#CERITA INI HANYA KARANGAN SI PENULIS#
🌹
21:00 WIBJam sudah menunjukan pukul 9 malam, dan para Santri/Santriwati pun sudah terbebas dari kegiatannya masing-masing. Ada yang langsung tertidur karena kelelahan belajar seharian, ada juga yang masih mengobrol. Seperti Makhluk-Makhluk yang satu ini nih.
Di bawah pohon besar
"May, kamu kenapa sih? Kamu kok aneh hari ini!" Tanya Bella yang merupakan Sahabat Maya.
Bukannya menjawab, Maya malah senyum-senyum sendiri. Maklum otaknya masih dipenuhi oleh bayang-bayang cogan yang pernah menabraknya pagi tadi.
"May, jangan bikin aku takut dong, kita lagi di bawah pohon ini." kata Melin yang mulai ketakutan melihat Maya yang masih saja tersenyum.
"Wah jangan-jangan nie anak kesambet lagi," ucap kiky yang mulai ikut-ikutan.
Melihat tidak ada respon dari Maya, muncul sebuah ide gila dari pikiran kiky.
Dengan senyuman jahil kiky pun berkata "kayaknya perlu di ruqiyah ni bocah."
"Siap?" sambung kiky sambil melirik kedua temannya (Melin dan Bella).
"Okey, aku yang hitung yaa," kata Bella yang pikirannya mulai sejalan dengan si Kikil.
"Satu... Dua..." hitungnya dengan suara pelan.
"Tigaaa..."
Seketika Kiky, Melin dan Bella mulai menjalankan aksinya. Bella memegang tangan kiri Maya, Melin memegang tangan kanan Maya, sedangkan Kiky berada di hadapan Maya dengan tangan kanannya memegang kepala Maya dan mulutnya pun komat-kamit membaca mantra.
Seketika, Maya pun berteriak-teriak dan memberontak, tapi usahanya sia-sia saja karena kedua tangannya dipegangi oleh teman-temannya.
"Aaaakkkhhhhh, apaan sih?? Lepasin woooyyyy!!" teriak Maya sambil terus menggoncangkan badannya berharap ia bisa terlepas dari teman-teman kamvret nya ini.
"Lepaaaaasssss!"
"Aaaakkkhhhhhhh." teriak Maya semakin kencang.
Dengan reaksi Maya seperti itu, yaitu berteriak dan memberontak dan dengan ekspresi Kikil yang tampak serius dengan manteranya membuat seolah-olah Maya memang sedang kemasukan Jin. Sedangkan Melin dan Bella hanya tertawa lepas melihatnya.
Setelah selesai membaca mantra-mantraannya, kiky pun mengangkat tangannya dari kepala Maya, seakan-akan ia telah berhasil membuang jin di tubuh gadis tak berdosa itu.
"Selesai," ucap kiky seraya menepuk-nepukkan tangannya ke atas dan ke bawah beberapa kali.
Melin dan Bella pun melepas cekalannya dari lengan Maya dan terus tertawa sambil memegangi perutnya.
"Kalian apa-apa an sih! Nyebelin tau nggak!" sembur Maya dengan jengkel sambil membetulkan hijabnya yang miring karena ulah Kiky tadi.
Melihat muka Maya yang tengah kesal setengah mati dengan mengerucutkan bibirnya, membuat mereka bertiga semakin tertawa terpingkal pingkal.
"Heh kalian! sedang apa disitu?" ucap seseorang dengan suara killernya.
Glek
Seketika mereka bertiga yang tadinya tertawa lepas kini hanya bisa terdiam membeku ditempatnya.
Suara yang tidak asing itu mampu membuat jantung mereka bertiga berdebar. Suara yang ditakuti oleh Santriwati, karena suaranya lebih menyeramkan dari suara Mbak Kunti. Yap suara killer itu milik Kak Nuri, yang tak lain tak bukan adalah Ketua pengurus Asrama Putri. Beliau terkenal dengan KEGALAKANNYA, TATAPAN TAJAMNYA dan HUKUMANNYA. Tapi, di balik itu semua Kak Nuri ingin para Santriwati mempunyai sikap disiplin dan bertanggungjawab. Tak jarang juga Kak Nuri menampakan sikap lembut dan penyayangnya. Tapi kalau dia sudah marah, tamatlah riwayat kau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Cinta
Spiritual"Bahagiamu adalah Bahagiaku" ~*Maya Sahara*~ "Mari kita Berjuang bersama, aku sama sekali tidak masalah, jika kamu atau orang lain berjuang untuk mendapatkan Hatinya* ~*Dewi Setiana*~ "Aku ingin kalian tidak mengganggu ku" ...