Tumbuh

661 14 2
                                    


Aisyah berjalan beriringan bersama Reyhan-sepupuhnya.
Kali ini keduanya tidak lagi berdebat seperti biasanya, pikiran Aisyah kini dipenuhi oleh perasaan penarasan akan apa yang baru saja terjadi, melihat Indra yang menampilkan sikap yang aneh.
Astagfirullah, apa yang sedang kamu lakukan Aisyah, kenapa kamu terus saja memikirkannya?  pekik batin Aisyah.

Reyhan yang merasakan kecanggungan diantara kondisi seperti ini akhirnya berdehem.
"Ehemm.. Lo biasanya bawel banget, kok tumben sekarang diem aja, lagi kesambet lo ya?" tebak Reyhan ngawur.

"Apaan si kamu ngawur banget" ucap Aisyah berjalan lebih cepat matanya masih lurus menatap lurus.

"Kenapa emangnya? Ada apa?"

"Gapapa" ujar Aisyah sekenanya.

Tumben banget tiba-tiba jadi cuek. Pekik batin Reyhan

Reyhan kembali menyamakan pergerakan kakinya berdampingan dengan Aisyah, hingga saatnya keduanya sampai didepan parkiran.

"Aku tunggu sini aja" ujar Aisyah, seraya menghentak-hentakan kakinya.

"Yaudah" Reyhan memasuki parkiran dan mengendarai mobil keluar dari gedung parkiran.

Aisyah memicingkan matanya melihat ke arah seberang parkiran dari kejauhan terlihat seorang Pria yang bisa Aisyah tebak saat ini Indra sedang berbicara dengan seorang siswi ditepi jalan, entah apa yang dibicarakan tetapi sungguh hal itu membuat moodnya turun seketika.

Jagalah kesucian rasa kagum ku ini Ya Allah. Ucap batin Aisyah menenangkan dirinya.

Aisyah menunduk untuk sekian kalinya, entah mengapa tubuhnya tiba-tiba merasa lemas.
Rasa pusing menghampiri dirinya sesaat.
Reyhan yang keluar dari gedung parkiran dan melihat wajah Aisyah yang sudahpucat pasi langsung menghentikan mesin mobilnya dan turun menghampiri Aisyah.
"Lo kenapa?" tanya Reyhan refleks menyentuh bahu Aisyah karena khawatir.
"Gapapa" Aisyah melepaskan sentuhan tangan Reyhan yang menyentuh bahunya.

"Jangan pegang-pegang, kita bukan Makhram" ujar Aisyah sekenanya.

"Iya maaf"
"Yaudah lo masuk ke mobil ya"
Reyhan membukakan pintu mobil untuk Aisyah, sekenanya Aisyah sudah masuk, Reyhan berjalan memutari mobil dan memasuki kursi pengendara.

"Lo yakin mau tetep ke Taman,  dengan kondisi lo yang kaya gini?" tanya Reyhan khawatir.

"Iya, Aku gapapa kok" ujar Aisyah sekenanya.

"Serius, lo kan lagi sakit nanti kalo lo kenapa-napa gimana?"

"Aku gapapa Reyhan"

"Yaudah kalo lo tetep maksa buat ke Taman" ujar Reyhan menyalakan mesin mobilnya dan melaju pelan.

Jika dalam kondisi normal mungkin bukan perasaan Takut dan Khawatir yang dirasakan Reyhan, namun perasaan senang saat melihat wajah Aisyah yang sedang kesal karena perbuatan jahilnya.
Untuk saat ini, Reyhan benar-benar merasa khawatir akan keadaan Aisyah.
Entahlah, semua rasa itu berjalan begitu saja.

Yang Ia ingin saat ini hanya melindungi Gadis kecil di hadapannya ini.

Selama perjalanan sesekali Reyhan memperhatikan Aisyah yang sedang membelakanginya lewat kaca spion, tidak bisa dicegah, jika saat ini Reyhan merasa sangat khawatir pada Aisyah yang tiba-tiba berbeda dari sebelumnya, apalagi saat melihat kondisi gadis itu.

"Jangan sedih Syah, Allah slalu bersama lo" gue gamau liat lo sedih untuk kesekian kalinya Ucap batin Reyhan dalam hati.

Aisyah hanya diam, tidak menggubris perkataan Reyhan.
Setidaknya biarlah rasa ini mengalir seiring berjalannya waktu.
Tiba-tiba saja pikiran Aisyah teralihkan dengan Es Krim
Sewaktu kecil Ia memang selalu melampiaskan perasaan sedihnya melalui Es Krim Matcha kesukaannya, Ia tidak ingin berlama-lama larut dalam kesedihan.

Mengagumi Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang