3

33 6 0
                                    

Akando pov

Kini aku berada di kantin sekolah. Aku sedang berkumpul dengan teman teman ku.Dariel,Kenn,Jose,dan Adry. kita sedang makan dan sesekali kita membicarakan tentang organisasi osis.

"rencananya kita mau bikin kegiatan apa lagi? " tanya Jose kepada ku.

"ya kita harus rapat sama anggota yang lain dulu. " jawab ku sambil memakan somay di piring.

"ya juga sih.eh btw Gretha kemana do? Katanya dia juga sekolah disini?" tanya Dariel kepada ku.

"gak tau gue. Tadi pagi gue sempat ribut kecil sama dia." jawab ku dengan nada lesu.
Pertanyaan Dariel mengingatkan ku tentang Gretha yang sedang marah kepada ku.

"kok bisa?" tanya kenn kepada ku.

"ya gitu. Awalnya gue cuma nyuruh dia buat berubah. Tapi dia nya malah marah. Badahal gue cuma mau yang terbaik buat dia." jawab ku sambil mengaduk es teh di gelas.

"lo mau nya dia berubah kayak gimana? " tanya Dariel lalu memasukkan somay ke mulutnya.

"gue mau dia stop pergi ke club malam. Gue juga mau dia berhenti minum vodka atau sejenisnya. Dan yang paling utama, gue mau dia berhenti ngehisap rokok." jawab ku dengan serius.

Dariel langsung tersedak karna mendengar ucapan ku. Tidak hanya Dariel, Kenn,dan Adry pun sama. Mereka seperti terkejut mendengar perkataan ku.

"lo semua pada kenapa? " tanya ku pada teman teman ku karna ekspresi mereka terlihat berubah.

"gila. Gue gak nyangka campur ga percaya. Cewek se cantik dan semanis Gretha sukanya sama hal yang begituan." ucap Kenn dengan ekspresi tidak percaya.

"gue gak bisa bayangin kalo Gretha ngerokok di depan gue. Gue yang cowok ajah ogah banget kenal sama barang kayak gitu." celetuk Dariel.

"gue yakin pasti apa yang di lakuin sama Gretha ada maksud dan tujuan." ucap Adry sambil mengelus dagu menggunakan jarinya.

"maksud lo apa Ndry? " tanya Kenn kepada Adry karna dia tidak mengerti maksud dari ucapan Adry.

"semua orang pasti punya alasan atas apa yang mereka perbuat. Gak mungkin Gretha tiba tiba minum vodka tanpa alasan. Dan gak mungkin juga dia ngerokok tanpa alasan. Kalo lo mau Gretha berubah, lo harus tau apa alasan di balik kelakuan Gretha." ucap Adry dengan nada serius.

Adry memang sedikit berbeda dengan kami.dia cenderung menggunakan pikiran jernih untuk menyelesaikan sebuah masalah. Terkadang dia juga sering memberi nasehat jika salah satu di antara kita ada masalah.

"bener juga sih.tapi kalo gue tanya sendiri sama dia,kemungkinan jawaban dia pasti absurd." ucap ku sambil meminun es teh milik ku.

"langkah awal yang harus kita ambil adalah cari orang buat ngulik tentang Gretha.minimal orang yang punya pikiran kritis." ucap Kenn dengan nada serius.

Aku, Kenn, dan Dariel spontan menoleh ke arah Adry. Sementara Adry hanya bingung karna melihat ekspresi teman temannya.

"kenapa lo pada liatin gue? " tanya Adry karna semua temannya melihat ke arahnya.
"yang paling pinter dan kritis di antara kita cuma lo.jadi..." ucap ku kepada Adry.

"jadi,lo mau gue ngulik permasalah Gretha? Kenapa harus gue yang lo jadiin umpan? " tanya Adry kepada ku dengan wajah bingung.

"tolong lah. Cuma lo yang bisa bantuin gue." pinta ku pada Adry dengan nada memohon.

"gue gak mau." jawab Adry dengan nada datar.

"plis. Kali ini aja.. Lo bantuin gue. Ini demi kebaikan Gretha. Lo juga pasti tau kan kalo rokok itu gak baik buat cewek. Bisa bisa Gretha gak akan punya keturunan kalo sampai dia terus ngehisap rokok." pinta ku kepada Adry dengan nada melas.

GrethaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang