Delapan

106 24 21
                                    

Mikaila masih sibuk dengan pikirannya yang terkesan ngaco itu.

"Kucing itu ... nanti tangkap, ya...."

Untuk beberapa saat ia merasa sudah memasang sebuah ekspresi paling bodoh dalam hidupnya.

"Jadi Mama meminta Kaila untuk menangkap kucing? Kaila kira Mama mau Kaila menangkap perkataan filosofi Mama...."

Mama Mikaila seketika tertawa mendengar ucapan anak bungsunya tersebut. "Kaila tidak dengar tadi Mama sedang membahas kucing, hm?? Kucing itu membuang kotoran dan muntah sembarangan lagi. Nanti ditangkap, ya." ucapnya dengan lembut

"Ah ... iya, serahkan saja pada Kaila! Itu gampang kok!" Mikaila berdiri dan menepuk dadanya beberapa kali.

Untuk sekedar informasi, di rumah Mikaila itu terdapat dua ekor kucing liar, sepasang induk dan anak yang selalu numpang makan di rumahnya. Sudah hampir bisa disebut peliharaan, namun sayangnya anak kucing itu suka sekali meninggalkan 'harta karun'-nya sembarangan di dapur membuat aroma tak sedap bisa menguar setiap pagi.

Kalian bisa menyimpulkan "harta karun" yang dimaksud ini, kan?

Mama Mikaila dan Michael sudah tak tahan lagi, ditambah si anak kucing itu selalu kabur setiap manusia mendekat karena takut. Tapi dia tak terlalu takut pada Mikaila. Jadilah Mikaila yang ditugaskan untuk menangkapnya.

"Kaila tumben nggak fokus gitu? Biasanya bisa nguping pembicaraan walaupun lagi kerja." Mikaila nyengir kuda pada Mamanya.

Uuh ... lagi-lagi dia kedapatan tidak fokus.

Apa masih karena pria kemarin??

.

.

.

Maafkan aku karena part-nya pendek banget ><
Aku hanya tak mau para pembaca bosan T^T
Jadi ini spesial buat kak ranelinez 😉😉
Juga untuk twentyjuly_ dan Lord Ama_1927 😆😆

Sampai jumpa di part depan! 😄

Focus! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang