Aku tau aku bukanlah sosok yang mengesankan untuk dilihat tapi jika kau melihat sosok ku yang lain aku yakin kamu akan jatuh cinta
***
Sore ini Arly dan Mas Syahdan sedang menikmati kopi.Bagi Syahdan kopi itu punya filosofi tersendiri "kopi itu ibarat laki-laki tanpa perempuan sekeras apapun usaha hidup tanpa-nya hidup mu akan terasa hambar, kopi yang rasanya pahit sekalipun akan tetap dicintai jika peminumnya benar-benar menyukai citarasa kopi itu sendiri."
"Mas sampai kapan mau sendirian? Kasian itu perempuan yang uda nimbun jutaan fosil cintanya sampai rela desak-desakan membuka lowongan usaha hati selebar-lebarnya untuk Mas loh." yang dibicarakan hanya menatap datar.
Diseberang kursi Syahdan hanya terkekeh mendengar ucapan adiknya satu ini. Bagaimanapun caranya Syahdan belum tertarik untuk mengenal dunia lingkaran berbau cinta itu. Tapi ada pengecualian,misalnya ada perempuan seperti sosok Ibunya dan Arly maka dia akan siap untuk mengejarnya. Tapi sayang saat ini dia belum menemukan sosok yang seperti itu.
Bukannya Syahdan sok keren ataupun kegantengan tapi emang itu faktanya. Banyak perempuan yang menggilainya tapi tidak diambil pusing oleh sang empunya. Perempuan itu hanya menjadikan laki-laki sebagai objek perebutan. Mana ada perempuan yang mau memperebutkan laki-laki berwajah minim. Seandainya pun ada pasti laki-laki itu ada dalam batas 'pengecualian'.
Khayalan Syahdan cukup sampai sini. Ibunya masuk dari pintu depan."Mas, ada temennya yang datang katanya mau nyari Mas Syahdan. Ibu suruh duduk diteras dulu soalnya dia enggan masuk."
Syahdan langsung menghampiri seseorang yang berada diteras rumahnya. Dia mengernyitkan dahinya saat mengetahui siapa yang dibilang ibunya untuk mencarinya ini.
"Dissa?"
Yang dipanggil akhirnya menoleh. Wajah Dissa sudah seperti kepiting rebus." Eeh Mas Syahdan.. "
Tiinnn tiiinnnn
Klakson mobil yang berada dihalaman rumah Syahdan membuat Dissa menoleh.berani sekali dia mengganggu momen Dissa-Syahdan. Dissa menghentak-hentakkan kaki nya dilantai."Stop Dis, bisa hancur lantai rumah ini kamu buat."Arly keluar dari dalam ruangan.
"Syakieb?" panggil Syahdan ketika melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil pajero sport.
Dissa yang melihat siapa laki-laki itu langsung terkejut. Seperti orang yang mempunyai hutang saja.
"Ly, dia laki-laki yang kita lihat semalam di restoran waktu di Tanah Abang kan?" tanya Dissa.
Rasanya Arly pernah melihat laki-laki ini sebelum bertemu di restoran itu tapi entah kapan. Ah mungkin saja dia mempunyai kembaran. Di dunia ini kan setiap orang mempunyai 7 kembaran.
Syakieb melangkahkan kaki memasuki rumah Syahdan. Syakieb tersenyum kearah Syahdan tapi tidak ke Dissa.
"Mas Adan, tadi aku dapat laporan dari Manior 1,jadwal pemberangkatan kita untuk besok diubah total."ucap Syakieb.
"Kenapa enggak ngehubungi lewat telepon Kib?"tanya Syahdan.
Syakieb menghela napas. "Uda berkali-kali Syakieb nelpon ke ponsel Mas tapi enggak diangkat"
Syahdan baru sadar ponselnya masih didalam kamarnya. Sedari tadi kan Syahdan hanya ngobrol dengan adiknya.
Retno ibunya Syahdan muncul dari dalam."Temennya diajak masuk toh Mas."
Mereka berempat masuk keruang tamu. Syahdan langsung duduk didepan Arly dan Dissa sedangkan Syakieb duduk disamping Syahdan.
Atmosfir diruangan ini cukup tegang dan dingin. Arly yang merasakan ketegangan ini akhirnya membuka mulut.
"Kenapa jadwalnya bisa dirubah mendadak gitu mas?"tanya Arly.
"Atasannya... "ucap Syakieb dan Syahdan bersamaan.
Arly yang melihatnya hanya tersenyum.
"Gaji masinis besar enggak sih Mas Adan?"tanya Dissa.
Mereka bertiga bingung dengan pertannyaan Dissa.Arly saja hanya geleng-geleng kepala. Dia sangat malu mempunyai teman blak-blakan seperti Dissa.Arly saja yang berstatus sebagai adik dari Mas Syahdan saja tidak pernah menanyakan hal yang paling menohok kehidupan Mas Syahdan.
"Untuk masalah gaji itu tergantung divisi dari seorang masinis itu sendiri. Gaji akan semakin besar jika masinis itu menempati posisi Manior 1."perjelas Syakieb.
"Jadi Mas Syakieb ini dapat posisi apa?" mulut Dissa memang rada bocor.
Suara panggilan dari ponsel Syakieb memotong pembicaraan Dissa. Syakieb merogoh sakunya.
"ada apa nan? "
"......."
"iya aku uda dirumah mas Syahdan ini"
"......."
"40 menit aku sampai disana"
Sambungan telepon terputus. Syakieb langsung mengambil jaket Levis nya dan menyambar bahu Syahdan.
"Syakieb dapat telpon dari Kenan KAI bagian lokomotif ada masalah kita disuruh bergegas kesana. "ucap Syakieb tanpa babibu.
Mereka berdua pergi meninggalkan Arly dan Dissa. Sebelum memasuki mobil milik Syakieb,Syahdan menyempatkan diri mengelus rambut Arly kemudian Syahdan mencium puncak kepalanya.
"Mas pergi dulu, Jaga diri baik-baik dek."setelah mengucapkan kalimat itu Syahdan berlalu dan memasuki mobil Syakieb.
Mobil pajero sport itu meninggalkan jejak dihalaman rumah Arly. Setelah tanda-tanda dari mobil itu tidak terlihat lagi Arly masuk kedalam kamar dan disusul oleh Dissa.
Arly yang sedang membereskan buku-buku diatas meja belajarnya kini telah selesai.Arly menggeret kursi dan langsung mendudukinya. Dissa yang melihat raut wajah Arly yang tampak cemas langsung mendekatkan diri ke Arly. Dissa juga bingung melihat sikap aneh Arly.
"Kenapa sih Ly mukanya kok ditekuk mulu? Sedih karena si gawok pergi?" Arly yang mengetuk-ngetuk pinggiran kursi langsung menoleh kearah Dissa yang sedang duduk dipinggiran kasur.
Gawok? Apalagi bahasa yang dilontarkan si sinting Dissa. Apakah Dissa kembali memikirkan Syakieb dengan pikiran mesumnya itu? Dissa memang gila sedikit saja melihat laki-laki tampan dia langsung berjibun memikirkan hal-hal mesum.
Dari ekspresi Arly saja Dissa sudah tau pasti dia memikirkan arti dari Gawok.
"Yakin enggak mau tau arti 'Gawok'?" Dissa cekikian melihat sikap acuh dari Arly.
***
Ada yang tau enggak sih arti kata 'Gawok' ?
Tebak aja jangan sampai mati penasaran guys.
Terimakasih yang uda nyempatin baca cerita ini.Kiaax26
KAMU SEDANG MEMBACA
Atmomichani
RomanceKamu kejam membiarkan Aku jatuh hati sendirian.Kamu memberikan pengharapan dengan celah besar namun Kamu hanya membiarkan itu sebagai impian.Kamu yang selalu menjanjikan kebersamaan,namun kamu membuang perasaan.Yang Aku miliki ini hati bukan Mumi ya...