Bab 15 (2)

269 27 0
                                    

Aku masuk ke dalam kamar lalu menutup jendela dan korden balkon. Duduk sebentar di ranjang sambil menyalakan televisiku lalu berpindah lagi ke arah meja belajar menyiapkan segala sesuatu yang harus ku bawa besok ke sekolah.

Buku? Udah.

Parfum? Udah.

Kotak pensil? Udah.

Udah, udah, udah, semua udah.

Aku mengambil anduk yang ku gantungkan di balik pintu dan masuk ke kamar mandi. Membilas seluruh badanku yang terasa lelah hanya karena melepas kepergian Ramika yang terasa sangat cepat itu. Setelah aku rasa bersih dan segar, aku mematikan shower dan memakai andukku.

Aku sudah siap untuk tidur saat nada dering aplikasi whatsapp ku berbunyi, aku meraih telepon genggamku di samping ranjang dan melihat notifikasi.

Irish : Taniaaa

Irish : Aku berantem sama Steven

Irish : Sedih banget.

Tania : cerita, Rish. Gimana kok bisa?

TOK! TOK! TOK!

"masuk," ucapku setelah menyadari pintu kamarku diketuk.

Kepala mama menyembul masuk dari balik pintu.

"eh, mamah," sapaku saat mengetahui bahwa yang mengetuk tadi adalah mama. Aku menarik kedua kakikku yang tadi berselonjor menjadi sila.

Mama masuk dan membawa segelas susu coklat hangat lalu menaruhnya di meja kecil sebelah ranjang dan setelahnya ia duduk menyamping di depanku.

"besok udah mau sekolah?" tanya mama langsung pada intinya.

"iya, mah. Paling besok udah masuk, udah sehat juga Tania, mah." Jawabku sambil mengarahkan tangan mama ke dahiku.

Mama tersenyum.

"kamu kuat jadi kamu cepat sembuh. Ya sudah, jangan tidur terlalu malam," ucap mama langsung mencium keningku. Aku pun membalasnya dengan mencium mama di keningnya.

"I love you so much, mah" ucapku sambil mencium bibir mama cepat. aku tersenyum membalas senyuman mama.

"mamah lebih sayang daripada yang kamu tahu," jawab mama sambil berjalan meninggalkanku lalu menutup pintu kamarku.

Ah bahagianya hidup ini..

Aku mengambil gelas susu ku dan menengguknya perlahan sambil melirik roomchat ku dengan Irish yang daritadi terus menampilkan kotak putih yang terus naik menandakan bahwa Irish terus mengechatku.

Irish : Tadi pagi aku liat dia jogging di sekitar komplek

Irish : Yang aku tahu, rumah dia kan bukan di daerah komplek aku. Udah gitu dia joggingnya sama Kristin, Tan.

Irish : Bayangin, dong. Kristin yang notabene mantannya dia ajak jogging sambil ketawa-ketawa. Padahal aku aja yang masih baru jadi pacarnya belum pernah diajak jogging terus ketawa-ketawa selepas itu.

Irish : Ya kamu tahu kan, sakit.

Irish : Aku minta penjelasan dari dia, dia malah marah. Padahal aku tanya baik-baik. Terus aku juga kesel, aku lagi PMS dia malah marah-marah gitu, Tan. Ya udah deh kita berantem, sampai sekarang belum kasih kabar dia. Gak kangen kayaknya.

Irish : Gitu, Tan. Sedih.

Aku terkekeh membaca pesan dari Irish. Dia tidak pernah semellow ini sebelumnya, bahkan aku selalu berpikir bahwa dia adalah wanita yang sangat dewasa dan bijaksana. Eh, setelah ia mengenal Steven ternyata hidupnya berubah drastis! Cinta memang sangat berbahaya.

Is That YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang