"Kapan kau akan masuk kerja di sana?" tanya Tuan Ahn ramah seraya melipat surat pengunduran diri Yoona dan kemudian beliau masukkannya ke dalam amplop coklat.
"Mulai besok, Tuan. Memang ini terdengar sangat mendadak sekali. Maafkan aku. " Ujar Yoona sopan sambil menundukkan kepalanya. Ada suatu perasaan aneh karena ia harus mengundurkan diri dari agensi taksi milik Tuan Ahn ini. Perasaan bersalah? Iya Yoona sedang merasakan hal itu. Baginya Tuan Ahn lebih dari seorang bos di tempat kerjanya. Ia sudah menganggap pria paru bayah itu sebagai seorang ayah. Sudah banyak sekali kebaikan yang telah Tuan Ahn berikan padanya. "Selama satu bulan ini, aku mulai menjalani traini di sana."
Tuan Ahn mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Yoona. "Itu bagus. Aku sudah memimpikanmu mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik, Yoong. Kau tidak perlu merasa bersalah. Kau masih bisa mengunjungiku, jika kau punya waktu luang. " Sambung Tuan Ahn seakan mengetahui apa yang sedang Yoona rasakan. Yoona masih terdiam di tempat duduknya namun perlahan kepalanya mengangguk setuju dengan ucapan Tuan Ahn.
"T-terimakasih Tuan Ahn. Maaf, a-aku...." Tuan Ahn terkekeh renyah memotong ucapan Yoona. Yoona pun menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya.
"Aku tidak merasa keberatan sama sekali Yoong. Aku sudah menganggapmu seperti putriku sendiri. Aku mendukung segala pilihanmu, jika kau bahagia dengan pilihanmu maka aku juga akan begitu." Kata Tuan Ahn bijak. Perlahan Tuan Ahn memasukkan surat pengunduran diri Yoona ke dalam lacinya. "Tunggu sebentar, ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu." Sambung Tuan Ahn.
Yoona mengangguk. Ia melihat Tuan Ahn sedang mengambil sesuatu dari lacinya. Sebuah album foto rupanya. Album foto itu nampak sudah lusuh. Yoona masih mengunci mulutnya dan memperhatikan Tuan Ahn. Perlahan pria paruh baya itu membukakan sebuah halaman foto lamanya.
Yoona pun sedikit mendekatkan wajahnya untuk melihat foto tua itu. Foto itu masih tercetak hitam dan putih. Entah foto itu diambil pada tahun berapa. Terlihat di dalam foto itu, ada sepasang pengantin yang tersenyum. Hei, itu foto kedua orang tuaku– seru Yoona dalam hatinya. Seulas senyum terukir dari wajahnya. Foto kedua orang tuanya membuat hatinya terasa hangat. Ada rasa haru yang menyelimutinya kini. Ia senang bisa melihat wajah kedua orang tuanya, meski hanya sebuah foto. Itu cukup baginya. "Bagaimana anda memiliki foto ini Tuan?" pertanyaan itu keluar dari mulut Yoona. Yoona pun menatap Tuan Ahn, ia melihat pria paruh baya itu tersenyum.
"Mereka adalah temanku." Yoona tercengang. Ia mengernyapkan matanya tak percaya. Tapi hey, di sudut hati Yoona, ia sangat senang mengetahui fakta itu. Ia tidak pernah menyangka bahwa Tuan Ahn adalah teman kedua orang tuanya. Dulu ia hanya mengira bahwa Tuan Ahn hanya seorang donatur pantinya.
Kemudian Tuan Ahn pun membalik halaman album fotonya. Di sana Yoona melihat Tuan Ahn berfoto di tengah kedua orang tuanya. Tuan Ahn melingkarkan lengannya di bahu ayah dan ibunya. Yoona tidak sanggup menyembunyakan senyum. Ia senang sekali. "Aku mengenal ayahmu di bangku SMA, kami beruda berada di kelas yang sama. Ia menyukai ibumu sejak kelas satu dulu. " Tuan Ahn memotong ceritanya dan tertawa kecil. Yoona terlihat antusias. Ia ingin mendengar kelanjutan cerita itu. "Aku membantu ayahmu untuk mendapatkan hati ibumu. Selama dua tahun berjuang, akhirnya ayahmu berhasil memiliki hati ibu. Hubungan kedua orang tuamu sangatlah kuat, meski banyak sekali halangan tetap saja kedua orang tuamu bertahan hingga keduanya memutuskan untuk menikah setelah menyelesaikan pendidikan sarjana. " Yoona tersenyum mendengarkan hal itu. Ini pertama kalinya ia mendengar kisah lain kedua orang tuanya.
"Kehidupan pernikahan kedua orang tuamu sangat bahagia. Dan kebahagian mereka lengkap setelah kau lahir, Yoong. Kedua orang tuamu sangatlah bahagia. Aku masih mengingat ayahmu, berteriak tepat di telingaku 'Ahn Dong Chan aku seorang ayah sekarang!!' sambil memelukku sangat erat hingga aku tidak bisa bernafas." Tuan Ahn terkekeh sendiri mengenang hal itu. Yoona pun ikut terkekeh geli. Meski ia tidak pernah bertemu dengan orang tuanya, cerita Tuan Ahn sanggup membuat hati Yoona bunga. Yoona tersenyum kepada Tuan Ahn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Taxi
FanfictionYoona bukanlah seorang putri ataupun Cinderella ia hanya seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu sebagai supir taksi dan terjebak dengan permainan peran sebagai kekasih pura-pura seorang CEO Choi's Company.