DW-9. Welcome to the hell (2)

108 11 0
                                    

Lima orang penari telah bersiap di posisi masing-masing. Kali ini Alicia menjadi center karena posisinya berada di tengah. Saat musik di putar, mereka mulai bergerak lemah lembut dan kompak, seolah menghipnotis para penonton yang menyaksikan.

Alicia dan empat gadis lainnya membawakan Tari Gambyong. Tarian asli dari daerah Jawa Tengah ini memang menjadi tarian yang kerap di tampilkan dalam acara pernikahan adat Jawa.

Semua penari tersenyum, menampilkan kesan anggun pada para penonton. Namun, karena posisi Alicia berada di tengah, dia jadi lebih leluasa melihat penonton dan hal itu pula yang membuatnya hampir gagal fokus karena kehadiran makhluk super sombong dan menyebalkan bernama Devano Rajasa yang entah bagaimana caranya sudah duduk tegap di kursi paling depan bersama beberapa laki-laki ber-jas mahal lainnya.

Alicia tetap menari dan menampilkan senyum, meski sesekali matanya mengarah pada Raja yang saat ini memasang wajah sok galak dalam balutan kemeja putih, dasi berwarna gelap menggantung di kerah bajunya, dan di lapisi tuxedo berwarna hitam. Ah ya, celana dasar dan sepatu pantopel menjadi pelengkap dandanannya saat ini. Malah Alicia berani mengakui kalau Raja semakin cool karena cowok itu melepas jas hitamnya dan sengaja ia gantungkan pada tangan kiri.

OMG, Alicia jadi ingat salah satu peran CEO sombong yang di perankan Park Seo Joon dalam drama korea favoritnya.

Alamak jang, kok Raja bisa cakep gini sih?

Namun Alicia di buat geram ketika pemuda itu tersenyum miring dan mengeluarkan ponsel dari saku celana.

Bisa di tebak apa yang Raja lakukan? Yup! Memotret Alicia beberapa kali.

Kalau saja Alicia tidak sedang menari sudah tentu ia akan berlari dan menjambak rambut Raja supaya cowok itu jera. Maka selama pertunjukan berlangsung Alicia berusaha profesional, ia menanamkan dalam hati kalau bukan Raja yang berdiri di sana---melainkan sebuah patung kera.

Lebih baik begitu ketimbang memikirkan senyum menyebalkan Raja.

Tarian berlangsung selama sepuluh menit. Setelah musik berhenti dan penari membungkuk selama beberapa detik sebagai penghormatan pada para penonton---suara tepuk tangan langsung menggema sebagai apresiasi meriah.

Alicia serta empat penari lainnya segera berjalan menjauhi pelataran depan pengantin yang mereka gunakan sebagai tempat untuk menari beberapa menit lalu.
Namun setelah jauh ia melangkah, tiba-tiba seseorang menahan pergelangan tangannya.

"Rese banget sih lo, Ja!" Alicia berusaha melepas pergelangannya yang di cengkram cowok songong itu. "Lepasin gak?!" Pinta Alicia dengan suara meninggi.

Raja menyerah, ia melepas cengkram tangannya pada Alicia dengan raut wajah kesal. "Santai dong, jangan teriak-teriak gitu. Lo gak malu di liatin banyak orang?"

"Suka-suka gue lah. Mulut-mulut gue. Mau gue monyong kek, gue mingkem kek, bukan urusan lo tau!"

Raja menghela napas panjang, hingga akhirnya ia memaksakan diri supaya tersenyum.

"Tumben lo cantik hari ini."

Alicia tersenyum miring. "Sorry ya Raja yang mukanya gak cakep-cakep amat, gue ini emang cantik anytime anywhere. Dan monmaap nih, mau lo puji gue sebagus apapun, gue gak akan baper. Sorry!"

Raja sudah membuka mulut untuk menjawab namun urung ia lakukan saat di jarak beberapa meter dari tempatnya berdiri, ada David yang sedang mengawasi.

︎Dusk WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang