Tiga belas

98 19 42
                                    

Aku mencintai orang tak dikenal, aku mencintai orang tak dikenal, aku mencintai hantu? Eh, bukan, aku mencintai orang tak dikenal....

Mikaila berjalan seperti orang yang tak bernyawa menuju mejanya. Sesekali mulutnya tampak merapalkan sesuatu tapi entah apa.

"Kak Joshua barusan ngomong apa sama dia?" tanya Hazel penuh dengan nada menuduh pada satu-satunya tersangka untuk kasus Mikaila yang sekarang.

"Dia nanya sesuatu, terus aku jawab. Dan dia malah jadi begitu," tukas Joshua tanpa kebohongan. Hazel sudah akan bertanya lebih lanjut kalau saja kepala bagian tidak muncul dan mulai mengecek apa semuanya bekerja dengan baik atau tidak.

Aku mencintai kucing, aku mencintai orang, aku mencintai tak dikenal, aku mencintai siapa? Oh, aku mencintai orang tak dikenal....

Ups, sepertinya diam-diam keadaan Mikaila bahkan bertambah parah.

.

.

"Jadi menurutmu Kakak memang cinta dia?" tanya Mikaila yang sepertinya ingin jawaban "tidak".

"Hei, kenapa diam saja? Kakak lagi butuh teman curhat...." Kali ini Mikaila terdengar merajuk.

"Toto ... jawab, dong!" Gadis itu tampak mengeratkan pelukannya pada seekor kucing di dapur. Aah, itu si Toto. Anak kucing si peninggal harta karun. Berapa kali pun ditangkap, Mikaila tak akan tega membuangnya.

"Meow...."

"Apa maksudmu, Toto? Kakak memang cinta dia? Ini tidak masuk akal!" Mikaila mencubit pipi kucing itu lembut membuat Toto mengerang sebal.

"Yang nggak masuk akal itu Kai! Ngomong kok sama kucing."

Mikaila menoleh tajam pada Michael yang muncul di pintu dapur. Toto langsung lari terbirit-birit ke pintu belakang, ia sangat takut pada Michael.

Oh, Mikaila sempat lupa akan keberadaan kakaknya ini di rumah. "Kak Michael ngapain, sih?" protesnya sebal dan perlahan bangkit dari posisinya yang duduk di lantai.

"Kamu yang ngapain. Udah jelas Kakak minta beliin saus, tapi kamu malah beli buah sawo." Michael menunjukkan seplastik buah sawo yang tampak matang dan menggiurkan.

"Saus dan sawo, kan, sama saja." Mikaila membela diri sendiri.

Untuk beberapa saat keduanya terdiam.

"Sejak kapan saus sama sawo itu sama?! Tak bisakah kamu mendengarkan dan fokus?" Michael mengerang frustrasi. Nyaris akan mengacak-acak rambutnya. "Eh, tapi sawo tidak masalah, sih. Aku juga suka sawo. Kaila, tolong ambilkan pisau."

Mikaila melakukan permintaan Michael dengan ogah-ogahan. Kalau memang suka mengapa protes sejak awal?

"Toto, sepertinya kamu benar," gumam Mikaila pelan sepeninggal Michael dan buah sawonya. Padahal kucing itu sudah berkelana entah ke mana.

Tuh kan! Wajah cowok itu muncul lagi!

Huweee aku mencintai orang tak dikenal!

.

.

.

Halo semua! 😁
Dua part lagi cerita ini tamat! Hehehe 😆
Jangan lupa voment, ya 😉

P.S. di tempatku, buah sawo biasa disebut saus 😆

Focus! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang