13.Hold my hand

836 192 35
                                    

Minyoon lagi!! Agak sedih sih responya seupil cicak. But it's ok,mungkin dari segi cerita maupun bahasa tidak sesuai dengan selera kalian.

Enjoy...

( jimin P.O.V )


Terkadang harapan tak sesuai dengan realita.

Pernah tidak kalian mendengar kalimat seperti itu? Dan sialnya lagi hal itu benar-benar terjadi dalam kehidupanku. Sering. Tapi tidak se-sialan ini.

"Yoongi?."

Langkah kami yang hendak menuju kedai kopi terhenti karena mendengar sapaan dari seseorang. Khususnya Yoongi yang tiba-tiba saja berbalik cepat dan bertingkah aneh seperti batu. Membeku diam tak bergerak,seolah suara tadi melumpuhkan segala saraf geraknya.

Aku menatap dua orang pria yang berdiri tak jauh dari kami,sepertinya mereka menutup kembali pintu mobilnya dan mengurungkan niat mereka untuk masuk ke dalam kendaraan berwarna hitam itu. Berjalan memdekat ke arahku dan Yoongi.

Yang pertama terlintas di benakku adalah; mungkin mereka kenalan Yoongi. Ini busan dan tempat tinggal lama Yoongi sebelum ia menetap di seoul,jadi ada kemungkinannya mereka teman Yoongi.

Tapi yoongi adalah mahkluk anti sosial,ia hanya berteman dengan dirinya sendiri. Saudaranya kah? Dua laki-laki tadi tampak lebih dewasa (dari segi usia) dari kami.

Tapi segala asumsiku dipatahkan saat salah satu dari mereka menarik turun masker di wajahnya hingga menampakkan wajah lebam penuh luka. Dan juga suara bergetar dari Yoongi...

"Zhoumi hyung..."

Saat itu juga aku menyesali keputusanku untuk menyantap kudapan manis. Ini jelas pahit...

.

.

.

"Lama tidak bertemu,Yoon. Bagaimana seoul? Kau tak pernah berkunjung ke busan setelah kau pindah ke seoul."

Yang berbicara adalah pria berambut pirang yang bernama Henry. Aku tahu karena mereka mengenalkan dirinya padaku.Dan si pria pirang ini adalah calon pengantin mantan pacar Yoongi. Teman Yoongi juga dan secara tidak langsung sebagai perusak hubungan mereka.

"Baik. Aku sedikit sibuk menyesuaikan diri di seoul. Maaf tak pernah mengunjungi kalian."

Sesuai karakternya Yoongi cukup tenang meski aku yakin si manis ini terlihat ingin sekali menyiramkan espresso panas di genggamanya ke wajah mereka. Terutama si muka bonyok Zhoumi yang terlihat seperti manusia tanpa dosa meski sudah mematahkan hati seorang Min Yoongi.

Aku tak tahu kisah mereka. Setahuku mereka bertiga bersahabat dan menjalin cinta segitiga sialan yang berakhir menjadi luka hati Yoongi. Hanya itu yang bisa ku tangkap dari penjelasan Jungkook. Sedangkan Yoongi sendiri enggan membuka kisahnya cintanya padaku. Jadi menurutku mereka berdua adalah pihak salah dan Yoongi adalah korbannya.

"Ya,aku tak menyangka akan bertemu denganmu disini. Sebelumnya Jungkook dan temannya sudah mengunjungiku." Ujar Zhoumi tersenyum sinis. "Dia meninggalkan sedikit cinderamata." Menunjuk luka-luka di wajahnya.

Bagus. Itu memang pantas untuknya.

"Maafkan adikku,dia hanya tak mengerti apa yang terjadi pada kita bertiga." Sebuah senyum dipaksakan oleh Yoongi. Aku salut padanya. Bagaimana ia bisa menahan diri untuk tidak meninju wajah Zhoumi. Aku saja gemas,tapi disini aku hanyalah tamu di antara lingkup obrolan mereka. Aku memilih diam saja dan menyimak. Jaga-jaga kalau Yoongi meledak aku bisa memberinya sedikit bantuan. Dua lawan dua,adil.

(Minyoon)Young Wild and Free ~ OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang