Lima

155 26 21
                                    

"Woy, Kai!"

Mikaila terlonjak dari kursinya ketika merasakan tepukan yang cukup kuat di bagian pundak.

"Kak Joshua! Bisakah kau tidak mengagetkanku??"

Lalu mengeluarkan kalimat protes ketika sudah mengetahui siapa pelakunya.

"Kau melamun, ya? Akhir-akhir ini sering begitu. Tak biasanya. Tadi sudah kupanggil beberapa kali dan kamu tak menyahut. Aku tak mungkin mengambil speaker kantor untuk membuatmu mendengar panggilanku, kan? Makanya aku memilih untuk menepuk pundakmu saja. Dan siapa sangka kamu akan kaget."

Ingin rasanya Mikaila menyumpal mulut cerewet Joshua dengan kaus kakinya. Padahal lelaki, tapi kenapa bisa secerewet ini? Menandingi Mamanya sendiri.

Salahnya, tak mungkin ia lakukan. Bisa-bisa dia tak diizinkan mencicipi masakan ayah satu anak ini.

Mikaila jujur heran kenapa dia dikelilingi oleh orang-orang cerewet.

"Kamu kurang sehat?" Joshua kali ini memasang wajah khawatir, merasa tak biasanya teman yang sudah ia anggap adik ini melamun.

.

.

Focus! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang