Enam

146 26 41
                                    


"Hmm ... mungkin karena terlalu sering lembur, Kak." jawab Mikaila sambil memamerkan senyum meyakinkan.

Satu lagi alasan kenapa dia tak tega menyumpal mulut pria ini dengan kaus kakinya adalah, Joshua begitu baik dan perhatian padanya.

"Aduh ... kau harus minta pada Bos untuk tak lembur malam ini. Bisa-bisa kau pingsan besok. Kerjakan saja di rumah."

Mikaila menggeleng. "Jangan. Kalau begitu kapan kerjaanku bisa selesai? Nanti aku tak dapat bonus akhir tahun. Kau mau membagi bonusmu untukku, Kak?"

"Keluargaku makan apa nanti kalau kubagi padamu!" Joshua menjawab tak terima.

"Tuh kan," gumam Mikaila.

"Baiklah, itu terserahmu saja. Aku hanya mengkhawatirkanmu, aku serius. Kalau kau lelah, aku bisa menemanimu untuk bilang pada Bos." Joshua kembali mengubah ekspresinya menjadi khawatir bercampur serius.

"Hehehe ... makasih Kak, tapi tidak perlu. Kupikir aku hanya perlu banyak minum. Akhir-akhir ini aku hanya kurang fokus saja...."

Joshua mengusak rambut Mikaila membuat wanita itu cemberut.

"Ya sudah, ayo kita lanjut bekerja."

Aku kenapa, sih? Kenapa sampai sekarang aku masih memikirkan cowok waktu itu? Setelah kejadian itu aku belum bertemu dengannya lagi. Arggh ... kenapa aku harus memikirkan cowok itu?

.

.

.

Pernah ga, kalian mikirin orang sampai kehilangan fokus?

Btw, jangan lupa vote n komen, ya ;D

Focus! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang