CHAPTER 4: Dia

577 19 2
                                    

#CERITA INI HANYA KARANGAN SI PENULIS#

🌹
Pukul 4 pagi para Santri dan Santriwati sudah bersiap-siap menunggu Adzan Shubuh.

Maya dan ketiga sahabatnya kini tengah berjalan menuju Masjid megah berlantaikan dua itu.. Lantai atas untuk para Santriwati Sholat dan lantai bawah untuk para Santri..

Tak lama kemudian suara Adzan terdengar begitu indah dan syahdu, banyak para Santri berbondong-bondong menuju Masjid, sebelum Adzan dikumandangkan pun Masjid sudah lumayan penuh terisi..

Masjid di Ponpes Darul Islami ini tidak pernah sepi dari para Santri maupun Santriwati. Larut malam pun masih terdengar suara Santri-santri yang sibuk dengan hafalannya. Semangat menghafalnya sungguh luar biasa, patut di contoh ini thor..

❇❇

Jam enam pagi ini May sudah rapih dengan pakaian serba hitamnya dan juga tas selempang Muslimahnya..

"Heh May, mau kemana..?" tanya kiky yang melihat May hendak keluar dari kamar asrama milik mereka berempat

"Mau ke pasar Bangil, nganterin Umi A'isyah" jawab May

"Mau nitip apa..?" sambung nya

"Nitip cogan (cowok ganteng), tolong bawain kesini yaa" jawab kiky semangat

"Kalau aku samain kayak kiky aja ya May, satu aja nggak usah banyak banyak" pinta Bella sambil nyengir

"Kalau aku sih nitip duren aja" pinta Melin ikut-ikutan

"Duren..?" kata Kiky, May dan Bella bersamaan..

"Maksudnya Duda Keren" jawab Melin sambil nyengir

"Kamu abis kejedot tembok..?"

"Mel situ waras.??"

"Otak mu miring tuh, nggak mau dibenerin"

❇❇

Suasana pasar begitu ramai, yaa seperti biasanya sih maklum lah pagi-pagi gini.. May kini tengah menenteng kantong belanjaan yang berisikan bahan bahan dapur.. Umi A'isyah sekalinya ke pasar pasti ngeborong semuanya, jadi harus siapin banyak tenaga untuk membawa belanjaan.

Berbelanja di pasar ini cukup menguras energi, kini May dan Umi A'isyah tengah beristirahat sambil memakan bubur kacang ijo yang berada di pinggir jalan..

"May telpon Al sana, suruh kesini jemput kita" perintah Umi A'isyah

"Siap Mi"

May segera mengambil telepon dari tas selempang nya ia mengetik touch screen nya dengan nama "Bebek jelek" yang merupakan No Kak Amiin.. Ia sudah mengganti Nama Kontak Kak Amiin yang tadinya "Kakak" menjadi "Bebek Jelek" karena kesal dia sama Ustadz Al yang meledeknya dengan sebutan Ayam..

May meletakan Handphone ke telinganya sambil menunggu teleponnya tersambung. Saat mendongak ia terperanjat kaget ketika melihat dia..

Orang yang selama ini ia tunggu-tunggu, orang yang selama ini ia semogakan, berharap suatu hari nanti Allah akan mempertemukannya lagi.. Dan sekarang dia tepat berada di hadapan Maya

"Akhi" gumamnya pelan sambil tersenyum

Ya, sosok itu adalah Abdullah Hadlir orang yang telah menabraknya beberapa bulan yang lalu

Tuttt tutt

"Assalamualaikum.. Kenapa Dik..?" kata Kak Amiin dari sebrang sana

"Dik, ada apa..?" tanya nya lagi ketika tidak ada respon dari May. Maya hanya terdiam sambil tersenyum memperhatikan Akhi Abdullah yang tengah membeli bubur kacang ijo..

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang