"Kamu adalah alasan dibalik kebahagiaan ku "
***
Hari ini Arly benar-benar merasa bahagia. Ia senyum-senyum sendiri ketika mengingat kejadian tadi malam bersama Syakieb.
Hari ini Arly ada jadwal ngampus sekitar jam sebelas dan sekarang masih jam delapan masih ada tiga jam lagi dan ia gunakan untuk bersantai.
"Ciee yang lagi bahagia." Goda Syahdan saat ia melihat Arly tersenyum sendiri sambik menatap handphonenya.
"Apaan sih mas? Ganggu orang bahagia aja."
"Mau ikutan ke kantor stasiun enggak?" Ajak Syahdan.
Arly menatap Syahdan sebentar sambil mengetuk-ngetuk dahinya. "Ngapain?"
"Ya main aja, manatau kamu mau jumpa Syakieb lagi."
Arly menggelengkan kepalanya. "Aku ada jadwal ngampus entar jam sebelas mas mana bisa."
"Yauda mas mau siap-siap berangkat."
Kini tinggal Arly sendiri yang berada dirumah. Ibu dan ayahnya pergi kerumah saudaranya yang ada dibekasi. Menunggu dua jam lagi itu bukan hal yang cepat dan pastinya sangat membosankan. Ia mengambil handphonenya yang berada diatas nakas. Ia mengetikkan sesuatu disana.
Dilaly group's
Arlya
Kerumah dong:(Dissaesa
Mas Syahdan dirumah?Ollala
Otw.Arlya
Enggak ada tuh, baru aja berangkat kerja. Kenapa Dis?Disaaesa
Eh curut jemput gue. Mager mau nyetir sendiri.Dissaesa
Gue kira dirumah, gagal deh pagi-pagi ngeliat suami :(Sudah setengah jam berlalu setelah Arly mengirim chat ke sahabatnya itu namun belum ada tanda-tanda mereka sampai juga.
Arly pergi kedapur mengambil cemilannya, ia akan menghabiskan waktunya menunggu kedua sahabatnya dengan menonton acara di tv.
Terdengar suara orang-orang yang sedang ribu Arly ingin mengintip siapa yang membuat kegaduhan dipagi hari. Ia menyibakkan kain jendelanya. Ternyata ada Olla dan Dissa di halaman depan. Entah apa yang mereka kerjakan sampai membuat kegaduhan seperti ini. Arly membuka pintu rumahnya. "Dis ngapain disitu aja? Cepetan masuk!" Perintah Arly.
Dissa berlari kearah Arly. "Ly tolongin Olla." Napasnya sudah terengah-engah. Entah apa yang membuat ia sampai seperti ini.
"Kalian pada kenapa sih?" Tanya Arly.
"Ban kita bocor jadi kami tinggal dibengkel terus gue sama Olla jalan ehh ada anjing yang ngejer kita. Cepetan tolongi Olla."
Arly menutup pintu rumahnya kemudian bergegas berjalan mencari Olla. "Dia dimana?"
"Tadi sih disini tapi entah uda kemana lagi. Gimana dong Ly gue capek banget lari-larian enggak jelas gini."
Dissa terduduk diaspal jalanan. Napasnya masih tersengal-sengal. Entah nasib apa yang membuatnya pagi-pagi begini dikejar seekor anjing galak.
Mata Arly masih celingukan mencari Olla. Ia berjalan kembali meninggalkan Dissa yang masih terduduk dijalanan.
"Arly." Panggil seseorang yang berada didepannya.
Itu Rendy ralat Dokter Rendy. Kenapa dia bisa disini sepagi ini pikirnya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Rendy.
Arly menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. "Lagi nyari Olla Dok."
"Mau sa... "
Ucapan Rendy terpotong begitu saja saat Olla berteriak dan berlari kearah mereka berdua. "Lo darimana aja sih La?" Tanya Arly.
Olla hanya nyengir tanpa merasa berdosa. "Nanti gue ceritain dirumah lo, ayok cuss. Gue mau numpang mandi."
Arly yang mendengar penjelasan Olla hanya menepuk jidatnya. Spesies seperti Olla inilah yang mampu membuatnya geleng-geleng kepala. Sudah jadi biang masalah tapi merasa tidak punya salah. Kalau saja ia punya kekuatan seperti di film-film itu maka sudah dipastikan Olla akan hilang seketika dari bumi ini.
"Ehh ada Dokter ganteng, mau ikutan kerumahnya Arly ya?" Entah itu pertanyaan atau sejenis ajakan dan godaan yang baru saja terucap dari mulut Dissa.
Tadi saja ia seperti orang mau kehilangan nyawa duduk diam mengatur napas yang sudah diujung na'as, sekarang sudah tersenyum sumringah seperti orang yang mendapatkan hadiah. Benar-benar tidak ada yang beres teman-temannya ini.
"Enggak kok, ini lagi mau kerumah temen. Mungkin nanti malam saya kerumahnya Arly." Rendy menjelaskan kenapa ia bisa disini sekarang.
"Uda tampan, mapan, dermawan, menawan tapi sayang doinya belum kesampaian." Batin Dissa.
"Uda ayok,gue uda gerah tujuh turunan." Olla menarik tangan Dissa begitu saja sedangkan Arly mengikuti mereka berdua.
Mereka masuk kedalam rumah dengan berdesak-desakan. Olla langsung saja berlari kedalam kamar mandi. "Ly pinjam baju lo ya." Ucapnya dengan keras.
"Ly pinjam baju Mas Syahdan ya." Suara Dissa tak kalah kuat. Ia berada dikamar mandi dapur.
"Sinting lo pada."
Handphonenya bergetar menampilkan sebuah pesan masuk.
Dosen gila : Hari ini saya enggak masuk jadi kelas diganti minggu depan.
Arly benar-benar bersyukur karena hari ini dosen gila itu tidak masuk jadi ia akan beristirahat dengan baik. Tapi ada rasa menyesal juga seharusnya ia menyuruh mas Syahdan menunggunya agar ia ikut ke stasiun. Entah kenapa ia ingin bertemu dengan Syakieb padahal kemarin malam ia sudah bertemu dengannya.
Handphonenya kembali bergetar.
Kak Syakieb : Kamu lagi sibuk Ly?
Ahh hatinya benar-benar menghangat karena pesan dari Syakieb. Padahal Arly hanya memikirkannya namun Syakieb langsung mengirimi ia pesan. Apakah ia tau bahwa Arly sedikit merindukannya. Ralat bukan sedikit merindukannya namun sangat merindukannya. Apa seperti ini rasanya jatuh cinta?
Ia sudah seperti orang yang kurang waras karena tersenyum-senyum sendiri.
"Lo kesambet?" Dissa baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit dikepalanya.
"Enggak kok." Arly tersenyum manis.
Dissa bergedik ngerih melihat Arly yang senyum-senyum sendiri. "Ngerih gue ngeliat lo senyum-senyum sendiri." Dissa bergegas masuk kedalam kamar Arly.
****
Maafin author yang baru update. Maafin juga kalau sedikit. Sebenarnya lagi badmood cuma dipaksai nulis aja jadi hasilnya enggak jelas juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atmomichani
RomanceKamu kejam membiarkan Aku jatuh hati sendirian.Kamu memberikan pengharapan dengan celah besar namun Kamu hanya membiarkan itu sebagai impian.Kamu yang selalu menjanjikan kebersamaan,namun kamu membuang perasaan.Yang Aku miliki ini hati bukan Mumi ya...