Part 1. Hate

2.6K 51 17
                                    


Warning!! fanfic ini mengandung muatan dewasa, kata kata kasar, juga tindakan-tindakan yang tentunya anak kecil dan orang baik-baik dilarang untuk membaca/melihat/menelaah (wkwk). suflo gak nanggung dosanya lho ^0^.

Perbanyak amal dengan vote dan comment.

Typo sebagian dari proses keindahan fanfic.

**

Tak

tak

tak

.


.


Suara langkah kaki seseorang memecah keheningan malam. Sosok gadis yang penuh dengan bekas luka di wajahnya tampak terus menatap kedepan dengan tatapan kosong, sesekali terkik pilu. Meratapi hidupnya yang baginya sudah berakhir.

Goresan dibibirnya masih terasa perih, begitu pula dengan memar-memar kebiruan dipipinya, Senyum getir terbentuk disana. Luka-luka itu memang sakit, tapi tak pernah sesakit luka nyeri yang semakin menganga didalam.

"sial" pekiknya dengan bibir kecilnya. langit semakin menghitam dan gadis itu masih betah berjalan lama-lama didalam kegelapan malam.

Duk

Gadis yang bernama bae hana itu terjatuh, ambruk ketanah. Kakinya terasa lemas, tubuhnya bergetar hebat, tentu dia bukan gadis lemah yang mudah terjatuh hanya karna sebuah batu.

Tapi kali ini semua terasa berbeda.

Orang yang selama ini jadi cahaya dalam hidupnya, tiba-tiba pada satu malam menyisakan noda hitam yang tak pernah bisa hilang.

**

Krek

Pintu besar berwarna hitam terbuka, menampilkan wajah kusut gadis mungil bermarga bae yang sekarang tersenyum getir.

sementara, disana berdiri seorang wanita umur akhir 30 an menatapnya dengan kening yang berkerut.

"sesange, apa yang terjadi dengan wajahmu?"

"bukan apa-apa" ketusnya dingin, memilih melangkahkan kakinya untuk berjalan santai.

"apa kau membuat masalah lagi?" tanya ibunya dengan nada tinggi, hana mengindahkannya begitu saja, seperti tak terjadi apapun.

"aku ingin pindah sekolah besok, bisakah eoma mengurusnya?, bukankah itu mudah untukmu" wajahnya tetap datar, tak mempedulikan apa pun yang ibu kandungnya itu katakan. toh Ia memang tak pernah peduli dengan apa yang dikatakannya.

Wanita itu hanya menghela nafas panjang, ia tau hubungannya dengan putrinya memang tak baik, layaknya ibu dan anak. dia single mom, dan ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai tak mempedulikan anak semata wayangnya yang sudah terlanjur tumbuh seperti ini.

Sekarang nasi sudah menjadi bubur, tak mungkin baginya untuk melihat putri kecil lagi.

**

Hana POV

Kulangkahkan kakiku berjalan menuruni mobil hitam pribadiku dengan wajah datar. tak ada yang membuatku bahagia, sama sekali.

Kakiku terus melangkah gontai ke arah gerbang sekolah. kesan modern sangat melekat dengan sekolah ini, mungkin juga sedikit kesan eropa.

Selama aku berjalan, seluruh atensi beralih padaku. Bukan karna aku sombong, baiklah mungkin aku sombong. Tapi tak mungkin mereka akan mengacuhkan seorang bae hana yang sempurna, jadi jangan salahkan pemapilanku yang ngejreng dengan rambut ombre hijau pudar yang ujungnya biru.

BECAUSE I'M BAD GIRLWhere stories live. Discover now