20

17 3 0
                                    

Cuaca hari ini begitu terik. Gretha sengaja tidak pulang karena dia menunggu Akando di luar kelas. Dian sudah pulang sejak dua puluh menit yang lalu. Gretha juga sudah menghubungi Akando sejak tadi. Tapi Akando sama sekali tidak menganggkat telfon dari Grteha.

"ayo pulang!" ajak seseorang di depan Gretha.

Adry. Manusia batu yang kini tengah berbicara dengannya

"gak mau! Gue pulang sama abang gue aja! " jawab Gretha dengan nada ketus.

"Akando lagi sibuk. Lo pulang sama gue sekarang."

"gak mau!" kukuh Gretha sambil membuang muka.

"lo mau gue gendong kayak tadi pagi? " goda Arthur sambil mengangkat satu alisnya.

"lo kenapa gak pulang sendiri aja sih! Gue masih mau nunggu Akando! "

"Mau jalan sendiri atau gue gendong? " tanya Adry untuk kedua kalinya.

"gak mau! Sekali gak tetap gak! " tolak Gretha dengan nada agak tinggi.

Adry merasa geli melihat tingkah Gretha saat ini. Dia tampak lucu. Dia juga bertingkah layaknya anak kecil yang merajuk saat tidak dibelikan permen. Adry mengangkat satu sudut bibirnya. Terlintas fikiran jahil di otaknya.

"yakin gak mau pulang sama gue? " goda Adry sambil mendekatkan tubunya ke arah Gretha.

Adry mulai mendekat ke arah Gretha hingga tubun Gretha menempel ke tembok. Adry mulai membatasi gerak Gretha dan menempelkan satu tangannya ke tembok. Gretha tampak gugup hingga mengeluarkan keringat di pelipisnya.

"kenapa? Kok gugup gitu? " tanya Adry sambil mendekatkan wajahnya.

Gretha menggigit bibir bawah dan meremas tangannya kuat kuat. Otak Gretha tak bisa berfikir jernih sekarang. Adry begitu dekat dengannya. Aroma tubuh Adry tercium begitu kuat. Aroma Mint yang sangat segar dan menggoda.

"Minggir! " ucap Gretha sambil berusaha mendorong Adry dari hadapannya. Tapi naas. Adry malah semakin mendekatinya.

"gue gak akan minggir kalo lo gak mau pulang sama gua. " ucap Adry.

"gue gak mau! Gue gak mau pulang sama manusia batu kayak lo!"

Satu sudut bibir Adry mengagkat begitu mendengar ejekan Dari Gretha."Manusia batu"

"kayaknya koridor lagi sepi." ucap Adry sambil melihat daerah sekitar.

Gretha semakin takut dan gugup. Sifat Adry berubah lagi. Kini berubah makin parah. Adry tampak "agresif" layaknya singa jantan di hutan Amerika.

"jangan berbuat macam-macam atau lo gue laporin ke Akando dan semua keluarga gue! " ancam Gretha.

Adry hanya memasang wajah datar khasnya. Jelas dia tidak takut dengan ancaman Gretha. Adry hanya mengancam dengan hal yang agak sedikit berbeda. Dia tidak ingin memaksa Gretha dengan sikap yang keras karena Gretha akan marah dan uring uringan. Mungkin dengan cara begini Adry bisa memaksa Gretha sekaligus balas dendam karena Gretha selalu menjulukinya "manusia batu"

Adry melakukan semua ini semata-mata hanya perintah dari Akando. Akando sedang sibuk dan dia tidak mungkin mengantar Gretha pulang. Adry juga tidak mau kejadian tempo hari terulang. Dimana Gretha pulang bersama Arthur dan pergi ke club malam.

"masih mau pulang sendiri?" tanya Adry untuk kesekian kali.

Gretha tidak menjawab. Dia hanya diam dan terlihat gugup. Adry merasa telah berhasil membuat Gretha gugup dan salah tingkah.

Adry semakin menjadi dan ingin memberi Gretha banyak pelajaran.

Kini Adry mulai mendekatkan wajahnya ke arah Gretha. Nafas Gretha sudah bisa dirasakan Adry. Gretha juga tampak diam dan semakin rapat menutup mata. Tangannya juga mengepal begitu kuat.

"stop!" pekik Gretha sambil menutup mulut Adry menggunakan tangannya.

Adry mulai menjauh dari wajah Gretha dan memberi Gretha sedikit ruang untuk bernafas.

"dengan terpaksa, gue mau pulang bareng sama lo. " ucap Gretha pasrah. Dia tidak mau Adry berbuat hal aneh hanya karena Gretha tidak ingin pulang dengan Adry.

Mendengar ucapan Gretha, Adry mulai menjauh dan mundur beberapa langkah untuk menjauh dari Gretha.

"anak pintar." ucap Adry Kepada Gretha.

Gretha hanya diam dan berusaha menetralkan otak dan fikirannnya.

"ayo pulang sekarang!" ajak Adry sementara Gretha hanya menurut dan berjalan mengekori Adry.

GrethaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang