11. A Crying Baby

3.4K 981 240
                                    

(!!!) Aturan Kesebelas: BERSIKAP RAMAH TERHADAP PENGUNJUNG.


❝ bagaimana jika sang pengunjung malah bersikap menjengkelkan, bu? ❞

❝ maka kau harus cari cara untuk menghilangkan sikapnya itu. ❞











。☆✼★━━━━★✼☆。

ʙᴏᴏᴋ ᴇʟᴇᴠᴇɴ
ᴀ ᴄʀʏɪɴɢ ʙᴀʙʏ : ᴅᴀɴɪᴇʟ's sɪᴅᴇ

。☆✼★━━━━★✼☆。







Sudah jam 11 malam lewat 30 menit, itu artinya setengah jam lagi restoran akan ditutup.



Irene dan Anna sudah bergerak untuk merapikan meja dan kursi serta mengelap beberapa meja kotor.


Taehyung yang menjabat sebagai owner restoran yang baik ikut turun tangan seperti biasa, kali ini ia kedapatan untuk mencuci piring kotor.



Sementara Daniel sedang duduk dengan serius di sebuah kursi kosong didalam restoran. Ia sedang berusaha menggambar di punggung tangan kanannya secara kidal, sebuah senyuman persis seperti tato di tangan kirinya.


Alasannya menggambar ini adalah karena tangan kirinya sedang diperban akibat perbuatannya kemarin, yaitu menusuk dan merebus tangan kirinya sendiri tanpa sadar.

Jika tangan kiri Daniel sedang tidak bisa digunakan, itu artinya ia harus mogok bicara akibat luka robekan dipipinya yang tidak ia jahit. Dan jika ia mogok bicara, ia tidak akan bisa melayani pelanggan seperti biasa, dan jika ia tidak bisa melayani pelanggan, maka Taehyung lah yang harus turun tangan.


Taehyung tentu tidak mau terus-terusan menjadi pramusaji, oleh karena itu ide menggambari tangan kanannya adalah ide dari Taehyung.

"Niel, apa kau sudah selesai?" Tanya Anna yang mendadak duduk disebelah Daniel sambil menarik tangan kiri Daniel untuk melihat keadaan luka Daniel.

Lagipula ia tidak habis pikir mengapa Daniel sebodoh itu merebus tangannya lalu menusuknya berkali-kali.

"Hm." Jawab Daniel dengan deheman sambil menunjukkan hasil karyanya pada Anna membuat Anna mendecak malas, "Tsk. Tidak perlu sok mogok bicara, kami semua sudah tau ini." Jelas Anna sambil menekan luka robekan yang ada disisi pipi Daniel.


"Kukira kalian akan takut." Akhirnya Daniel memberanikan diri untuk membuka mulut setelah seharian diam seribu bahasa.



"Kau semakin bodoh saja setelah insiden kemarin." Ejek Anna lalu mengedarkan pandangannya mendapati seseorang yang sedang menggendong bayi masuk kedalam toilet, "Berhenti membuka mulutmu. Masih ada satu pelanggan yang belum pulang."


Daniel yang penasaran pun mengikuti kemana mata Anna mengarah.

"Suruh dia bergegas, sebentar lagi restoran akan tutup." Ucap Anna final lalu beranjak dan pergi dari situ.


Mengerti kode dari Anna, Daniel langsung berdiri dan berjalan kearah toilet.

Semakin mendekati toilet, ia mendecak kesal ketika suara tangisan balita semakin menusuk indera pendengarannya.


"Ah sial, aku benci ini." Gerutu Daniel pelan lalu masuk kedalam toilet.



Ia mendapati seorang bayi duduk diatas wastafel sambil menangis memeluk boneka usangnya, sementara ibunya sedang sibuk membereskan popok bekas.


Ketika berbalik, ibu itu menghela nafas lega melihat Daniel, "Ah ternyata kau. Tolong jaga anakku sebentar, aku mau buang ini disampah luar."

Setelah wanita itu keluar dari toilet, gantian Daniel yang menghela nafas kasar. Kenapa wanita itu tidak titipkan sampahnya di Daniel saja? Kan Daniel pegawai disini? Mengapa ia repot-repot membuangnya sendiri?


"Huaa"

Daniel mendecak lagi mendengar tangis bayi itu yang tak kunjung mereda, akhirnya dengan paksaan ia menatap bayi perempuan itu dengan kesal.


Dengan terpaksa ia harus menghibur bayi itu agar sedikit tenang, bukan?


"Hello, satan." Sapa Daniel sambil menunjukkan punggung tangan kanannya pada anak itu, namun sayang anak itu menangis semakin menjadi-jadi.


"Sial. Sabar." Ucap Daniel dalam hati, ia sangat ingin merebus bocah ini namun ia mengurungkan niatnya akibat teringat insiden bodoh kemarin.


"Huaaa" Bayi itu menangis lebih berontak, tanpa sengaja menarik tangan kanan Daniel ketika Daniel sedang mendecak memikirkan cara lainㅡ



ㅡmembuat bocah itu tanpa sengaja juga melihat bekas robekan yang ada diwajah Daniel.



Daniel terdiam bersiap menahan emosi ketika bayi ini menangis semakin kencang, sementara bayi ini malah diam mengamati luka pada mulut hingga pipi Daniel dengan wajah penasaran.


"Tunggu, kau tidak menangis?" Tanya Daniel heran sambil mengarahkan tangan mungil bayi itu pada bekas luka Daniel.



"Kkk~"


Daniel terbelalak shock, apakah yang ia dengar barusan adalah suara kekehan bukan tangisan?

Ya, gadis kecil itu tersenyum padanya seolah ia adalah orang yang paling baik dan paling lucu yang pernah ia temui.


"Kauㅡ tidak takut jika aku melakukan ini?" Setelah mengatakan itu Daniel membuka mulutnya untuk menunjukkan seberapa lebarnya luka robekan itu.



Namun si bayi malah tertawa bahagia sambil menepuk tangannya antusiasㅡ




ㅡmembuat es yang menyelimuti hati Daniel sedikit menghangat.




Tanpa sadar Daniel tersenyum tulus,







"Terimakasih karena tidak memandangku sebagai monster yang mengerikan."









。☆✼★━━━━next?━━━━★✼☆。






Hello, maaf kemaren ga apdet bcs sibuk heuheu vomentnya yaa💜

Btw ready for Taehyung's past?

Suicide Restaurant [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang