DW-7. Terjebak di perpustakaan

128 8 0
                                    

              Tadinya hari ini Alicia tidak mau sekolah karena ingin menjaga Ibu. Namun, wanita tersebut terus memaksanya dengan alasan 'biaya sekolah itu mahal, kalau kamu gak sekolah satu hari, itu namanya rugi! Bukan cuma rugi biaya, tapi rugi ilmu karena ketinggalan pelajaran.'

Alicia turun dari angkutan umum, rambutnya ia ikat tinggi dengan jepit putih di poni. Tangan kanannya membawa tote bag marble berisi buku LKS dan buku cetak. Sedangkan tas punggungnya sudah penuh dengan buku-buku tulis serta peralatan sekolah lainnya.

Tiba-tiba seseorang menarik tasnya, membuat pergerakan Alicia tertahan. Ia menoleh ke belakang, menemukan Aksal tersenyum hangat.

"Masih pagi tapi muka lo udah kusut aja." Aksal terkekeh geli saat Alicia mencubit lengannya. "Ada masalah?"

"Banyak!"

"Sini, ceritain satu-satu sama gue."

Alicia sudah membuka mulut, hendak menjawab perkataan Aksal, namun senggolan keras dari siku seseorang membuat ia membatalkan niat tersebut.

Tubuhnya hampir saja jatuh mencium paving blok kalau saja Aksal tidak menahan tas punggung Alicia. Plis, ini tuh tipe-tipe adegan yang gak elit banget untuk di lihat mata manusia.

Hingga akhirnya sosok yang Alicia yakini penyebab utama ia hampir terjatuh menoleh---tersenyum sinis padanya. Yup! Siapa lagi kalau bukan Devano Rajasa? Alicia tidak mengerti kenapa Raja selalu jadi sosok menyebalkan dalam hidupnya.

Refleks, Alicia melepas sebelah sepatunya dan mengambil ancang-ancang supaya berhasil menghantam kepala Raja. Kali ini, Alicia jamin tidak akan salah sasaran seperti kejadian beberapa hari lalu.

Satu...

Dua...

Tiga...

Alicia langsung melemparkan sebelah sepatunya---namun sial karena Raja malah menunduk untuk bersalaman pada Pak Kun---bukan Kun Wayv tapi pria kumis tebal dengan kepala plontos---hingga akhirnya sepatu tersebut mengenai kepala pria bernama lengkap Kuncoro Gunawan tersebut.

"Duh, mampus gue!" Alicia menepuk dahinya. Apalagi saat beberapa murid yang melintasi gerbang sekolah melemparkan tatapan menuding padanya.

"SIAPA PEMILIK SEPATU INI?!" Tanya Pak Kun dengan suara lantang dan nampak marah.

Aksal malah mentertawakan. "Tuh Al, Pangeran lagi mencari pemilik sepatu kaca."

Oh my God! Aksal kira ini cerita dongeng Cinderella? Alicia sih merasa cocok jadi putri cantik jelita, namun sosok Pak Kun yang mirip Mario Bros lebih cocok jadi kuda putih penarik kereta kencana.

"Samperin sana, terus minta maaf." Ujar Aksal.

"Ih, takut!" Alicia menarik lengan seragam Aksal, lalu berlindung di belakang punggungnya.

"Lo mau sepatunya di buang ke tong sampah? Dan lo gak malu jalan ke kelas pake sepatu cuma sebelah?"

Benar juga kata Aksal. Alicia diam sejenak, memikirkan alasan-alasan masuk akal jika di minta penjelasan.

"Tapi lo harus temenin gue nemuin Pak Kun!" Pinta Alicia.

"Iya, gue temenin." Aksal berjalan bersama gadis di sampingnya untuk menemui Pak Kun sekaligus meminta maaf.

︎Dusk WindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang