10

37 4 0
                                    

Grethania pov

Kini aku berada di kelas. Fikiran ku sedang kacau saat ini. Aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran ku saat ini.

"tha..lo kenapa sih?" tanya Dian kepada ku dengan suara berbisik.

Aku pun menolehkan kepala ku arah Dian.
"gue gak papa" ucap ku sambil tersenyum tipis dan Dian kembali melanjutkan pelajarannya.

Flashback off.

Aku sengaja mengangkat telfon menjauh dari Akando. Aku tidak mau dia mendengar apa yang aku bicarakan. Aku mulai memencet tombol hijau dan menaruh ponsel tersebut di telinga ku. Aku mulai berbicara dengan orang di ujung telfon

"ada apa lo telfon gue lagi? "

"Grethania.. Ternyata lo bodoh juga ya. Gue bertrimakasih sama lo! "

"terimakasih buat apa? "

"lo udah bikin gue dan Keano jadi deket,pacaran,dan 2 bulan lagi gue sama dia tunangan."

"lo pasti bohong kan? Gue sama keano belum putus! Dia masih pacar gue. Dan kenapa bisa dia tunangan sama lo? "

"itu karna lo terlalu polos dan terlalu percaya sama gue dan Keano. Keano udah gak anggap lo sebagai pacar lagi. Dia sekarang jadi milik gue"

"gak bisa! Keano masih pacar gue. Dia belum bilang kalo kita putus"

"udahlah. Terima nasip aja."

"lo kok jahat banget sama gue Jof. Gue punya salah apa sama lo? "

"banyak! Kalo gue beberin satu persatu, lo bakal kaget."

"gak nyangka gue. Gue kira lo sahabat terbaik gue. Tapi ternyata lo udah ngehianatin gue!"

"sahabat? Gue bukan lagi sahabat lo ketika lo rebut Liam dari gue! "

"munafik lo! "

"makasih yang lebih munafik! Gini ya, gue cuma mau lo datang ke acara tunangan gue. Sekalian lo putusin Keano disana. "

"gue gak mau! "

"ya gue tau sih kalo lo pengecut. Bukannya lo ya yang milih ninggalin Keano. Jadi ini konsekuensi lo."

"gue gak ninggalin dia! Gue cuma mau nenangin diri gue. Dan gue sama dia belum putus!"

"terserah apa kata lo! Ternyata tidur sama keano enak juga yah. Dia lembut banget loh. Rasanya sampai saat ini masih membekas"

"lo ngomong apa sih?"

"lo ternyata emang bodoh ya. Gue sama Keano udah pernah...ya lo pasti tau lah. Dan parahnya pas gue sama Keano ngelkuin itu, bokap dan nyokap gue datang dan ya! Nyokap sama bokap nyuru Keano buat tanggung jawab. Akhirnya gue sama dia tunangan. Dan nanti setelah 2 tahun kita lulus, kita bakal nikah. Seru kan? "

"bangs*t!! Dasar bicth! "

"kenapa? Lo iri? Ketawa dulu ah. Hahaha.."

"bicht! kampungan lo! Anj*ng dasar!! Gue nyesel pernah anggap lo sebagai sahabat gue! "

"tunggu undangan dari gue sama Keano ya! Dan jangan lupa 2 bula lagi lo datang ke acara tunangan gue!"

Aku langsung menutup telfon tersebut. Aku masih tidak menyangka semua ini bisa terjadi. 2 orang yang aku sayang tega berbuat seperti itu.

Hati ku rasanya sakit. 4 tahun sudah aku menjalin kisah bersama Keano. Tapi ternyata dia malah berhianat. Parahnya dia melakukan semua dengan sahabat ku sendiri.

Air mata ku sudah tidak bisa menetes. Rasa sakit ini terlalu dalam dan menusuk. bibir ku terasa berat untuk berbicara. Semua tampak gelap sekarang. Hati ku, perasaan ku, dan fikiran ku serasa mati. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan saat ini.

Falshback off

Aku masih belum bisa menghilangkan pikiran ku tentang Keano dan Jofina. Mereka adalah 2 orang yang paling aku sayang selain Liam.

Jofina adalah sahabat ku di inggris. Dia adalah orang pertama yang aku kenal di sana. Sampai suatu saat aku mengenal Liam, Keano, dan teman teman yang lain.aku sudah menganggap Jofina sebagai saudara ku.  Tapi kenyataannya dia malah berhianat. Rasa sakit yang dia berikan sangat dalam. Rasa sakit ini adalah rasa sakit yang terdalam. Entah aku bisa menghapusnya atau tidak.

"Gretha! Apa yang sedang kamu lamunkan? " suara Bu Desi(guru mengajar ku sekarang)  membuyarkan lamunan ku. Aku pun langsung membenarkan posisi duduk ku

"tidak ada bu." jawab ku sambil kembali memegang bulpoin dan buku.

"kamu sakit? " tanyanya sambil melipat kedua tangannya.

"tidak bu. Saya baik baik saja. Hanya ada luka sedikit" aku mengucapkan kata terakhir dengan lirih. Tapi Dian pasti mendengarnya. Karna dia berada di sampingku.

"coba kembali konsentrasi pada pelajaran. Bulan depan akan ada ulangan akhir semester. Dan kamu harus lebih giat dari yang lain karna kamu ketinggalan beberapa bab." jelas bu Desi panjang lebar.

Aku hanya menganggukkan kepala ku dan bu Desi melanjutkan pelajarannya.

"apanya yang sakit Tha? " tanya Dian dengan ekspresi bingung.

"gak ada. Luka gue gak bisa di lihat dengan mata telanjang." jawab ku sambil menulis beberapa catatan yang belum sempat di catat.

"lo sakit di bagian dalam? Lo patah tulang?  Sakit ginjal? Atau jangan jangan lo sakit jantung?" tanya sambil membulatkan mata.

Aku hanya tersenyum kecut pada Dian. "rasa sakit gue lebih dari penyakit yang lo sebutin tadi."

"ya tuhan. Lo yang sabar ya tha. Gue yakin lo pasti sembuh." ucapnya seolah menenangkan ku.

Aku hanya tersenyum penuh arti. Dian ternyata tak sepintar yang ku kira. Ah maksudku dia tidak pandai dalam mengartikan sebuah ucapan. Aku kembali melanjutkan menulis dan mencoba berkonsentrasi kembali.

Setelah 4 jam melalui pelajaran, akhirnya jam istirahat berbunyi. Bu Desi memberi salam dan pergi dari kelas. Sementara teman teman yang lain berhamburan keluar kelas.

Aku menyenderkan punggung ku di senderan kursi. Aku merasa lelah. Fikiran, hati, fisik, semua tampak buruk.

"ikut gue yuk! Ke kantin." ajak Dian setelah membereskan beberapa buku.

"ayo." ucap ku kemudian membereskan beberapa buku ke dalam tas. Setelah semua selesai aku berdiri dan pergi ke kantin.

GrethaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang