Bab 12 (2)

270 31 0
                                    

Aku menutup mulutku. Aku tidak mau karena kebodohanku aku menjadi korban. Aku masih terkejut dengan apa yang aku lihat. Tidak mungkin ini adalah mimpi di dalam mimpi. Bodohnya aku, aku tidak langsung lari dari tempat itu tetapi aku justru diam mematung dan tetap menutup mulutku seolah-olah aku tidak bisa bergerak karena keterkejutanku.

Dari arah belakangku, ku lihat 2 ekor serigala hitam dengan badan yang sangat besar sedang mengoyak daging babi hutan dengan agresif. Mereka memakannya seolah mereka tidak mau babi hutan itu hidup lagi. Jelas sekali mereka tidak akan membiarkan mangsanya lepas atau lari dari rasa lapar mereka yang teramat sangat.

Lalu, apa aku juga termasuk mangsa mereka?

Aku bangkit dari posisiku. Aku mengendap-endap berusaha untuk bangkit dan berjalan sepelan yang aku bisa. Aku menjauhi mereka sepelaaaan mungkin. Sangat perlahan dan berhati-hati.

Jarak 6 meter ini aku mulai berjalan biasa, agar aku tidak memancing perhatian mereka dari fokus mereka terhadap babi hutan malang itu. Namun, aku juga sesekali menengok ke arah belakang siapa tahu mereka sadar dengan ketidak beradaanku di sana dan memilih untuk mengejarku.

Saat jarakku sudah cukup jauh dari mereka aku memutuskan untuk berhenti sejenak. Aku menghembuskan nafasku panjang, aku sangat lelah karena sedari tadi aku berjalan perlahan dengan rasa yang sangat tidak tenang. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Bukan karena cinta, ini karena aku sangat ketakutan karena 2 serigala itu.

Hhh…

Aku menekuk badanku, memegang lututku. Lemas namun aku tidak bisa berhenti di sini. Aku harus pulang.

Aku berdiri lagi dengan posisi yang sama menghadap ke depan, dan dia di sana.

Ramika.

Ada pertentangan yang sedang berlangsung saat mataku bertemu matanya.

Haruskah aku memeluknya dan meluapkan segala penyesalan dan rasa rinduku di pelukan itu, atau

Haruskah aku diam di sini melihatnya yang hanya melihatku tanpa ada niat untuk menghampiriku?

Ramika tersenyum di seberang sana. Ada sekelibat cahaya yang melintas di bola mata coklatnya, itu justru terlihat seperti petir. Dan aku tidak yakin jika ia adalah Ramika. Ini halusinasi atau..

Tapi, ini terlihat sangat nyata.

“aku tahu kau sangat merindukanku,” Ramika memecah perhatianku terhadapnya.

Aku mendekatinya, ia hanya tersenyum di sana. Senyumnya beda, tak meninggalkan lelehan hangat di hatiku. Aku lebih mendekat, ia tetap tersenyum tanpa ada niatan untuk menghampiriku. Aku lebih mendekat, jarakku dan jaraknya masih terbilang cukup jauh. Setengah jalan lagi aku dapat meraih Ramika, dan ia masih belum mau menjemputku dengan pelukan hangatnya.

Aku berlari dengan air mata yang diam-diam jatuh tanpa ampun di wajahku, dan ia masih tersenyum di sana. Aku semakin mempercepat laju lariku, sebentar lagi aku akan menggapainya. Aku sangat merindukannya. Saat jarak kami sudah akan lebih dekat, ia tersenyum lebih lebar.

Tunggu,

Ramika memiliki gigi taring dengan bekas darah di sana seperti hewan buas?

Aku masih tertegun namun, segera ku alihkan fokusku. Aku membelokkan arah lariku, aku melewati sisi kiri Ramika jadi-jadian itu. Aku mendengar tawanya yang sangat membahana. Iya, itu bukan Ramika. Ramika tidak pernah tertawa sejahat itu, pantas saja senyumnya tidak membuat hatiku meleleh seperti biasanya. Pantas saja ia tidak menghampiriku. Aku tahu ini bukan Ramika. Aku sangat yakin ini bukanlah Ramika-ku.

Ku dengar tawanya semakin kencang, dan sedikit demi sedikit ku dengar ada suara dengusan hewan buas. Aku menengok ke arah belakangku. Ramika jadi-jadian itu berubah menjadi seekor serigala hitam yang sangat besar, sama besarnya seperti 2 serigala yang ku temui tadi saat pertama kali aku terbangun di Zunialesia.

Aku semakin yakin jika itu bukanlah Ramika.

Aku sangat ketakutan, sangat ketakutan. Aku berlari terus berlari tanpa henti. Selama aku yakin aku masih memiliki tenaga untuk berlari maka, aku akan berlari sekuat yang aku bisa. Walaupun aku sadar kekuatan serigala itu jauh lebih besar dibanding dengan kekuatanku yang notabene hanya sebagai seorang perempuan lemah. Aku tetap berlari dengan tujuan yang sama, menemukan lahan aman untuk aku pulang.

Jarak serigala itu denganku semakin dekat, namun aku belum menyerah. Aku masih tetap berlari dengan sekuat tenagaku untuk menjaga jarak dengan serigala itu, menjauhinya adalah hal yang paling mungkin terjadi saat ini, karena menghilang dari hadapan serigala ini adalah hal yang mustahil untuk aku lakukan.

Aku terus berlari tanpa ampun, laju lariku belum melemah. Ku lihat dari ekor mataku, satu per satu serigala hitam besar muncul dari sisi kanan dan kiriku. Bergabung bersama serigala hitam di belakangku. Mereka bersekongkol untuk membunuhku dan memakanku saat ini juga. Aku belum siap untuk mati di tangan serigala-serigala ini.

Jumlah mereka semakin banyak dan tenagaku semakin berkurang. Aku sudah cukup lelah sekarang. Aku rasa aku butuh istirahat, ini lebih mengerikan jika dibandingkan dengan penilaian lari 2,4km ku. Sangat mengerikan. Serigala-serigala itu terus bertambah, jumlah mereka semakin banyak dan aku hanya sendiri. Aku harus menjaga jarak yang lebih jauh dengan mereka.

Dengusan nafas mereka yang kasar membuatku merinding. Terlebih dengan tenagaku yang semakin lama semakin melemah. Aku sudah sangat lelah. Aku mulai pusing, mulai terengah-engah dan tidak lagi memikirkan tujuan utamaku. Entahlah akan kemana kaki-kaki lelah ini akan membawaku, aku sudah pasrah. Jika memang aku harus di makan oleh para serigala ini pun aku tak apa. Karena demi Tuhan, ini sangat melelahkan bagiku. Sangat. Aku sudah tidak kuat.

Pandanganku sudah mulai kabur. Aku tahu setelah ini aku akan pingsan. Mungkin sebentar lagi aku akan bangun di surga karena telah di habisi oleh para serigala ini.

Sumpah!

Aku sudah tidak bisa melanjutkan aksi kejar-kejaran ini.

Aku jatuh di pelukan seseorang, entah siapa tapi, aku kenal dengan rasa nyaman ini.

“tidurlah lagi, aku di sini. Dan akan selalu di sini,”

Hanya itu yang aku dengar sebelum semuanya menjadi gelap, sangat gelap.


A.N,
Gimana nih? Masih mau dilanjut ga? Wekwekwek:v

Is That YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang