Chanyeol, karena baginya, pemuda itu masih berstatus sebagai orang asing yang baru saja mulai mengambil ancang-ancang untuk ikut mencampuri hidupnya.
Suatu hal atau lebih mengarah ke masalah yang tidak boleh sembarang orang mengetahuinya. Itu adalah aib. Keburukan yang berasal dari ayah kandungnya sendiri.
“Sehun-ssi,” Chanyeol memanggil Sehun lagi. “Apa kau tidak ingin pulang ke rumahmu?” tanyanya. Meskipun saat ini gadis itu bersamanya, namun, ada orang lain yang sedang mengkhawatirkan gadis itu. Yaitu, ayahnya. Ya, ayah mana yang tidak khawatir jika putrinya pergi dengan amarah yang memuncak, serta tidak pulang semalaman. Pasti semua ayah di dunia ini memiliki rasa tersebut. Kecuali, ayah yang tidak memiliki hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD (ChanHun Ver.)
FanfictionWarning! GS Status : COMPLETED! Sehun paling tidak suka jika sudah dibanding-bandingkan dengan Tao, saudara tirinya. Baginya, Tao adalah Tao, dan dirinya adalah dirinya. Mereka beda, tentu saja. Bad girl, mungkin sudah sangat melekat dalam dirinya...