일곱 - I or she

87 24 2
                                    

Aku merasa kau akan datang, jadi aku tetap meunggu

[ Seventeen - 울고싶지 않아 ]

"gue suka sama lo"




















Kriiing~

Hanna terlonjak dari tempat tidur karena suara jam weker, detik selanjutnya ia membulatkan lebar bola matanya, mengerjapkannya beberapa kali untuk memastikan ia sudah benar-benar dalam keadaan sadar.

"Aah~" Hanna mendecak sebal mengacak-acak rambutnya yang sudah tak karuan lagi, bisa-bisanya ia bermimpi seperti itu, anehnya ia bisa mengingat dengan jelas saat laki-laki itu menggenggam tangannya erat.
Apa itu hanya sebuah mimpi? Apa mimpi itu bertanda sesuatu? Hanna berharap tidak, mungkin ia terlalu lelah belajar tadi malam hingga bermimpi yang tidak-tidak, pikirnya.

"WOOI KUNYUK, SEKOLAH NGGAAAK?!?" teriakan Ray membuat Hanna melompat dari tempat tidurnya dan bergegas masuk ke kamar mandi.

Dan benar saja, Ray sudah siap di meja makan sambil mengotak-atik notebook berwarna putih yang baru saja dibelinya dua bulan lalu, piringnya juga sudah tak berisi apapun kelihatannya ia sudah menyelesaikan sarapan pagi ini. Hanna masih menuruni tangga sambil meluruskan dasi yang belum terpasang sempurna, derit anak tangga yang diinjak Hanna terdengar oleh kakaknya.

"Cepetan makan, keburu dingin" suruh laki-laki itu tanpa mengalihkan pandangannya dari layar notebook nya.
Spontan Hanna cepat-cepat menyendokkan beberapa suap nasi ke mulutnya, mengunyahnya buru-buru lalu ia akhiri dengan meneguk segelas susunya.

"Ayo" Hanna masih berusaha mencerna makannnya.

"Ga diabisin makannya?"

"Gausah, ayoo" Hanna menarik lengan Ray tanpa kekuatan.

🎡🎡🎡

Ray menginjak pedal remnya tepat di depan sekolah itu, bergegas Hanna melepas seat beltnya dan meraih tasnya.

"Nanti aku pulang agak sore" ucap Hanna menahan langkahnya untuk segera kekuar dari mobil, untung saja tadi kakaknya mengemudi dengan cepat jadi ia tak perlu khawatir terlambat, ia masih punya beberapa menit sebelum bel masuk berbunyi.

"Kenapa ga bareng pacar lo lagi?" Ray menaikkan alisnya nakal, spontan adiknya meruncingkan alisn nampak sebal.

"T E M E N" Hanna menekankan setiap ucapannya, membuat Ray terkikik kecil, kedua matanya terlihat mengecil saat tertawa, lebih tepatnya sipit.
"Gausah ketawa" tambah Hanna bergegas keluar dari mobil kakaknya. Melangkah keluar dan memasuki area sekolahnya, nampaknya sekolah ini terlihat sama saja, tak ada perubahan sama sekali sejak hampir tiga tahun yang lalu saat Hanna masih berstatus sebagai siswa baru disini.

"Hanna~!" suara itu sedikit dikeraskan, namun terdengar merdu hampir tak ada serak yang mengalun, suara yang tak asing baginya, yang tak ingin ia dengar.
Langkah Hanna terhenti dan spontan berbalik badan.
Detik selanjutnya ia tahu bahwa kesalahan fatal yang dibuatnya adalah menghiraukan panggilan itu. Jessica Sanchez, untuk kesekian kali ia sudah berusaha menghindar dari pengelihatan gadis itu, namun beberapa juga gagal.

"Oh hei~ kenapa?" reaksi Hanna berusaha nampak santai sambil tersenyum simpul.

"Lo.. Ada waktu gak pas istirahat?"

Saliva terteguk keras melewati kerongkongannya, ia berpikir ini bukan awal untuk hari yang baik,

I wish the day not going to kill me slowly - Hanna

🎡🎡🎡

Kini Hanna duduk didepan Jessica, ia cukup bersyukur karena gadis didepannya tidak bersama squadnya, hanya mereka berdua, Hanna dan Jessica.

"Lo.. Ada hubungan apa sama Kim?" tanya Jessica. Untuk kesekian kalinya lidahnya kaku, ia memang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Kim, tapi pertanyaan Jessica seolah menjadi sebuah peringatan untuk Hanna untuk tidak dekat-dekat dengan Kim. Hanna menggigit bibir bawahnya, gugup.

"Eng-gak ada kok....gak ada"
membuat Jessica mengangguk paham, meski sikapnya tak meredakan kegugupan Hanna. Keringat dingin membasahi dahi dan pelipis Hanna, jika boleh ia ingin berlari dan menceburkan dirinya ke kolam yang dingin mengingat musim ini adalah musim hujan.

Jessica terlihat sangat santai sambil sesekali menyendok sup brokolinya. Riuh rendah seisi kantin bagai supporter di atas tribun, hanya saja sedikit lebih tenang, tidak lain membicarakan Hanna dan Jessica yang tak pernah sekalipun bercengkrama saat istirahat, kini duduk berdampingan.

Mungkin hari ini Hanna akan jadi trending topic di kelas bahkan di sekolah ini, untuk para cewek penggosip.

Sesaat canggung di wajah Jessica mulai terukir, entah kenapa sikapnya mendadak terlihat gugup.

"Lo.. suka.... sama Kim?" tanyanya lagi sambil menjeda beberapa kalimat, spontan Hanna mengalihkan pandangannya dari makanannya dan mulai membulatkan matanya sempurna, untuk memastikan bahwa ia tak salah dengar.

"Aku? suka?...gak mungkin lah" Hanna tertawa sendu, namun Jessica masih menganggap serius perkataannya.

"Kenapa gak mungkin? He's perfect enough to be a man. Yah seenggaknya dia ganteng, lumayan pinter, pengertian pula... Darimana lo bisa gak suka coba?" Jessica mulai berbicara panjang lebar.

"menurut aku...... dia gak sempurna sama sekali" Hanna berbohong, ia mengatakan sesuatu kebohongan, ia tak tahu kenapa tapi ia harus. Sebuah kebohongan dari Hanna membuat Jessica mengangguk paham.

"Ngomongin apa nih" Kim muncul dari balik rambut Hanna dan mendaratkan bokongnya di samping Hanna, membuatnya bertambah gugup dihadapan Jessica.

"A-ku ke toilet dulu" Hanna meninggalkan mereka berdua ditempat, ia langusng melangkah pergi dengan cepat. Kim mendadak heran, kenapa Hanna nampak menghindar darinya.

"Dia kenapa?" Kim bertanya pada Jessica.

"Ah~ entahlah... mungkin kebelet poop atau sejenisnya" Jessica terkekeh kecil.

"Bukan, maksud gue.... Ah lupakan" Kim tak jadi membicarakannya, membuat Jessica makin penasaran dengan hubungan mereka berdua, apa Hanna tadi berbohong tentang perasaannya? pikir Jessica.

Jessica masih tak berkutik dengan makanannya, berusaha mencerna perkataan Kim yang diurungkan. "Lo....ada hubungan apa sama Hanna?" tanya Jessica asal.

Kim masih tak menjawab pertanyaannya, alih-alih menjawab Kim mengedikkan kedua bahunya cepat lalu berlalu meninggalkan Jessica sendirian, sama seperti yang dilakukan Hanna sebelumnya.

Jessica mengumpat dalam hati sambil menggenggam erat sendok makannya, ia berjanji pada dirinya sendiri, Kim akan jadi miliknya seorang, hanya ia seorang.

You came along just like song and brighten my day - Kim



Vote and Comment~
Im sorry for late update (*>.<*)

Gravity Of Love [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang