Ingat typo sebagian dari proses keindahan cerita.
**
Hana pov
Aku terus melontarkan decakkanku entah yang keberapa kali. asal tau saja, aku sendiri tak tau bagaiman bisa aku berada disini dengan si brengsek Ha sungwoon, padahal beberapa waktu lalu aku masih berkencan dengan daniel.
Yeah, kenyataan memang menyakitkan.
"kenapa kau terlihat tertekan emm?" ucapnya santai, sesekali terkikih melihatku yang merengut.
"mulut sial" umpatku, dia tergelak sangat keras, kembali memegangi perutnya geli.
"nikmati saja sayang, kau masih ingat tentang perkataankukan?" dia tersenyum miring lalu mengangkat satu alisnya, sialan sekali dia.
"terserah" mau apa lagi, dia selalu bisa jadi yang paling berkuasa. Lihat saja caranya berjalan didepanku sekarang dengan sangat angkuh dan sombong, menaruh kedua tangannya di saku Ripped Jeansnya. sangat butuh usaha besar untuk menghadapinya.
Dia terus berjalan kedalam sebuah gedung tinggi nan besar yang tak ku ketahui gedung apa ini. satu-satunya alasan mengapa aku disini adalah keadaanku yang diseret kemari oleh si sial ini disaat-saat mengasikkan dimana aku duduk berdua didalam mobil daniel.
Aku yakin dia tak sengaja bertemu dengan kami, atau memang itu bukan sebuah kebetulan. Entahlah, yang kuyakini daniel tak mungkin menghubungi hasug, lagipula untuk apa.
Tapi tenang saja, tak ada adegan pukul-pukulan atau makian tadi. hasung hanya tersenyum pada daniel lalu mengatakan hal menyebalkan seperti 'aku ambil milikku dulu' lalu menyeretku kemobilnya, dan daniel? Dia hanya balas tersenyum manis sambil mengangguk, sangat iklas.
"tuan muda" seorang wanita berpakaian rapi menyapa hasung lalu membungkuk sopan.
"bagimana?" tuturnya masih setia berjalan santai, membuat wanita dan beberapa pelayan kelabakan mengikutinya.
"sudah tuan muda, seperti permintaan anda"
hasung hanya mengangguk dan terus berjalan ke arah lift, begitu pula denganku yang dari tadi hanya mengikutinya dari belakang. Tentu saja dengan gaya berjalan acuhku seperti biasa. Untunglah hari ini aku memakai sebuah kaca mata hitam, keren sekali diriku ini. lihat saja berapa banyak orang yang berbisik-bisik saat kami lewat, yah walaupun mungkin ini semua gara-gara tuan muda angkuh didepanku.
"jadi tuan muda, ini apa? Sebuah hotel? Resort? Klup malam? Rumahmu? Markas?" tanyaku bertubi-tubi sambil melirik sinis, sengaja menekankan kata 'tuan muda'. dia hanya mendengus remeh sebelum mengacuhkanku begitu saja.
.
.
.
Pintu lift terbuka, dan langsung disambut beberapa orang berpakaian jas rapi yang berjejer mendampingi kami. Kuakui aku dari kalangan orang berada, tapi perlakukan ini benar-benar berbeda, mungkin ini yang disebut high class.
Terdapat ruangan sangat luas, mungkin ini yang disebut penthouse. terlihat dinding kaca yang sangat lebar dan dibaliknya ada kolam renang pribadi yang sungguh mebuatku terperangah, belum lagi beberapa ruangan yang masih belum terlihat semua.
"kalian bisa pergi, aku akan panggil jika aku butuh sesuatu" dan dengan satu titahnya semua serentak membungkuk dan berlalu pergi. meninggalkan kami berdua, dia duduk santai di sofa putih empuknya, sementara aku masih clingak-clinguk melihat betapa mewahnya apa yang ada disekitarku sekarang.
YOU ARE READING
BECAUSE I'M BAD GIRL
FanfictionAku bukan gadis baik, aku tau itu. begitu pula dengan dirimu, kau juga bukan pria baik, bukankah itu bagus? kita bisa memainkan permainan ini lalu melihat siapa yang tertawa diakhir. Kita bisa saling menghancurkan dan menyakiti, tak masalah. kau sen...