15

24 4 0
                                    

"tha. Ini dari Akando." ucap Gretha setelah dia sampai di kelas. Dian memberikan sebuah kado kecil bergambar Minions berwarna kuning.

"apa ini?" tanya Gretha sambil membolak balik kado yang di pegangnya.

"entah. Katanya lo di suruh buka."

"Akando tadi sendirian ke sini? "

"gak. Dia tadi sama Jose,Dariel,Ken."

Gretha langsung membuka kado tersebut dan ternyata Akando memberikan sebuah lolipop, permen kaki, dan didalam Kado tersebut juga terdapat surat. Surat tersebut berwarna biru dan bergambar kartun Minions.

"masih marah sama gue?  Nanti pulang sekolah gue tunggu lo di parkiran sekolah. Maaf karena mungkin sikap gue buat lo kecewa. Jangan ngambek terus! Nanti gue kena omel sama mama!"

Gretha tersenyum membaca surat Akando. Dia jadi teringat masa kecil dimana Akando selalu memberi permen kaki kepada Gretha ketika Gretha menangis dan bersedih.

"ternyata lo masih ingat semua tentang gue"  ucapnya dalam hati seraya tersenyum penuh arti.

"Gretha, tadi Akando senyum sama gue. Dia juga ngelus rambut gue" ucap Dian sambil tersenyum senang.

"tumben." balas Gretha sambil tersenyum tipis.

"tumben? Jadi Akando jarang ngelakuin hal seperti itu sama cewek? " tanyanya dan kini Dian lebih antusias dari sebelumnya.

"kalau itu gue gak tau. Soalnya gue jarang ketemu dia."

Dian hanya ber oh riya mendengar pernyataan dari Gretha. Gretha tau betul bahwa Dian menyukai kakaknya. Tapi Gretha agak takut untuk melepaskan Dian untuk Akando. Sebab sifat mudah bosan Akando yang sangat sering muncul secara tiba tiba. Disisi lain, Gretha setuju jika Dian menjadi pacar Akando nantinya. Dian baik. Dian juga pintar. Tidak seperti dirinya yang hanya bisa pergi ke club malam dan menghabiskan uang hanya untuk membeli barang yang justru akan merusak tubuh dan masa depannya.

Gretha tersenyum kecut mengenang masa suramnya dulu. Kini tak ada niatan lagi untuk kembali ke masa lalu. Gretha menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan akan dia jadikan sebagai kompas untuk melanjutkan kehidupan.

****

Akando dan Adry sedang menunggu Gretha di parkiran. Bel pulang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Tapi hingga kini Gretha sama sekali belum menampakkan batang hidungnya. Adry merasa bosan dan terus menggerutu karena Gretha tak kunjung datang.

"do! Kaki Gretha masih bisa di buat jalan kan? " tanya Adry

"iyalah."

"lima belas menit gue berdiri di sini. Lima belas menit juga gue harus panas-panasan nunggu dia! "

"sabar aja kali. Mungkin dia masih ke toilet. Bawel amat lo dry! Kayak perawan gak laku! "

"sayangnya gue cowok. Jadi gue gak perawan! "

"bacot! "

"gue masuk dulu. Berdiri aja di situ sampai raja Firaun hidup dan menyerang negara api! " ucapnya lalu membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

Akando sama sekali tidak menggubris tingkah dan omelan dari Adry. Akando hanya bisa memandangi daerah sekitar dengan seksama. Menanti Gretha yang tak kunjung datang. Sesekali Akando juga menghubungi Gretha tapi sayangnya Gretha tidak menjawab.

"Akando!! " teriak seseorang dari arah belakang. Akando pun menoleh dan benar saja. Gretha datang dari arah belakang.

"udah nunggu lama ya? " tanya Gretha ketika dia sudah sampai di depan Akando.

GrethaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang