Part 28. A mask and a mirror

2.3K 21 8
                                    

Siapa yang masih nunggu ff gak jelas ini?.


Tanpa banyak omong, pokoknya selamat baca, dan sekali lagi maaf upnya lu..ama... banget.

Hanya ingat satu hal wahai saudara-suadara yang berbahagia, jangan lupa vote and comment untuk memberi dukungan suflo. Love you...

**







"Apa-apaan ini?" hana mendesis tajam, sebelum beberapa kali menghela nafas. Jaewan yang paling merasa bersalah, berulang kali menggaruk tengkuknya sambil tertawa kikuk.

"Dengar dulu hana, ini semua ada alasannya"

"Alasan? Alasan apa!" pekiknya kesal, mengerutkan wajah tak sukanya, lalu dengan kurang ajar meletakkan kedua kakinya diatas meja.

Benar-benar tak boleh ditiru, apalagi dalam keadaan rapat kelas seperti saat ini, yang minus wojin dan jihoon.

"Aku tidak mau, apa sudah jelas" setiap kata yang hana ucapkan penuh akan penekanan dan aura intimindasinya. Jaewan saja sampai merasa tertekan dengan itu.

"Tapi, hana-ah---"

"Kalian menjadikanku Geisha di cafe maidmu bodoh!, itu wanita penghibur!"

Amarah hana membumbum tinggi. Yeah, ia tau dia memang jelas gadis yang jauh dari kesan suci. Tapi demi tuhan, ia mahal, punya harga diri tinggi, dan tentunya bukan wanita penghibur yang dibayar murah tiap malamnya.




"Ini hanya peran hana, kukira kau tak begitu keberatan kalau ini hanya sebuah peran" ungkap jaewan, sedikit memohon.

Well, dia sudah membagi peran-peran ini susah payah, dan kalau salah satu pemain ada yang tak mau melakukanya, itu berarti akan banyak perubahan yang terjadi.




Hana hanya acuh, asyik memakan permen karetnya, tanpa mendengarkan permohonan jaewan dan juga beberapa teman sekelasnya yang menatapnya penuh harap.

Ckk, dia baru sekolah hari ini setelah dua hari tak masuk, dan sekarang dia harus dibuat jengah oleh peran menjijikan itu. Dude, tubuhnya saja masih belum sembuh total, dan ia hari ini terpaksa masuk karna ibunya sudah pulang.

Walaupun belum bertemu langsung dengan ibunya, tapi hana tak mau memperumit keadaan. Masalahnya sudah banyak, tak ingin menambah-nambah lagi.







"Hana, ini hanya satu hari. Tolong dengarkan jaewan"

Hana mendengus setelah seolbi angkat bicara, menatap seolbi sebentar sebelum terdiam berpikir.

Itu bakal mencoreng harga dirinya, tapi dia rasa tak masalah kalau Cuma satu hari.




"Baiklah, terserah"



.





.





.









"Jadi, kau suka peranmu?"

"Diam, brengsek"

Hana mendesis bahaya, menekuk wajahnya sambil melirik tajam wojin yang malah terus terkikik di sampingnya.

"Tentu, aku yakin kau paling hebat dalam peran ini" wojin meningkatkan olokkannya, merasa ini adalah kesempatan emasnya untuk membalas hana. Hahaha, ini akan jadi menyenangkan untuk wojin.




"Lucu sekali" hana tertawa dengan tawa paksaan yang terkesan meremehkan, melirik wojin dengan sadisnya.

"Kuharap kau jadi pencuci piring" sakas hana.


BECAUSE I'M BAD GIRLWhere stories live. Discover now