11

27 3 0
                                    

Akando pov

Kini aku berada di kantin sekolah. Aku melihat kanan dan kiri. Dari tadi aku menunggu Gretha. Aku khawatir akan keadaan Gretha saat ini. Dari tadi pagi dia tidak berbicara sedikit pun pada ku sejak kejadian kemarin malam. Aku tak tau kenapa dia bisa menangis sampai seperti itu. Aku yakin ada seseorang yang membuatnya terluka.

"lo nyari siapa sih?" tanya Kenn yang sambil meminum es jus miliknya.

"Gretha. Gue gak liat dia dari tadi." jawab ku sambil tetap mencari keberadaan Gretha.

"nah itu Gretha." ucap Dariel sambil menepuk pundak ku dan menunjuk ke depan. Ketika aku melihat ke arah tersebut ternyata benar. Gretha sedang bersama seorang perempuan. Perempuan itu sepertinya satu angkatan dengan ku. Sayangnya aku tak tau siapa namanya.

Sepertinya Gretha tidak menyadari keberadaan ku. Karna dia sibuk memainkan ponsel nya. Wajahnya tampak sembab.

"Gretha!!" Teriak ku ke arah Gretha sambil melambaikan tangan. Dia langsung menoleh ke arah ku dan berjalan menuju tempat ku.

Setelah sampai, dia duduk di depan ku. Lebih tepanya di samping Adry. Adry hanya menoleh sebentar ke arah Gretha yang tiba tiba duduk di sampingnya kemudian kembali memainkan ponsel miliknya. Sementara teman yang bersamanya tadi memilih duduk di sebelah ku. Aku hanya mengulas senyum ketika dia juga tersenyum kepada ku

Gretha duduk dengan kepala yang di sangga oleh ke 2 tangannya. Dia melihat ke arah ku seakan ia ingin mengatakan sesuatu. Air matanya sudah mengembang di matanya. Sekarang matanya tampak memerah.

"lo kenapa? " tanya ku pada Gretha sambil memegang tangannya. Dia hanya diam dan sedetik kemudian dia meneteskan air matanya.

"eh kenapa lo nagis lagi? " ucap ku ketika air matanya benar benar menetes.

Adry dan teman teman yang lain pun ikut melihat ke arah Gretha. Adry juga langsung menaruh ponselnya ketika dia melihat Gretha menangis.

"cengeng!" celetuk Adry sambil tersenyum sinis ke arah Gretha. Gretha langsung menoleh dan memberi tatapan sinis dan kemudian kembali menagis sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

"kenapa lo tha? Ada yang sakitin lo ya? " tanya Dariel sambil memainkan sendok di gelas jusnya.

"lo jangan nangis tha! Nanti manis lo hilang." rayu Kenn sambil menaikkan satu alisnya.

"katanya Gretha sakit. Tadi pas gue tanyain jawabnya dia sakit melebihi patah tulang, sakit jantung dan apalah gue lupa. " ucap teman Gretha dengan ekspresi serius.

Mendengar ucapan tersebut, aku, Kenn, Dariel langsung tertawa terbahak bahak. Ya kecuali Adry dan Grrtha. Adry hanya memasang wajah datar khasnya sementara Gretha masih menangis. Tapi kali ini Gretha membuka tangannya dan menyangga kepalanya dengan kedua telapak tangannya.

"bercanda lo gak lucu tau. Eh btw nama lo siapa?  Kayaknya lo satu angkatan sama gue" tanya ku kepadanya sambil mengulurkan tangan.

Bukannya menjawab uluran tangan ku, Dia malah diam dan melihat wajah ku dengan lekat. Dia melihat ku sambil sedikit tersenyum. Aku pun mencoba menyadarkannya dari lamunannya

"hey.. Lo kenapa? " tanya ku sambil menyadarkan Dia dari lamunannya.

"lo ganteng ya."

"hah? Maksud lo? " tanya ku keheranan. Dia baru saja memuji diri ku. Dan ekspresinya pun tampak datar.

"eh.. Itu-anu-itunya loh.. Iya jadi gini--emm apa ya--itu loh--gue itu anu-eh gakding. Gue cuma-"

"lo lucu ya." ucap ku sambil mengacak rambutnya secara kasar. Dia tampak gugup. Dan pipinya juga tampak merah.

GrethaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang