25

6 2 0
                                    

Semua mata kini tertuju pada Tao. Tapi yang paling membuat semua orang tidak berhenti menatap adalah seseorang yang berada  yang berada di balik punggung Tao. Yaitu MinShi.

Taensang menatapnya dengan sangat sinis dan Taeran tau itu. Taeran tau kalau Taensang sangat emosian, Taensang bahkan sangat sulit mengatur emosinya sendiri ketika sedang marah.

"Taensang kamu nggak papa?" tanya Taeran. Ia khawatir karena Taensang sedari tadi hanya diam dan menatap kedua orang itu dengan sinis.

Baekhyun berada di sebelah Taensang. Dan baekhyun sama khawatirnya dengan Taeran sekarang. Ia tau marah yang paling tinggi adalah diam dan Taensang sekarang sedang berada di marahnya yang paling besar sekarang.

"Mau apa kamu" chanyeol memecah keheningan yang terjadi beberapa menit lalu.

Tao mendekat "aku kesini hanya mengantarkan MinShi sepertinya dia punya urusan yang harus ia selesaikan dengan kedua gadis cantik dibelakangmu" ujar Tao sembari melihat Taeran dan Taensang dengan bergantian.

Taensang melangkah kedepan. Lagi dan lagi ketakutan Taeran meningkat ia takut Taensang akan kenapa-napa lagi "ngapain kamu kesini?mau mencoba membunuh Taeran atau aku lagi hah!!" ujar Taensang dengan dinginnya. Ia menatap MinShi yang hanya menunduk sejak tadi. Taensang tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Taensang kita masuk aja ya" ajak Taeran dan menerima anggukan setuju dari Baekhyun. Suasana kini semakin mencekam.

Taensang tidak menggubris perkataan Taeran tadi dan hanya terus saja menatap MinShi dengan dinginnya.

"Aku minta maaf Taeran" ujar MinShi dengan tiba-tiba.

Sekarang giliran Taeran yang menatap MinShi dengan sinisnya. "Dasar picik!" dingin Taeran "nggak punya malu, kamu harusnya minta maaf pada Taensang bukan padaku" lanjutnya.

Taensang hanya diam, baekhyun berada disamping Taensang. Ia sesekali melirik gadisnya itu.

"Aku ingin bicara dengan Taensan boleh" ajak MinShi.

Taeran melirik Taensang "bagaimana kamu mau bicara dengannya?" tanya Taeran dengan hati hati. Taensang memberikan sebuah senyuman ketenangan.

Taensang dan MinShi berada di belakang Taman belakang tidak jauh dari mereka berdua terlihat Xiumin dan Baekhyun mereka berdua hanya mengantisipasi.

"Mau bilang apa" ujar Taensang tanpa basa basi.

"A.... Ku minta maaf"

Taensang tersenyum sinis ia melihat raut muka MinShi aneh tidak tenang.

"Aku tau aku salah"

"Memang siapa yang bilang kamu benar? Kamu udah dua kali hampir saja merusak kehidupan sahabatku" ujar Taensang dengan nada tingginya.

MinShi hanya diam nyalinya menciut seketika. Ia tidak tau akan sesusah ini meminta maaf pada Taensang.

"Sekarang kamu pergi dari sini pergi" nada bicara Taensang makin meninggi.

"Tapi-

"Aku bilang pergi"

Xiumin dan baekhyun melangkah mendekati Taensang yang masih saja menatap MinShi dengan tatapan membunuhnya.

"Taensang" cicit baekhyun

Taensang menoleh dengan eksperesi yang sangat datar. Bahkan Baekhyun tidak berani menatap mata Taensang.

"Kita masuk aja ya! Diluar dingin" lanjut Baekhyun.

Xiumin menatap adiknya itu. Ia juga khawatir dengan keadaan adiknya. Taensang sedari tadi sudah tampak sangat pucat dan juga mengingat kondisinya yang belum cukup pulih membuatnya khawatir setengah mati.

"MinShi sebaiknya kamu pergi" ujar Xiumin dan detik itu juga Minshi pergi.

                                ☆☆☆
"Apa masih susah memaafkan MinShi?" tanya Baekhyun dengan hati-hati.

Taensang diam sedari tadi Taensang memang masih menimang-nimang jawabannya apakah dia harus memaafkan perempuan berhati iblis itu atauka tidak.

"Kenapa seberapa besar kesalahan yang dilakukan MinShi padamu?" tanya Baekhyun sekali lagi.

Mata Taensang membulat bagaimana bisa Baekhyun bertanya seperti itu. Dan lagi, sudah jelas kesalahan MinShi itu yang sudah menusuknya dan hampir mencelakai kakaknya sendiri.

Disisi lain Baekhyun meratapi pertanyaannya barusan bagaimana bisa ia bertanya seperti itu dengan sudah jelas sekali bahwa MinShi hampir saja mencelakim kedua orang wanita yang sangat ia sayangi.

"Bodoh!" ujar Taensang lalu pergi meninggalkan Baekhyun yang mematung karena ucapannya barusan.

                             ★★★
Taeran sedang duduk santai di balkon kamarnya dengan Chanyeol sembari menikmati sebuah cokelat hangat ditangan mereka masing-masing.

"Taeran?" cicit Chanyeol.

"Wae?" jawabnya.

"Apakah Taensang sering marah seperti itu?"

Taeran menghela nafas berat menurutnya baru kali ini Taensang marah sebesar ini dan ia juga bingung mengingat Taensang tadi. Biasanya Taensang sangat mudah memaafkan orang tapi kali ini tidak sama sekali. Diujung pintu seseorang memperhatikan kedua orang yang sedang duduk dengan cukup mesra dan orang itu adalah MinShi.

                              ☆☆☆

Taeran berjalan menuju kamar Taensang. Ia ingin memastikan apakah sahabatnya itu baik-baik saja atau tidak.

Taeran membuka knop pintu milik Taensang dan terlihat Taensang sedang duduk dengan tatapan kosong diatas ranjang miliknya.

"Taensang" cicit Taeran. Taensang menengok dan tersenyum tipis.

Taensang menepuk-nepuk samping tempat tidur miliknya menandakan ia mengajak Taeran untuk duduk disampingnya.

"Taensang, kenapa? Kenapa kamu tidak memaafkan MinShi?" tanya Taeran.

Nama itu lagi. Nama itu terdengar di telinga Taensang. Nama yang sangat tidak ingin ia dengarkan.

"Karena menurut aku dia udah keterlaluan Ran" jawabnya.

Taeran tersenyum "gini ya sang, coba deh kamu ada diposisi MinShi dan kamu melakukan hal yang sama. Dan kamu menyesal dan disisi sinilah kamu mendapatkan keberanian untuk meminta maaf ,kamu sudah datang jauh-jauh tapi nihil hasil yang kamu dapatkan. Kamu hanya menerima bentakkan begitulah yang dirasakan MinShi sekarang Taensang" ujar Taeran panjang lebar.

Taensang kembali menimamg-nimang jawabannya "tapi taeran dia itu udah hampir nyelekai kamu apa manusia kaya dia bisa dimaafkan dengan mudah" cicit Taensang.

Taensang menghembuskan nafasnya "baiklah aku akan memikirkannya lagi" ujar Taensang mendengar itu Taeran tersenyum dan memeluk Taensang. Selaknya kakak dan adik.

"Oh iya Yora akan datang minggu depan" ujar Taeran dengan semangat.

"Jinjja"

Love me rightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang