(Yoongi P.O.V)Jimin baik. Kuakui dia baik. Hanya saja perhatiannya akhir-akhir ini membuatku sedikit--uhm... Apa ya-- bisa dibilang tidak nyaman. Bukan tidak nyaman dalam artian buruk sebenarnya. Hanya saja aku merasa sedikit kewalahan dengan perasaan aneh yang kurasakan tiap melihat senyum atau perhatiannya.
Hari ini dia bahakan mengantarkanku pulang. Oke,itu tidak terlalu istimewa. Biasa saja. Tapi kegigihannya meyakinkanku lah yang luar biasa. Meski sikapku sedingin es kutub dia tidak menyerah sedikitpun.
Jimin menyukaiku,jadi mungkin itu adalah bentuk dari rasa sukanya padaku. Tapi aku sudah punya Zhoumi dan aku tak berniat membiarkan siapapun masuk ke dalam hatiku saat ini. Aku sudah menjelaskannya pada Jimin,ia hanya tersenyum dan mengangguk mengerti. Kuharap ia paham betul apa maksudku.
Memasuki apartemem ponselku berdering lagi.
Ayahku.
Ya,aku baru saja mengatakan bahwa itu ayahku. Orang yang sama,yang meninggalkan aku dan ibuku.
Untuk apa dia menelponku?
"Apa?" todongku langsung. Marah. Ini panggilan ke tigapuluh sekiannya.
"Hai,Yoongi. Bagaimana kabarmu." suaranya masih sama,berat dan dalam.
"Apa kau menelpon hanya untuk menanyakan kabarku? Aku baik. Dan bila itu sudah cukup akan ku tutup telponnya-.. ."
"Jangan!" sahutnya cepat. "Kumohon putraku,butuh keberanian besar bagiku untuk bisa menghubungimu. Aku tahu aku tak akan pernah pantas untuk berbicara denganmu. Tapi kuharap kali ini saja,kumohon! Aku benar-benar mengkhawatirkanmu."
Khawatir? Hell. Kemana saja ia selama ini?
"Seperti yang ku katakan,aku baik. Apa itu sudah cukup? Kau tak perlu mengkhawatirkanku."
Terdengar helaan nafas. "Kau yakin,anakku?-- maksudku,aku tahu ini berat untukmu. Aku harap kau bisa berbesar hati menerimanya,kau pantas mendapatkan yang lebih baik lagi. Kau anak yang baik,ayah yakin itu."
Orang tua ini bicara apa sih?.
"Kau mabuk?" kesalku. Aku sudah cukup pusing memikirkan berbagai hal sekarang ia hanya menambahi beban di kepalaku. "Aku tidak mengerti apa maksudmu? Apa yang tak bisa kuterima dan apa yang pantas kudapat? Apa kau sedang mengigau?" cerocosku kesal,berjalan mengitari ruang tengah dengan tangan memijit pangkal hidung.
Diam cukup lama.
"jadi kau belum tahu? Sungguh?"
Ak semakin pusing dibuatnya.
"Jangan membuatku pusing dengan bualanmu,katakan saja inti dari niatmu menghubungiku." kataku marah,ya aku marah.
Jeda sebentar,sebenarnya aku penasaran juga. Selama ini Ayahku selalu takut-- ah lebih tepatnya malu untuk menghubungiku mengingat apa yang telah dilakukannya selama ini. Itu dikarenakan aku memang menjaga jarak dengannya. Aku tak tertarik sedikitpun pasal kehidupan orang yang sudah menyumbangkan nyawa dan gennya pada diriku ini. Aku bahkan baru tahu ia ayahku saat umurku delapan tahun. Jadi apapun yang ingin disampaikannya pasti penting sekali.
"Ayolah,aku menunggu." kataku tak sabar.
"Aku takut ini melukaimu,anakku."
Aku mendengus. "Hidupku sudah penuh luka bila kau ingin tahu."
"Apa zhoumi tidak mengatakan apapun padamu?" aku mendengar keterkejutan dari suaranya.
Zhoumi? Kenapa jadi membahas Zhoumi?
KAMU SEDANG MEMBACA
(Minyoon)Young Wild and Free ~ OnGoing
FanficMinYoongi itu penuh misteri dan Jimin tertarik karenanya. Boy x Boy Cast all member BTS. Another idol as supporting cast. Langsung baca aja,ga bisa bikin sum.