Memilih

17 4 0
                                    

Mikha harus memilih di antara Bayu dan Mody, merasakan dilema. Bayu yang sedang bersama Windy, berjalan – jalan di pelataran rumah sakit. Dari kejauhan Mikha melihat mereka. dan menghampirinya " hey ... kalian, Bay bagaimana keadaanmu " tersenyumku menatapnya " aku baik – baik saja. Mana Mody, kenapa kalian tidak bersama. Alka di mana ? " tanyaku " sekarang aku dan Mody sudah putus, kalau Alka dia sedang pergi, katanya ada urusan " kagetku " kalian putus, apa mungkin karenaku. Jawab Mikh " memegang lengannya menatapnya

" maaf, aku pergi dulu. Aku tidak ingin menganggu kalian " Windy pun pergi meninggalkan aku. " ini bukan salahmu, tapi cuman aku tidak bisa lagi bersamanya ". Menggeleng aku di hadapannya. dan mendorong kursi rodaku menuju sebuah taman. Dan ia duduk di sebuah bangku panjang tepat di hadapanku.

Dan melanjutkan pembicaraan kami. " memang sejak dulu aku menyukaimu tapi aku ingin kamu bersamanya dan lebih pantas dari pada aku " mendorong roda kursi. " kenapa Bay ?" berdiri di belakang. " aku bahagia melihat kamu bersama Mody itu saja. " lalu ia pun memelukku dari belakang. Tetapi aku melepaskan tangannya dari bahuku lalu pergi. Berhenti sejenak " dan satu lagi, aku tidak ingin kamu menyukaiku karena kasian " kembali mendorong kursi rodaku bergegas pergi kembali ke kamar. Mikha hanya diam melihatku pergi.

Aku berada di kamar berusaha sendiri, untuk naik di atas ranjang. Lalu membaringkan badanku. Mengambil tas berwarna hitam, membukanya mendapati sebuah bingkai foto, aku bersama kedua sahabatku. Aku kangen saat – saat bersama dengan mereka.

Di perjalanan sebuah bus, Mikha duduk bersandar, seperti ada ia memikirkan sesuartu. bingung harus memilih antara Bay dan Mody. perasaan yang begitu dilema. Bayu menyandarkan badannya, menatap langit – langit, dan membayangkan kembali perkataan Bayu " aku tidak ingin kamu menyukaiku karena kasian " masih mebayangkan, saat di perjalanan pulang.

Tanpa sadar ada yang menepuk bahuku, berbalik melihatnya " ehhh Mama ... " senyumku " bagaimana keadaanmu sekarang Nak ? " tanya perempuan tua itu padaku " aku baik – baik aja Ma... " mengelus – elus kepalaku.

Beberapa menit kemudian Mikha sampai di rumah. Lalu mengambil sebuah kardus yang selama ia simpan. Membuka semua barang-barang pemberian Bayu yang masihtersimpan. Belum lagi semua yang tertata rapi di setiap ruangan juga pemberian Mody. duduk merenung memikirkan semua " semua begitu sulit jika aku harus memilih diantara mereka " dalam hati berkata. Beberapa menit kemudian sampai di rumah, gegas masuk

" tapi " diam sesaat " ahhhh bodoh .... bodoh .. bodoh " teriak menghentak – hentakkan tangannya pada bantal. Tiba – tiba Windy membuka pintu " ada apa ? " dengan polosnya ia berkata " kenapa teriak – teriak " muka datar menanyakan. Mikha melemparkan bantal kearah Windy, sehingga kaget terkena pada mukanya " heeiii ... Mikh kalau ada masalah jangan teriak – teriak nggak jelas gitu, sakit tahu " melihat kardus yang berada di atas ranjang. Windy menghampiri Mikha " aku bingung Win... apa aku harus kulakukan, memilih di antara mereka, lalu mereka berdua itu bersahabat " membalikkan badan memegang kedua bahu " Mikh ... mungkin ia kamu harus memilih di antara mereka. tapi kamu yakinkan dari hatimu * menunjuk dekat bahunya * dan yakinkan pada dirimu " saran Windy dengan menatapnya Mikha.

Semua menjadi hening, Mikha yang diam, menunduk, dan kini juga putus dari Mody, beban di pikirannya membuatnya semakin kacau, hati berkecamuk.

Aku yang berada di dalam kamar, begitu aku merindukan kebersamaan bersama kedua sahabatku, tersenyum melihat foto yang aku gemgam dan menyandarkan ke dadaku, menutup mata. Kenapa semua berubah ?

Mody yang tidak pernah menjenguk Bayu, masih merasakan sakit hati, Kini juga putus dari Mikha. Di sebuah lapangan basket, Mody yang sedang bermain basket bersama teman – temannya. Tanpa ada Alka dan Bayu di sana. " dengar – dengar Bay masuk rumah sakit yaa... dia sakit apa ? " tanya lelaki melemparkan bola basket kearahnya. " ngapain kamu bahas dia, aku nggak tahu itu " memantulkan bola ke lantai, dan tidak ingin membahas tentang Bayu.

Hatiku Tentangmu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang