Lama?, sorry banget ya... suflo habis sakit. Jadi kemarin tepar beberapa hari didalam kamar tanpa bisa melakukan apapun. Boro-boro nulis, pegang hp aja Cuma sejam dua jam dalam sehari, ngenes.
Jadi ini sengaja suflo panjangin dikit, mengejar waktu gituh.
Warning!!!
Mengandung muatan 18+, kata-kata vulgar dan menjerumuskan. Pastikan kalian sudah berumur segitu atau lebih untuk membaca adegan dibawah. Kalau belum, silahkan diskip atau bisa gak baca chapter ini. Semua terserah pada pembaca sekalian, mohon kebijakannya.
Jangan lupa vote dan comment, dukungan kalian sangat penting untuk suflo ^0^
**
"Hana? Kau kah itu?"
Gadis bercoat putih itu berabalik lalu tersenyum manis pada seorang gadis berambut ikal pendek yang baru saja membukakan pintu depan rumahnya.
"Ada yang ingin kutanyakan padamu, nana-ah" lirih hana, masih dengan senyumannya.
Park nana sempat terdiam beberapa detik, sebelum memutuskan untuk mempersilahkan hana masuk kedalam rumah kecilnya. Sedikit clingak-clinguk was-was memastikan tak ada siapapun yang mengawasi mereka.
"Duduklah, mau minum apa?"
"Teh hangat, tolong"
"Baiklah tunggu sebentar"
Nana berlalu kedalam dapurnya, meninggalkan hana yang menghela nafasnya panjang. Memilih menatap ponselnya yang memang sengaja ia matikan, sedikit mendengus kesal mengingat layar ponselnya yang retak akibat aksiden pembantingan anarkis yang ia lakukan beberapa saat yang lalu.
Saking larutnya ia dalam pikiran-pikiranya, hana sampai tak mengetahui etensitas nana yang sudah kembali membawa dua nampan berisi dua gelas teh kecil, dan juga kue kering.
"Jadi apa yang membawamu kemari?" tanya nana hati-hati, walaupun terkesan buru-buru. Sebab jujur saja, nana tak ingin lama-lama berhubungan dengan hana yang pastinya ada sangkut pautnya dengan Ha sungwoon.
Memikirkan pria itu saja sudah membuatnya merinding.
"Kau pasti sudah tau kenapa aku kemari" gumamnya, meminum tehnya satu teguk, lalu berganti mengunyah kue coklat manis didepannya.
"Baiklah, Kita langsung saja. Aku tau kau tak nyaman dengan kehadiranku disini" lanjut hana baru selesai mengunyah kuenya.
Nana sempat tersenyum tak enak hati, sebelum menelan ludahnya berat. Sempat kaget karna baru saja mendapati keadaan hana yang tak beres, terdapat bekas-bekas goresan luka terbuka dan juga lebam di wajahnya. Buruk sekali, seingatnya hana bukan tipe orang yang mau melukai tubuhnya entah apapun alasannya.
Lalu apa yang terjadi padannya hingga membuatnya sepeti itu?.
"Aku sempat kehilangan sedikit memori ingatanku--" hana menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya, cukup sulit untuk menyuarakannya, seakan-akan kata-kata tersebut mencekik krongkonganya dari dalam.
"---dan kurasa itu memoriku tentang Ha sungwoon" hana tersenyum pilu, menatap nana dengan wajah piasnya.
"Lalu apa yang bisa kubantu hana-ah?" nana mengucapkannya tulus, murni ingin hana menyelesaikan masalahnya secepat mungkin.
YOU ARE READING
BECAUSE I'M BAD GIRL
FanficAku bukan gadis baik, aku tau itu. begitu pula dengan dirimu, kau juga bukan pria baik, bukankah itu bagus? kita bisa memainkan permainan ini lalu melihat siapa yang tertawa diakhir. Kita bisa saling menghancurkan dan menyakiti, tak masalah. kau sen...