14.Please...

871 174 24
                                    

Jangan percaya kalau saya janji2 update...wkwk...




Selamat membaca...














Dunia terasa berputar dan kakiku lemas seperti jelly.

"Astaga Yoon..."

Beruntung Jimin berhasil menangkap tubuhku yang hampir saja tersungkur di parkiran.

"Kau baik-baik saja kan?." Tanyanya khawatir.

"Ya. Aku tak apa." Jimin membantu memapahku dan membukakan pintu mobil untukku sebelum masuk ke bekakang kemudi.

"Kau yakin kalau kau baik-baik saja? Wajahmu pucat seperti hantu." Tanyanya khawatir. Terlihat jelas dari kedua mata dan raut wajahnya. "Sepertinya aku harus membawamu pergi darisini,sebelum bajingan itu berubah pikiran dan meneriaki kita lagi. Aku benci keributan."

Aku hanya mengangguk mengiyakan.Aku setuju. Akupun malas bila harus berhadapan dengan zhoumi untuk sementara waktu ini.

"Ketikkan alamatnya dan aku akan mengikuti panduan GPS jadi kau bisa istirahat selama perjalanan ke rumah sakit." Jimin menyodorkan ponselnya padaku.

"Huh?..." Aku menunjuk layar ponselnya dimana fotoku yang sedang bengong terpampang di layarnya.

" Aku menunjuk layar ponselnya dimana fotoku yang sedang bengong terpampang di layarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini??." Menunjukkan layar ponselnya. "Kenapa fotoku ada disini?."

Mataku menyipit saat sebuah cengiran ditunjukkan oleh jimin dan tanganya menggaruk rambutnya kikuk. Ketahuan part 2. Aku yakin seratus persen bahwa aku tak memiliki satupun akun media sosial dan memberi ultimatum pada sahabat-sahabatku untuk tidak mem-posting fotoku di akun SNS mereka. Jadi kecil kemungkinannya ini foto hasil comot dari internet.

"Sekarang kau juga jadi penguntit. Bagus sekali." Sindirku.

"Itu foto dari Jungkook."

"Apa??."

"Aku membayarnya dengan satu buah  game konsol limitted edition. Maksudku menyogoknya untuk satu foto."

"Kau menyogoknya??." Kataku tak percaya. "Dasar maniak kecil itu." Aku mendumal sambil mengetikkan alamat rumah sakit tempat ibu Jungkook dirawat di ponsel Jimin. Aku tak habis pikir saja,mudah sekali Jungkook disogok. Meski hanya sebuah foto tapi ini namanya pelanggaran privasi.

"Jangan marah padanya,sebenarnya aku bisa saja menyewa paparazzi..."

"APA? Kau sudah gila ya?."

Jimin tertawa. "Tapi aku butuh angle yang bagus jadi aku sogok saja Jungkook. Tapi jangan marah padanya ya,awalnya juga dia tidak mau. Ini murni aku-nya saja yang gigih." Kata Jimin. "Habisnya kata Jungkook kau tak punya SNS di akun temanmu juga tidak ada fotomu satupun. Kalau aku rindu padamu bagaimana?"

"Jangan ngaco Jimin!!." Dengusku kesal namun Jimin hanya tersenyum lebar tak perduli. "Kita bertemu di sekolah setiap hari. Kau bahakan suka mengekoriku kemana-mana seperti lebah."

"Habis kau manis sih. Lebah kan suka yang manis-manis."

Terkutuklah Jimin dan mulut manis sialanya. Pipiku memanas tapi baguslah Jimin terlalu berfokus pada GPS dan tak mungkin melihat semburat pink yang mungkin muncul di wajahku. Sumpah aku kesal,atau malu.

"Apa suasana hatimu sudah membaik?."

"Maksudnya?."

"Aku agak khawatir kau akan menangis lagi setelah kejadian tadi. Kau bahkan hampir melempar tubuhmu ke lantai parkiran. Aku paham,kau mengalami hari yang berat. Andai saja aku tak mengajakmu mampir tadi." Sesal Jimin.

Oh,tentang itu.

Aku shock sudah pasti. Aku hanya tak menyangka akan terlibat pertengkaran dengan Zhoumi. Ini pertama kalinya kami bertengkar seperti tadi. Dan sialnya harus di saksikan Jimin. Sebenarnya aku enggan ada orang lain mengetahui masalahku. Tapi sudah terlanjur mau bagaimana lagi.

"Bukan salahmu kok. Aku yang harus minta maaf,karenaku bajumu jadi basah. Maafkan Zhoumi,oke!! Sebenarnya dia pria yang baik. Hanya saja ada sesuatu yang menggangunya belakangan ini." Kataku.

"Baik? Yang benar saja,Yoon?!. Orang yang kau bilang baik tadi menghina an meneriakimu seperti manusia barbar. Apanya yang baik??. Kata Jimin tak setuju. Agaknya masih kesal juga.

Aku menghela nafas panjang. Aku tidak bohong kalau Zhoumi baik. Aku mengenalnya sekian lama,dan ia aalah sosok pria yang begitu banyak membantu dan menjagaku selama ini. Meski kadang sedikit egois,aku bisa maklum.

"Dua minggu yang lalu Luhan mencoba untuk bunuh diri dalam selnya karena depresi. Mungkin hal itu memacu amarah Zhoumi. Dia kembali menyalahkanku karena hal itu,jadi aku bisa memahaminya Jim." Ceritaku.

"Dia hanya manusia yang tidak mau melihat jidatnya sendiri."

"Maksudnya?."

"Hanya melihat dari satu sisi saja tapi tidak mau introspeksi diri. Yang salah kan adiknya,kenapa kau harus disalahkan juga?." Jelas Jimin emosi.

"Luhan tertangkap karenaku,Jim. Melalui introgasi polisi saat aku dan Seokjin tertangkap di club. Jadi aku tak bisa menyalahkanya seratus persen. Aku terlalu teler jadi tidak bisa mengontrol ucapanku waktu itu." Ya,aku menangis meraung saat ditangkap polisi dan menyebut-nyebut nama Luhan sebagai orang yang meyuplai narkoba untuķku. Lagipula jangan berharap anak SMP bisa tenang menghadapi situasi seperti itu.

"Yang lalu kan sudah berlalu,Yoon. Lagipula kau bilang dia mencintaimu. Mencintai seseorang juga membawa konsekuensi. Cinta ya cinta saja. Itu artinya dia tidak tulus. Hatinya mudah goyah." Jimin tak menyerah.

Aku menghela nafas lagi. "Sudahlah,lagipula kami sudah berakhir. Mau dikata apa lagi."

"Kau menyesalinya?." Tanya Jimin. "Kau menyesal berpisah denganya?."

Aku tertawa getir. "Hei,yang ditinggalkan itu aku bukan aku yang meningalkanya."

Jimin menatapku sebentar dan merotasi bola matanya. "Maksudku apa kau masih berharap untuk bersamanya?."

Aku tertawa lagi. "Tidakkah undangan itu sudah jelas?." Kataku. "Aku tak akan berbalik saat seseorang sudah mendorongku menjauh,Jim. Aku tidak menyukai drama dalam hidupku. Aku bisa menangani hatiku sesakit apapun yang kurasakan saat ini. Aku hanya berharap Zhoumi bisa bahagia dengan pilihan hidupnya dan suatu saat bila kami bertemu lagi kuharap ia masih menyapaku dengan baik sebagai Yoongi yang ia kenal."

Jimin tersenyum lebar. "Bagus. Kau harus move on. Tenang saja aku akan selalu disampingmu untuk menampingi prosesnya. Mulai sekarang pokoknya hanya ingat aku saja ya. Park Jimin,pemuja Yoongi garis keras. Calon pacar idaman yang lucu dan menggemaskan."

Tawaku makin kencang. "Itukah yang kau kau katakan pada orang yang sedang patah hati? Merayunya? Ini hati Jimin,bukan hotteok yang bisa dibolak balikan dengan mudah di atas  wajan." Kataku geli akan pemahamanku sendiri.

"Namanya juga usaha,Yoon." Kikik Jimin. "Dan terus tertawa seperti itu,oke. Aku tak suka Yoongiku bersedih."

Yoongiku?? Oh astaga.

Ada getaran aneh di dalam sini saat Jimin menyebutkanya.
















Tbc

Minyoon lagi ya.

Saya blm bisa bikin kookga.Bukan karena misqueen cerita ya,tapi saya lagi kehilangan feel kookga. BmE dan Hotpants boy bahkan sudah saya susun2 bagaimana nanti ceritanya. Hanya saja saat mau nulis gak dapat feelnya. Mau gimana...

xoxo
Aku cinta akal sehat

(Minyoon)Young Wild and Free ~ OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang