여섯 - About him

99 24 1
                                    

We expect too much and asking each other
Sometimes it brings problems

[내 만이 그게 아닌데 - Lel ]

Kim's POV

Hanna meringis kesakitan saat gue ngolesin obat merah ke tangannya yang berdarah, menurut gue dia cewek yang tahan sakit, dia bahkan gak nangis sama sekali meski tangannya luka padahal lukanya cukup dalem sih.

"Perih ya?" pertanyaan bodoh yang gue lontarkan, udah tau pasti perih masih nanya, tapi gue salut sama Hanna yang ga netesin sedikitpun air mata padahal lukanya cukup parah untuk ukuran seorang cewek.

Dia ngangguk pelan sambil meringis nahan sakit. Gue semakin pelan-pelan ngolesin obat merah ke tangannya dan segera ngebalut luka itu.

"Makasih Kim" Hanna mentap gue dan tersenyum simpul sambil megang pergelan tangannya sendiri.

"Lo tau? Lo seharusnya lebih hati-hati" gue sok menasehati, dan Hanna cuman mertahanin senyumnya, gue jadi makin bingung, emang suaranya seberharga apa sih? Hemat banget kalo ngomong.

"Kita ke kelas yuk, udah masuk kayaknya" ajak Hanna dan gue cuma mengangguk lalu ngikutin beberapa jangakuan langkahnya yang kecil-kecil.

~
"Excuse me" Hanna ngetuk pintu kelas yang udah dimulai beberapa menit yang lalu. Sontak seisi kelas menatap gue dan Hanna yang mepangkah masuk.

"What happened with your hand?" tanya Bashori.

"Aah~ its okay sir" Hanna menengok tangannya sendiri yang dari tadi dipegangin, membuat Bashori mengangguk paham.

"Okay, take your sit" kata Bashori mempersilahkan.

Apa setiap luka bisa disembuhkan? Kurasa iya namun dengan waktu - Hanna

🎡🎡🎡

Ben mengendarai mobilnya santai sambil membawa Hanna di dalamnya, Ia agak khawatir dengan keadaan tangan Hanna yang kini dibalut perban putih.

Mereka sampai di pintu masuk perumahan, 200 meter lagi rumah Hanna akan terlihat. Dan akhirnya mereka sampai didepan rumah, ini bukan pertama kalinya Ben mengunjungi rumah ini, sudah puluhan kali bahkan tak terhitung.

"Makasih ya tumpangannya" Hanna melepas seat beltnya dengan tangan kirinya. Ben tersenyum simpul menatap Hanna.

"Nih" Ben mengulurkan tangannya menyodorkan kotak obat berwarna putih.

"Gausah Ben, gapapa" Hanna tersenyum simpul.

"Udah ambil, kali aja lo butuh" Ben semakin menjauhkan tangannya.

"Makasih" Hanna akhirnya meraih kotak itu. "Makasih tumpangannya"

Benjamin tersenyum simpul lalu kembali menginjak pedal gas mobil dan akhirnya menghilang di belokan.

Hanna masih memegangi erat kotak obat yang diberikan Benjamin, menatap benda itu dan akhirnya mengedikkan bahu kecilnya ringan.

🎡🎡🎡

Ting~

Tiba-tiba ponselnya bergetar membuat Hanna menjeda film yabg sedang ia putar, segera meraih ponsel dan melihat pop up dari aplikasi Line nya.

Line
18:24

Woo
Han
lg ngapain

Hanna
pengen tau aja

Woo
Mulai ngesok -.-

Gravity Of Love [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang