Atmomichani~12

50 4 0
                                    

Sahabat enggak akan ninggali  saat kita benar-benar merasa terpuruk dan butuh sandaran kan?

***

Senin,
Merupakan 'Monster Day' bagi kalangan Mahasiswa kampus. Dengan serangkaian acara yang membosankan serta tugas-tugas yang berlalu lalang menghampiri setiap mahasiswa. Seperti hari ini Arly dan Olla sedang merevisi tugas penelitian KSDH. Dua hari lagi mereka akan berangkat untuk melakukan penelitian. Penelitian yang diadakan pihak kampus ini bertujuan untuk program KKN.

"Ly, lo belum baikan sama Dissa?" Kacamata yang digunakan Olla seketika diturunkan.

Arly menghela napas. Sudah dua hari ini Dissa tidak menghubungi Arly maupun Olla. Dissa seakan-akan ditelan bumi tidak ada kabar berita tentang dirinya. Sebegitu besarnya salah Arly kepada Dissa sehingga Dissa menjauhi Arly. Jika Dissa marah padanya itu adalah hal yang wajar namun kenapa Dissa juga marah kepada Olla? Tidak biasanya Dissa bersifat labil seperti ini. Pasti ada masalah lain yang membuat Dissa jadi begini.

"La, perasaan aku bener-bener enggak enak. Aku takut Dissa kenapa-kenapa. Pulang ngampus kita cari dia ya." lirih Arly.

"Oke."

**

Sudah satu jam lebih Arly dan Olla mengelilingi kota. Bahkan mereka sudah memeriksa ke kafe, taman kota dan taman komplek  tempat favorit Dissa tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Dissa. Entah sudah berapa kali mereka bertanya kepada orang yang dekat dengan Dissa tak lupa juga mereka bertanya dengan orang yang berlalu lalang namun hasilnya juga sama.

Olla juga sudah meminta tolong kepada Kak Gusti untuk mencari Dissa. Tapi sampai sekarang belum ada kabar juga dari Kak Gusti sendiri.

Drrtt drrttttt

1 New Message

Mas Syahdan
Dek kamu pulang sekarang.
Dissa butuh kamu.
Cepetan!

" Pesan dari siapa ly?" tanya Olla keheranan.

" Dari Mas Syahdan katanya Dissa ada dirumah dan butuh kita." Arly bergegas masuk kedalam mobil.

***

Saat ini tujuan mereka hanyalah rumah Arly. Tiba-tiba Mas Syahdan menghubunginya dan memberitahu bahwa Dissa ada dirumahnya. Kecepatan mobil itu semakin bertambah ketika keadaan jalan semakin lenggang. Tidak ada percakapan diantara Olla dan Arly. Olla sendiri tau Arly benar-benar khawatir dengan keadaan Dissa. Diantara mereka bertiga hanya Arly yang memiliki sifat keibuan.

Pintu rumah terbuka menampilkan sosok yang dicari Arly dan Olla dua hari ini. Langkah Arly terhenti ketika dia melihat Mas Syahdan memeluk Dissa yang sedang menangis.

"Aku tau kamu punya masalah yang besar tapi aku yakin kamu bisa ngadepinnya kok." ujar Mas Syahdan.

"Akk..uu enggak bisa Mas." jawab Dissa terbata-bata.

"Sebesar apapun masalah kamu seharusnya kamu enggak lari dari masalah itu sendiri. Kamu harus berani ngadepinnya. Kamu juga enggak akan tau kan hal apa yang terjadi seandainya kamu enggak ngadepin masalah itu." Mas Syahdan mengelus punggung milik Dissa mencoba untuk menenangkannya.

"Tapii Mas.. "

"Kamu kan perempuan kuat. Biasanya juga kamu jadi ibu dadakan buat Arly dan Olla. Mereka pasti nyariin kamu sekarang. Arly juga semalam nangis gara-gara kepergian kamu. Olla juga uring-uringan ngehubungi pacarnya buat bantu cariin kamu. Mereka bukan enggak perduli dengan keadaan kamu Dissa, tapi mereka ngasih waktu ke kamu buat nenangin diri kamu sendiri. Mereka cuma nunggu kamu siap cerita  kemereka." ucapan panjang Mas Syahdan membuat Dissa mendongakkan kepalanya menatap Mas Syahdan.

"Sekarang kamu tidur di kamar aku aja. Pastii tubuh kamu benar-benar istirahat. Aku enggak mau orang yang aku sayang sakit." Mas Syahdan mengantar Dissa kekamarnya lalu mengecup kening milik Dissa dan segera menutup pintu kamarnya.

Mas Syahdan terkejut dengan kehadiran Arly dan Olla. Arly sendiri tersenyum kearah Mas Syahdan. Mereka duduk diruang tamu. Tatapan Arly meminta penjelasan detail dari Masnya ini.

"Mas.. "

" Oke Mas bakal jelasi semuanya. Tadi Mas ada di loket penjualan karcis memenuhi panggilan Manior satu. Di loket itu Mas ketemu Dissa yang duduk dikursi tunggu. Keadaannya benar-benar parah dia nangis dan bawa-bawa koper. Mas juga enggak tau dia kenapa tapi langsung Mas samperin aja takut dia kenapa-kenapa. Sebelum Mas nyamperin Dissa dia sudah pingsan duluan Mas pastinya kalang kabut ngeliatnya. Yauda Mas bawa kerumah aja." Syahdan mengambil napas panjang untuk menetralisir suasana hatinya.

" Mas sendiri uda tanya apa masalahnya Dissa?" tanya Olla.

"Uda kok. Kalian tanya aja sendiri ke Dissa apa masalahnya karena Mas tau dia pasti butuh kalian. Oh iya Dek tadi Ibu nelpon katanya kamu disuruh dinner bareng Rendy." Syahdan meninggalkan Arly yang masih diam.

Lagi-lagi Rendy. Kenapa harus laki-laki itu. Arly kira Rendy tidak akan mengusik kehidupannya. Nyatanya apa sepertinya Rendy menginginkan hubungan yang lebih lanjut lagi.

Drrrttt drtttt

1 New Message

Dr.Rendy
Nanti malam aku jemput dinner ya.

Arly mencibir pesan yang baru saja dibacanya. Arly sudah terlalu banyak masalah yang sedang dihadapinya tiba-tiba datang lagi satu masalah. Kalau seandainya di samping rumahnya ada tebing ataupun jurang maka Arly akan berteriak sekencang-kencangnya.

***
Lagi-lagi mager buat nulisnya. Entah kenapa aku enggak nemuin moodboster aku. Tapi demi rekan-rekan yang nunggui cerita ini aku lanjutin nulis lagi.
Makasih uda terus nunggu dan nyemangati aku.

Oh iya lebih suka mana nih:
1. Arly-Syakieb
2.Arly-Rendy

Di komen ah biar semangat ini lanjuti part 13 nya.

Kiaax26





AtmomichaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang