Perkelahian

14 5 0
                                    

Perkelahian pun terjadi antara aku dan Mody, Mody yang mengangkat kera bajuku dengan kedua tangannya. Dengan wajah merah " cukup Bay... Kamu bukan sahabatku tapi kamu itu adalah penghianat " melepaskan tangan dari baju. Mikha menghampiriku lalu menamparku. Suasana menjadi tegang, hening keadaan semakin memburuk. Alka datang melerai kami " cukup kalian, tidak semua ini kesalahan Bay "

Alka menghampiriku " Bay .... apa kamu baik – baik saja ? " memegang bahuku " udahlah Al semua sudah terjadi, ini adalah balasan dari seorang penghianat seperti aku " sontak Alka berkata " aku tahu perasaanmu seperti apa... " Mody pun pergi meningglkan kami begitu juga dengan Mikha.

Aku pergi di sebuah bukit, bukit itu merupakan tempat aku meluangkan semua perasaan yang aku alami, dimana orang – orang tidak mengetahui. Duduk merenungi sambil melemparkan batu sebagai tanda membuang kesalahan pada diri. Langit tampak cerah dihiasi dengan awan – awan yang indah. Senja mulai terbenam dengan perlahan – lahan. Disinilah aku mengasingkan diri, pemandangan yang begitu indah. Teriakan keras yang keluar membuat bebanku hilang

Di sisi lain, Alka dan Mody berada di sebuah Cafe. Alka yang ingin menghubungi Bayu, terdengar suara aku mengambil Hp di kantung celanaku. Melihat di layar hp tertera nama Alka. Aku hanya membiarkan hp itu terus berbunyi. Aku kembali menatap ke langit. Sementra itu Alka cemas mengapa Bayu semakin tidak bisa dihubungi. " Bay angkat please " dengan memainkan jemari di meja, Mody yang melihat tingkah Alka " hey kamu kenapa sich seperti cemas begitu " jawab Alka " akhir – akhir ini Bayu susah di hubungi!!! ". Mody terlihat sinis mendengar perkataan Alka " ngapain sich kamu pikirin dia " Alka pun kesal pada sikap Mody yang membenci Bayu " kamu belum mengerti tentang semua terjadi, jadi stop salahkan Bayu, ok " beranjak dari bangku pergi meninggalkan Mody.

" ahh sial, kenapa jadi begini " beranjak dari bangku pergi meninggalkan Cafe tersebut. Kini malam telah tiba, aku pun masih berada di puncak berdiri di sebuah bebatuan. Alka yang semakin cemas dengan keadaan Bayu ia pun menghubungi Mikha, Mikha yang berada di kamar dan ingin beranajak menuju sebuah teras kamar ia mendengar suara handphone berdering. Mengambil dan mengangkatnya " iya Al ... kenapa ? " tanyanya " apa Bay berada di sana ? " tanya Alka " Bay nggak berada disini " jawab Mikha dengan nada cepat " akhir – akhir ini Bay susah banget di hubungi, aku cemas terjadi apa – apa pada dirinya " Alka bergegas berangkat kerumah Bayu dengan menggunakan mobil pribadinya.

Beberapa menit kemudian ia sampai kerumah Bayu, Alka turun dan masuk menuju pintu. Mengetuk pintu rumah, beberapa saat kemudian pintu itu di buka oleh Ibu Melia " siang Tante... Bayu ada ? " sapa Alka " Nak Alka, Bayu sedang pergi " jawabnya " Bayu pergi kemana Tante ? " Ibu Melia tidak mengetahui kemana Bayu pergi " ohhh gitu ... aku pergi dulu " Alka pergi mengninggalkan rumah Bayu. * Bay kamu kemana sich, kamu pergi kemana ... aku cemas padamu * pikir cemas Alka. Mikha bergegas mengambil jaket, pergi mencari Bayu. Aku masih tetap berada di puncak, duduk menatap langit. Mikha mengingat saat Bayu mengatakan * ketika aku lagi ingin sendiri aku pergi di sebuah Bukit *Mikha bergegas menuju ke bukit di mana Bayu berada saat ini.

Angin yang menghembus ke badan, aku yang menghembuskan nafas, dan teriak dengan keras untuk mengeluarkan semua beban pada diriku. Tanpa sengaja terdengar suara yang memanggilku dari kejauhan " Bay ..... " suara itu semakin dekat " mengapa kamu menemuiku ? kamu sudah mengetahui semuanya ". Diam menunduk " kenapa kamu diam ? " aku membalik badan menghadap kearahnya. Sejenak hening " aku tahu tidak sepantasnya menyukaimu, sejak lama aku memendam perasaan ini padamu ". Mendengar perkataanku Mikha terdiam dihadapanku.

" Bay ... " perempuan itu menyentuhkan tangannya ke wajahku,tapi aku memegang tangan dan melepaskan tangan dari wajahku. Aku melangkahkan kaki menjauhi, sekitar jarak satu meter antara aku dan perempuan itu. sekilas aku berbalik melihat dia, aku hanya berdiam diri semua tampak hening. Mikha menghampiriku ia memegang lenganku. Tatapan mata yang penuh keindahan di wajahnya tetapi aku teringat pada sahabatku, aku tidak ingin menyakitinya lagi. Pergi meninggalkan perempuan itu dan menuju sebuah motor terparkir di sebuah bawah pepohonan dan bergegas pergi.

Hatiku Tentangmu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang