Sembilan

96 23 8
                                    


Sampai sekarang aku belum bertemu dengannya lagi ... namanya siapa, ya? Rumahnya? Umurnya?

"Kai! Mikaila! Mikaila Hensen!!!"

"Ah, ya?"

Pikiran Mikaila langsung buyar ketika mendapati Hazel, salah satu teman sekantor memanggilnya sampai berteriak.

Apaan sih? Mengagetkan saja.

"Airmu tumpah, tuh! Kamu mikirin apa pas nuangin air?" Mikaila langsung tersadar dan segera memberdirikan kembali cerek di tangannya.

"Ini! Keringkan pakai ini!" Dia langsung meraih lap meja yang disodorkan Joshua, meringis melihat air yang tergenang di sekitar gelasnya.

Untung tak cukup banyak. Kalau iya, mungkin air itu sudah mengalir dan tumpah ke pahanya.

Mereka bertiga sedang makan siang di kafe dekat kantor.

"Zel! Bisakah kau memanggilku dengan lembut? Telingaku masih berfungi dengan baik!" Mikaila mencebikkan bibirnya membuat Hazel gemas sendiri dan Joshua di sampingnya terkikik kecil.

"Yang benar, pendengaranmu BARU saja berfungsi dengan baik. Sepertinya tadi fungsinya mati." Pipi Mikaila menggembung ketika gadis jangkung itu menekankan kata 'baru'. "Aku sudah memanggilmu berkali-kali. Melamun lagi, ya??" Hazel melipat tangannya di dada.

Eh? Apa sejelas itu?

.

.

Kurang jelas apa lagi, neng :v

Focus! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang