22

23 5 2
                                    

Akando sedang bermain PS di kamarnya. Dia hanya di temani pak Agus, supir pribadi mamanya. Beginilah keseharian Akando selama Gretha tidak ada dirumahnya. Dia hanya bermain PS bersama orang rumah. Seperti supir, tukang kebun, dan pembantu yang lain.

"pak, gue jangan di tinggal napa! " grutu Akando kepada pak Agus.

"ya maaf den.. Saya kan gak pernah main ginian."

"masa kecil bapak gimana sih? Main PS Aja gak bisa!"

"dulu gak ada PS den. Adanya kelereng sama gerobak sodor. Itupun saya jarang main karena gak di boleh in maen sama emak saya." jelasnya panjang lebar.

Akando menghembuskan nafasnya kasar. Rupanya dia tidak tepat memilih teman bermain. Ini bukan salah Akando. Ini juga salah mama dan papanya. Kenapa dia tidak memiliki adik atau kakak. Minimal dengan itu dia tidak main PS dengan supir dan pembantunya yang lain.

"yaudah bapak bilangin ke bi Siti suruh buatin saya jus apukat. Saya tunggu di sini ya! " ucapnya pada pak Agus.

Pak agus langsung pergi dan mulai keluar dari kamar Akando. Akando mulai merebahkan tubuhnya di kasur. Memandang langit langit kamar dengan penuh rasa malas.

Dia merasa ponsel miliknya bergetar. Setelah di buka ternyata ada notif dari Rara.

From: Diandrara
"hai akando:')

Akando tersenyum penuh arti. Wanita ini akhir-akhir ini telah mengisi sebagian dari waktunya.

To: Diandrara
"hai"

From: Diandrara
"lagi sibuk ya? "

To: Diandrara
"gak."

From: Diandrara
"lo udah makan belum? "

To: Diandrara
"udah"

From: Diandarara
"Gretha ada di rumah gak sekarang? Btw, katanya tim basket mau ada turnamen di bandung ya? "

To: Diandrara
" gak ada. Iya"

From: Diandrara
"lah Gretha kemana? "

To: Diandrara
"main."

From Diandrara
"gue boleh kan dukung lo pas lo tanding? Kan gue juga mau liat lo giring-giring bola:)"

To: Diandrara
"boleh."

From: Diandrara
"eh gue sebenarnya mau curhat. Boleh kan? "

To: Diandrara
"iya"

From: Diandrara
"tadi gue tuh pas pulang di jemput sama papa. Lah pas pulang gue ketemu sama anak kecil. Anaknya lucu banget. Tapi sayangnya dia ngamen. Kasihan banget kan! Di satu sisi gue jadi minder karena dia mau cari uang sendiri ya meskipun gue tau itu karena terpaksa. Gue dihadapan dia kayak gak ada apa apanya gitu. Gue cuma bisa minta uang sama orang tua. Sementara dia udah bisa dapat uang sendri. Ya meskipun caranya salah. Kasihan banget gak sih?? "

To: Diandrara
"iya."

From: Diandrara
"balasnya singat singkat amat:("

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GrethaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang