Jam pelajaran terakhir hari ini adalah Biologi. Mungkin semua murid di kelas itu akan mengantuk kalau saja Bu Tiwi adalah tipikal guru baik hati dengan nada bicara lembut dan metode mengajar jadul.
Semua murid juga paham, kalau ingin nilai Biologi lulus KKM, turuti saja aturan dari Bu Tiwi. Contohnya; jangan menguap ketika ia sedang mengajar, jangan mengantuk ketika ia menjelaskan materi, dan jangan menyontek ketika ulangan kalau tidak mau ulangan sendiri di ruangan guru seperti kejadian Alicia kemarin lusa.
Alhasil, mata semua murid sudah melotot macam orang kesurupan. Sudah, tidak perlu di bayangkan bagaimana wajah meme-able mereka.
"Bisa gak sih, Nak? Kalau ulangan itu jangan remedial terus. Duh, capek Ibu buat soal baru lagi."
Oh ya satu lagi, Bu Tiwi bisa galak, bisa juga baik. Meskipun sikapnya sulit sekali di tebak, namun Bu Tiwi selalu punya jurus jitu agar tetap dekat dengan para muridnya. Terlebih lagi gaya bicaranya yang friendly dan jauh dari kata kaku menjadi nilai plus guru tersebut.
"Makanya kalau buat soal jangan susah-susah dong, Bu." Beno mengajukan protes.
"Nah iya, Bu! Sekali-kali boleh lah Bu ulangan sambil buka buku." Siswa lain ikut menimpali.
"Soalnya juga jangan beranak dong, Bu. Bilangnya sepuluh soal, tapi tiap soal punya cabang. Lier, saya Bu!"
Dan segenap protesan lainnya.
"Ibu ini kan beda dari guru-guru lain." Alibinya. "Kalau gak suka aturan Ibu ya tinggal keluar kelas aja. Sorry-sorry aja nih say, yang butuh nilai kan kalian, bukan Ibu. Duh, cape deh!"
Savage.
Semua murid di kelas itu tertawa mendengar jawaban Bu Tiwi barusan.
"Nilai ulangan kalian udah ibu koreksi semua." Ujar Bu Tiwi ketika tawa murid-muridnya sudah mereda. "Mau ibu sebutkan nama-nama yang remedial duluan atau nama-nama yang lulus KKM?"
"Yang lulus KKM duluan, Bu!" Sahut para murid secara kompak.
"Oke." Bu Tiwi berdeham sebelum melanjutkan ucapannya. "Of course, murid kesayangan Ibu nilainya selalu bagus." Ujarnya bangga. "Aksal, cuma kamu lho yang nilainya sempurna."
Tidak bisa di bantah kalau Aksal adalah murid kesayangan Bu Tiwi. Ralat, bukan hanya Bu Tiwi tapi hampir semua guru yang mengajar kelas 11 MIA 4 menobatkan Aksal sebagai murid kesayangan mereka.
Semua murid bertepuk tangan, sedangkan Aksal hanya tersenyum tipis dan menganggukan kepala.
"Oke Ibu lanjut ya," Bu Tiwi membolak-balikan kertas ulangan murid-muridnya. "Ghea, Pika, Bagas dan Rena. Kalian butuh lima poin lagi untuk dapat nilai sempurna. Ulangan berikutnya di tingkatkan lagi ya, Nak."
Alicia menoleh ke belakang, menatap Aksal yang sudah tenang karena mendapat nilai sempurna.
"Lo yakin gak nilai gue bakal lulus KKM?"
"Kok tanya gue? Harusnya lo tanya diri lo dulu. Yakin gak bisa lulus KKM?"
Alicia tersenyum, menutupi keraguan yang ia sembunyikan. Berkali-kali ia merapalkan doa dalam hati supaya kali ini lolos dari remedial. Kalau berhasil lolos remedial, Alicia janji akan sujud syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
︎Dusk Wind
Teen FictionKetika ujian kenaikan kelas semakin dekat, Alicia Viona, merasa bingung tentang rencana masa depannya. Terutama masalah nilai-nilai standar yang di dapatnya, sedangkan dia berinisiatif mengejar jalur undangan kedokteran dari universitas ternama sesu...