Seperti Itukah Sahabat?

1.2K 37 0
                                    

Sakit.
Ya. Kata itulah yang mewakili hati aisyah saat ini.
Dirinya tidak menyangka jika sahabatnya itu tidak memperdulikan dirinya disaat ia benar2 membutuhkan sahabatnya saat ini.

Untuk saat ini dirinya merasa sangat kecewa dengan Zahra.
Bagaimana tidak? Disaat dirinya membutuhkan jemputan dari nya untuk melaksanakan kerja kelompok bersama, sahabatnya itu tidak bisa.
Ya, memang zahra sedang sakit cacar, tetapi kenapa teman yang lainnya seperti Shara, Yura? Kenapa dia tidak bisa mempercayainya jika sebenarnya ban motor nya memabg benar sedang bocor? Dan kenapa tidak ada yang bisa nyempetin waktunya untuk meluangkan waktu 5menit untuk menjemput dirinya?
Dan kenapa sampai saat ini hanya dirinyalah yang selalu di salahkan.
Entah dirinya dianggap tidak ada usahanya, entah dirinya ini selalu tidak di anggap mengerjakan sesuatu apa yang mesti di kerjakan.

Dirinya sudah cukup sabar sampai saat ini.
Bahkan dirinya merasa disini hanya dia lah orang yang bodoh.
Mengapa sampai saat ini dirinya masih mau bertahan disaat teman-temannya selalu memojokan dirinya.

Dalam diam, aisyah menangis tersedu-sedu di dalam kamar nya. Ia sangat sayang sekali dengan sahabatnya itu, namun mengapa sahabatnya seperti tidak bisa melihat itu di mata aisyah.

Hingga muncul lah kesemangatan dirinya untuk tetap berusaha bisa mengerjakan kelompok hari itu juga.
Setelah ban motornya sudah di tambal saat itulah dirinya mengirim pesan kepada sahabatnya yaitu Zahra.

💦Aisyah💦
"Assalamualaikum zahra? Kamu udah mengerjakan tugas Aqidah?"

💦Zahra💦
"Walaikumsalam, aku belom ngerjain."

💦Aisyah💦
"Oh, yaudah nanti aku ke rumah kamu, kita kerjain tugas nya berdua aja!"

💦Zahra💦
"Oh iyaudah nanti, aku lagi mau jemput Rakan dulu"

💦Aisyah💦
"Ngapain jemput dia? Tadi aku minta kamu jemput aku, kamu gak mau? Katanya lagi sakit? Tapi kenapa jemput dia bisa, jemput aku gak bisa?"

💦Zahra💦
"Beda urusan"
"Kasihan dia"
"Gak ada yang jemput di terminal"

Sedih. Kata itulah yang kini mewakili perasaan Aisyah.
Belum sempat luka yang tadi hilang. Kini sudah di tambah lagi dengan luka yang semakin membuatnya merasa Kecewa.
Dirinya menangis tersedu-sedu sesekali terseguk.

Kenapa kamu lebih mentingin cowok itu dibanding sahabat kamu ini Zahra? Pekik batin Aisyah yang tidak menyangka sahabatnya bisa melakukan ini padanya.

Padahal dirinya selalu menyayangi sahabatnya itu, selalu mengkhawatirkan apapun, dirinya juga selalu mengalah dalam hal apapun.
Tetapi kenapa zahra tidak bisa lihat itu di mata nya?
Kenapa sahabatnya itu lebih memperdulikan orang lain yang jelas2 bukan Makhromnya itu untuk zahra jemput. Kenapa giliran dirinya sedang kesulitan seperti ini sahabatnya itu tidak bisa menolongnya, padahal jarak rumah zahra sama rumah aisyah dekat. Tidak sampai 1KM
Tapi kenapa sahabatnya itu malah bisa jemput Rakan yang jelas-jelas jaraknya jauh sekali dari rumahnya.

Berulang kali zahra mengiriminya pesan, berulang kali pula dirinya tidak ada niatan untuk membuka pesan itu, saat ini ia hanya ingin menenangkan dirinya. Bukan semakin memperburuk keadaan seperti ini.

💦Zahra💦
"Kamu jadi gak ke rumah aku"

(Tidak dibalas dan tidak dibaca oleh aisyah)

💦Zahra💦
"Aisyah balas? Kamu jadi gak ke rumah aku"

(Tidak dibalas dan tidak dibaca oleh aisyah)

💦Zahra💦
"Aisyah baca!"

(Tidak dibalas dan tidak dibaca oleh aisyah)

💦Zahra💦
"Kamu online, tapi kamu tidak mau baca dan bales WA aku"

(Tidak dibalas dan tidak dibaca oleh aisyah)

Teruslah Zahra mengirimi pesan pada aisyah, namun tidak ada niatan sedikitpun aisyah untuk membaca maupun membalas pesan dari sahabatnya itu.
Kini dirinya merasa sangat tidak di hargai oleh sahabatnya itu.
Kini dirinya bingung dengan perasaannya. Apakah sampai sini sajakah persahabatannya dengan Zahra?
Pantaskah dirinya bertahan di saat dirinya selalu terpojokan?
Kini dirinya merasa terasingkan jika harus terus menerus mempertahankan ini semua.
Rasa kecewa yang ia rasakan terlalu perih untuk memaafkan sahabatnya itu.

Kini dirinya sudah membuat keputusan untuk menenangkan dirinya dan berusaha menghindar dari sahabatnya itu.
Dirinya ingin sekali Jauh-jauh dari sahabat yang telah mengecewakannya itu.

*****


Mengagumi Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang